53. DENDAM YANG BELUM TERSELESAIKAN

23.3K 1.8K 670
                                    

Setelah selesai dari acara milad SMA Pramudhita, sebagian anggota NAKOPRA berencana untuk kerumah sakit, menjenguk Bryan.

Kini, sekitar dua puluh anggota NAKOPRA sudah berada di rumah sakit Harapan Bunda. Mereka baru saja keluar dari ruangan Bryan, dan kini mereka pamit untuk pulang. Tidak dengan Raga, Jiwa, Aksa dan Ubay yang masih berada di ruangan Bryan.

"Jelek lu Yan muka lu udah kayak kerokan orang masuk angin. Merah-merah!" Celetuk Ubay seraya tertawa puas.

"Anak anjing dapat dari mana ni, Ga? Berisik terus dari tadi. Lo pulangin lagi aja ke habitatnya sana!" Suruh Bryan.

"Gak tau si Jiwa yang nemuin tadi." Jawab Raga asal.

"Enak aja lo! Gue dikatain anak anjing. Sa, Sa! Apaan Sa?" Ubay menyenggol siku Aksa yang ada disampingnya.

"Apanya?" Tanya Aksa dingin.

"Gue ini bukan anak anjing, tapi apa Sa?"

"Anak babi."

Plak.

"Lo sama Bryan sama aja, sama-sama iri sama ketampanan gue!" Kesal Ubay.

"Anak setan sih cocoknya." Sambar Raga.

"Diem lo, beraninya sama gue! Coba sama Jiwa sana, langsung kicep lo, Ga!" Ejek Ubay.

"Mana pake acara nangis segala." Sambung Aksa.

"Nangis? Maksudnya gimana?" Tanya Bryan yang tengah tertidur diatas kasur rumah sakit.

"Oh lo gak tau ya? Waktu kita war tuh si Jiwa tiba-tiba datang, gak tau darimana ni bumil tiba-tiba nongol udah kayak emak-emak ngeciduk anaknya aja." Ubay bercerita heboh.

"Terus-terus?" Bryan sangat antusias mendengarnya.

"Jangan di bahas lah." Raga menggaruk tengkuk lehernya berusaha terlihat santai, padahal malunya bukan main.

"Ya terus bumil ni marah-marah sampai Raga nangis. Gila gak tu? Raga loh ini! Ketua NAKOPRA yang kita kenal nakal, garang. Bisa langsung nangis kalau di depan Jiwa!" Ubay menunjuk-nunjuk Raga seraya tertawa lepas.

"Gak ada pembahasan lain apa?" Raga menatap Ubay kesal.

"Makanya jangan nangis lagi, malu kan jadinya." Bisik Jiwa pada Raga.

"Ya gak bisa, Ji. Pasti nangis aku kalau udah nyangkut kamu." Balas Raga juga berbisik.

"Tuh buah dimakan Yan, jangan diliatin doang. Biar lo cepat sembuh."

"Dih merinding gue." Bryan bergidik ngeri. "Jangan sok perhatian gitu lo sama gue, homo!"

"Anjir! Lo salah mengartikan kepedulian gue!"

"Sejak kapan lo peduli sama gue? Giliran gue sakit gini aja lo peduli. Pas gue sehat kemana aja lo?"

"Dih si anak anjing, berharap banget lo gue peduliin?"

"Gak juga sih, najis gua."

Jiwa yang melihat tingkah Ubay dan Bryan pun jadi tertawa.

"Ehh bumil ketawa!" Heboh Bryan.

"Bumil ketawa gara-gara gue lucu kali, apaan lo?" Sambar Ubay.

"Lucu kayak anak anjing." Sahut Raga.

"Bener-bener ya si Raga Jiwa ihh ini!"

Raga hanya memutar matanya malas.

"Gini terus ya kalian sampai tua nanti. Seneng liatnya." Ujar Jiwa.

"Pasti lah, kita berempat bakal terus sama-sama sampai tua! Sampai punya anak masing-masing. Ntar anaknya kita jodohin biar kayak cerita-cerita di wattpad."

JIWA DAN RAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang