Jiwa tengah berbaring di sofa depan tv sambil menyemil snack dan sebuah ponselnya ia pegang agar tetap terlihat jelas wajah Nadine dari dalam sana yang sedang video call dengannya.
"Kalau yang nomor lima ini apaan, Ji?" Tanya Nadine dari seberang sana.
"Coba gue liat dulu. Bukunya di kesiniin dong Na ah gak keliatan!"
"Iye iye yaampun lo sensi terus deh dari tadi perasaan, Ji. Efek hamil apa ya jadi suka marah-marah." Nadine menggeser ponselnya pada buku tulisnya.
"Gak tau nih, dari tadi kayak gak mood aja bawaannya." Ujar Jiwa seraya menyalin soal dari buku tulis Nadine.
"Fix deh lo hamil, Ji!"
"Iyakan emang lagi hamil, Na. Tujuh bulan lagi! Gimana sih?!" Sinis Jiwa.
"Sorry, hahaha! Maksud gue tuh, fix deh itu efek hamil. Ketinggalan satu kata doang elah bumil nih sensi banget."
"Diem dulu, Na." Suruh Jiwa karena ia tidak mau diganggu sedang mencari jawaban matematika pr punya Nadine.
"Oke, cari yang bener Ji. Gue gak mau dihukum terus sama buk Sonnah. Lo tau gak, Ji? Selama lo gak sekolah lagi gue selalu kena hukuman sama buk Sonnah. Gue merasa kehilangan gak ada lo, Ji. Lo itu sahabat gue satu-satunya yang kasih gue contekan. Lo itu-"
"Nadine, bisa diem dulu gak?" Geram Jiwa menutup matanya menahan emosi.
"Hm, oke." Nadine mengunci mulutnya rapat-rapat.
Setelah bergulat dua puluh detik mencari jawaban dari soal limit fungsi trigonometri akhirnya Jiwa mendapatkan jawabannya.
"Dua puluh koma lima, jawabannya." Ujarnya pada Nadine.
Tidak ada jawaban dari seberang sana.
"Na! Nadine! Lo tidur ya? Ih bener-bener lo ya!" Jiwa meneriaki ponselnya sampai Nadine yang ada di seberang sana terperanjat kaget.
"Hah apa? Kenapa, Ji?" Nadine celingak-celinguk.
"Udah dapet tuh jawabannya,"
"Berapa?"
"Dua puluh koma lima. Kok bisa sih lo tidur sebentar gitu? Gak pusing, Na?" Heran Jiwa lantaran kalau dirinya tidur begitu pasti sudah pusing.
Tampak Nadine menggeleng cepat dari layar ponsel Jiwa. "Enggak. Udah biasa juga. Lo tau sendiri kan gue hobi tidur. Dimana pun dan kapanpun pasti tidur."
Jiwa terkekeh. "Iya sih,"
"Thank you ya sayang nya aku udah ajarin-"
"Kasih contekan!" Koreksi Jiwa.
"Iya iya, makasih Jiwa Birdella istrinya Raga Pramudhita udah kasih contekan untuk gue yang buta matematika ini."
"Sama-sama," balas Jiwa. Gadis itu menutup buku tulisnya yang sebelumnya ia gunakan untuk mencari jawaban dari soal Nadine.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA DAN RAGA
Teen Fiction❝𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐮𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐤𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐭𝐮.❞ Raga Pramudhita, dikenal sebagai ketua komplotan NAKOPRA paling dihindari dan disegani. Nakal, kejam, susah diatur dan pergaulan bebas sudah melekat padanya...