39. JANJI

32.3K 2.7K 1.2K
                                    

⚠️❗Vote dulu yuk sebelum baca.
Jangan cuma baca doang tapi gak vote dan coment ya. Gak ada manfaat juga di kamu. Setidaknya kamu menghargai tulisan seseorang dgn vote dan coment. Kamu suka sama cerita ini? Ya vote dan coment sebagai bentuk apresiasi.

Follow instagram :
@cutajafbryntari
@wattpadmums
@ragapramudhitaa
@jiwabirdellaa
@aksa.laksmana
@bryan.adinata
@ubayrajana

[ 𝔧𝔦𝔴𝔞 𝔡𝔞𝔫 𝔯𝔞𝔤𝔞 ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ 𝔧𝔦𝔴𝔞 𝔡𝔞𝔫 𝔯𝔞𝔤𝔞 ]

Raga, Aksa, Bryan dan Ubay tengah duduk disebuah cafe yang tampak ramai dengan diiringi sebuah musik barat. Raga yang duduk di dekat jendela menggunakan hoodie putih untuk menutupi seragam sekolahnya, begitu juga dengan Bryan yang menggunakan hoodie hitam sedangkan Aksa dan Ubay menggunakan jaket jeans.

Mereka berempat menjadi topik perhatian gadis-gadis yang ada disana. Karisma serta ketampanan yang mereka miliki benar-benar membuat siapa saja yang melihatnya jadi gila ditempat. Tapi yang paling dominan diantara mereka adalah Raga, lelaki dengan mata tajam yang indah serta garis wajah yang tegas.

"Rokok Ga?" Tawar Bryan pada Raga.

Raga menggeleng. "Enggak." Jawabnya datar.

Bryan mengerutkan keningnya, "tumben gak ngerokok." Ujarnya sambil menyalakan kancis dan mengarahkan kepada sebatang rokoknya.

"Udah biasa gak ngerokok waktu di apart." Jawab Raga sembari meneguk segelas air putih yang ada di depannya.

Raga memalingkan wajahnya kesamping menatap pada jendela cafe yang menampilkan pemandangan luar cafe. Sengaja Raga lakukan karena lelaki itu tidak mau melihat wajah Aksa yang duduk tepat disampingnya. Tampaknya Ubay dan Bryan sengaja mengajak berkumpul. Lihat saja karena ulah Ubay dan Bryan suasana jadi awkward. Diantara Raga dan Aksa sama-sama tidak ada yang mau memulai pembicaraan. Keduanya diam dan membuang pandangan satu sama lain.

"Sengaja dia gak ngerokok waktu di apart, takut Jiwa keganggu sama asapnya." Ejek Ubay berucap pada Bryan sengaja.

"Itu lo tau."

Ucapan Raga barusan membuat Ubay dan Bryan sama-sama tersedak moccha latte yang mereka minum. Keduanya melempar pandang satu sama lain. Padahal niat Ubay hanya bercanda tapi ternyata Raga benar melakukan itu untuk Jiwa?

"Padahal gue cuma bercanda tadi anjir." Ujar Ubay terkekeh canggung.

"Jadi lo berhenti merokok demi Jiwa?" Bryan meletakkan gelas moccha latte nya diatas meja dengan keras.

"Gila Ga, lo bisa nahan gak ngerokok selama itu? Gue acungin jempol ke lo." Ubay memperlihatkan ibu jarinya kepada Raga.

"Lo berdua salah tangkap, anjing." Ujar Raga kesal sendiri dengan reaksi temannya itu.

JIWA DAN RAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang