49. YANG DISEMBUNYIKAN RAGA

26.1K 1.9K 468
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca 💖

Coment yang banyak disetiap paragraf yaa, biar mums semangat nulisnya 💖

👉🏻Absen dulu yuk, rasa kesukaan kamu apa? Mums suka rasa matcha.

[ 𝔧𝔦𝔴𝔞 𝔡𝔞𝔫 𝔯𝔞𝔤𝔞 ]

"Gila! Itu baristanya ganteng banget!"

"Kalau baristanya modelan itu, gue bakal sering-sering dah ke cafe ini."

"Ganteng banget anjir! Yakin itu baristanya? Bukan yang punya cafe?"

"Mau ig nya ah!"

"Seger banget mata gue liat barista yang itu! Bener-bener gak ngotak gantengnya."

"Pengen minta ig nya, temenin gue yuk!"

"Yuk! Yuk! Gue juga kepo ig nya apaan."

Tiga orang gadis yang merupakan pengunjung cafe itu pun langsung bergegas menghampiri barista yang barusan dibicarakan. Barista itu memang tampak mencolok dari rekan kerjanya yang lain. Bahkan, pengunjung cafe tidak lepas memandanginya. Auranya benar-benar beda dan mempesona.

"H-halo, kak." Sapa salah satu gadis itu yang memakai bando pink di kepalanya.

"Hm?" Barista itu menoleh.

"Anj! Ganteng banget!" Gadis itu kaget seraya memegangi dadanya.

"Tahan, tahan. Emang gantengnya gak ngotak ni barista. Tapi lo harus jaga image!" Bisik temannya.

"Diem dulu lo." Balasnya seraya menyisir rambut panjangnya yang berwarna kuning terang. Berusaha mencari perhatian sang barista.

Gadis itu menyodorkan ponselnya.

"K-kak, mintak ig nya dong!" Tuturnya dengan satu tarikan napas. Sesungguhnya gadis itu dari tadi menahan napasnya akibat gugup.

"Siapa lo?" Barista itu mengangkat sebelah alisnya. Menatap sinis.

"Cacha!" Gadis dengan bando pink itu menjulurkan tangannya. "Nama kakak siapa?" Tanyanya sedikit bersemangat dengan senyum manisnya.

"Raga."

"O-oh, hai kak Raga!" Gadis itu mengambil lagi tangannya dan melambai canggung karena Raga tidak membalas uluran tangannya.

"Ada perlu apa?" Tanya Raga dingin.

"Mau ig nya kak!" Seru gadis itu.

"Ig gue maksud lo?" Raga mengangkat kedua alisnya. Sedikit risi.

Gadis itu mengangguk dengan semangat 45. "Iya! Ig nya kak Raga!"

Raga mendengus pelan. Memijit alisnya dengan jarinya. Raga tidak terkejut lagi dengan tingkah gadis itu. Memang setiap malamnya Raga kerap ditodong seperti ini. Mulai dari menanyakan namanya, menanyakan nomor wa nya, menanyakan dimana Raga sekolah, apakah Raga sudah punya pacar atau belum bahkan ada yang sampai mengajak Raga untuk ikut duduk bersamanya di cafe itu. Berlebihan memang, tapi itulah yang dilakukan gadis-gadis pengunjung cafe setiap kali melihat Raga.

Apa lagi dengan pesona Raga yang bukan main. Wajahnya yang tampan serta auranya yang berkarisma mampu memikat siapa saja yang melihatnya. Raga tampak cuek dengan pengunjung cafe, itu juga menjadi alasan gadis-gadis terpikat padanya. Mereka penasaran dengan sosok Raga. Tapi, Raga tidak pernah meladeni gadis yang berusaha mencari perhatiannya. Sebab niat dan tujuan Raga hanya bekerja demi kebutuhan hidupnya. Raga bekerja demi Jiwa dan Baby. Walaupun Raga tidak menceritakan masalah pekerjaannya pada Jiwa.

JIWA DAN RAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang