Delapan puluh enam motor CBR melintas di jalanan malam Jakarta yang tampak sepi dan sunyi. Bunyi kenalpot motor CBR yang ditumpangi anak-anak muda lelaki itu terdengar menggema seisi jalanan Jakarta yang sunyi. Jalanan itu sepi karena mereka tidak melewati jalan utama. Mereka melewati jalan pintas yang tidak banyak orang tahu.
Delapan puluh enam anak muda lelaki itu menggunakan jaket denim warna hitam dengan lambang NAKOPRA yang terpampang jelas di punggung. Lambang dengan burung garuda menghadap kiri dan ada sebuah tulisan NAKOPRA dengan huruf kapital di kaki burung itu serta ada slogan kebanggaan NAKOPRA yang bertuliskan JANGAN NYENGGOL KALAU MASIH MAU HIDUP di bawahnya. Mereka bahkan terlihat tidak ada bedanya. Hanya motor CBR yang mereka kendarai yang membedakan, itu juga karena warna yang membedakan. Mulai dari motor CBR berwarna merah, hitam, oren dan biru.
Perjalanan mereka di pimpin oleh Raga yang menggunakan motor CBR berwarna hitam. Raga memegang bendera disebelah tangan kirinya. Bendera kebanggaan NAKOPRA. Lambang NAKOPRA. Bendera itu berkibar mengikuti arus angin karena Raga yang mengendarai motor CBR dengan laju kecepatan diatas rata-rata.
Raga mengendarai motor CBR nya seraya sesekali menghisap rokoknya dengan santai. Rokoknya ia selipkan di jari sebelah kanannya yang sedang memegang stang motor. Suara bising puluhan motor CBR itu terdengar nyaring dimana-mana. Bayangkan saja, delapan puluh enam motor CBR berjalan beriringan dengan laju kecepatan diatas rata-rata.
Beberapa jam sebelumnya, Raga sempat pulang kerumah orang tuanya untuk mengambil motor CBR hitam miliknya. Untung saja saat itu kedua orang tuanya tidak ada di rumah. Jadi Raga tidak akan ditanya-tanya. Mereka pergi ke luar kota. Keduanya memang cukup sibuk karena urusan usahanya.
Motor CBR hitam milik Raga berhenti di pinggir lapangan hijau yang tampak sepi. Diikuti oleh semua anggota NAKOPRA yang juga menepikan motornya dibelakang Raga. Kedua kaki Raga digunakan untuk menompang motor CBR nya. Raga lalu menancapkan bendera lambang NAKOPRA itu di tanah. Bendera itu berdiri dengan tegap tepat di sampingnya. Rokok yang setengah ia hisap itu dibuang begitu saja lalu kakinya menginjak rokok itu sampai padam.
"Sesuai strategi." Raga turun dari motor CBR nya. Lelaki dengan jaket denim hitam itu membalikkan badannya menghadap semua anggota NAKOPRA yang kini tengah duduk di motor CBR mereka masing-masing dan menatap sang ketua dengan intens.
"SIAP BOS!!" Jawab serentak anggota NAKOPRA.
"Sstt! Jangan berisik bodoh!" Raga menempelkan jari telunjuknya di bibir.
"M-maaf bos. Kelepasan." Cicit mereka takut-takut.
"Bego tu disimpan dulu, jangan dibawa waktu mau war bisa?" Raga menatap tajam pada semua anggota NAKOPRA.
"Lo sih!"
"Lah kok gue? Lo juga teriak tadi."
Anggota NAKOPRA jadi saling menyalahkan satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA DAN RAGA
Teen Fiction❝𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐮𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐤𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐭𝐮.❞ Raga Pramudhita, dikenal sebagai ketua komplotan NAKOPRA paling dihindari dan disegani. Nakal, kejam, susah diatur dan pergaulan bebas sudah melekat padanya...