25. BUNGA MAWAR

35.1K 2.8K 258
                                    

vote and coment ya brow <3

Follow instagram :
@cutajafbryntari
@wattpadmums
@ragapramudhitaa
@jiwabirdellaa
@aksa.laksmana
@bryan.adinata
@ubayrajana

***

Raga sudah siap dengan setelan jas hitam senada dengan celana kain berwarna hitam juga. Rambut hitam pekat yang rapi menambah ketampanannya, jam tangan hitam yang terkait di tangan kanannya semakin menambah aura maskulinnya.  Sudah sepuluh menit Raga berdiri di depan kamar Jiwa menunggu Jiwa selesai memakai pakaiannya. Jakun Raga naik turun menelan ludah saat Jiwa membuka pintu kamarnya dan keluar dari sana.

Gaun ungu muda panjang bermotif simple dan rambut yang di ikat serta ada hiasan daun emas di rambutnya. Benar-benar sangat cantik dan menawan bagaikan puteri di kerajaan dongeng.

"Raga, hei!" Jiwa melambaikan tangannya tepat di depan wajah Raga.

"Ngapain sih pake beginian. Kan udah gue bilang, pake yang simple-simple aja. Mau ke kondangan lo?" Tidak seperti respon yang diharapkan Jiwa. Raga malah memarahinya. Ketara jelas dari wajahnya tidak suka dengan penampilan Jiwa. Tapi ada apa? Padahal ini gaun yang paling simple yang Jiwa punya.

Jiwa pikir Raga akan memujinya karena Jiwa sudah bersiap-siap dengan sepenuh hati agar terlihat cantik di depan Raga. Tapi sebaliknya, harapan Jiwa harus gugur begitu saja. Jiwa benar-benar bodoh! Kenapa juga Jiwa harus berharap Raga akan memujinya? Besar kepala sekali Jiwa. Jiwa mengerutu namanya sendiri yang terlalu berharap.

"Baru gitu udah mau nangis. Cengeng." Raga jadi tak enak hati melihat Jiwa menunduk sambil meremas gaun ungu mudanya. Sedih.

"Aku gak cantik ya?" Tanya Jiwa pelan, menatap lantai.

Raga terdiam. Sorot matanya menatap lurus pada Jiwa yang tengah menunduk. "Cantik." Ucap Raga tanpa sadar karena memang Jiwa sangat cantik malam ini. Tidak bisa lagi Raga berbohong.

"Tapi tadi kamu bilang kayak mau ke kondangan?" Jiwa mengangkat kepalanya menatap Raga mencari jawaban disana.

Raga memalingkan wajahnya. "Gak usah heboh, maksud gue."

"Emang aku heboh? Make-up aku menor ya? Padahal aku tancap dikit tadi, cuma pakai lipstik sama bedak." Jiwa semakin meremas gaunnya, gelisah.

"Menor banget. Lagian ngapain pake make-up segala? Yang punya acara Zanna bukan lo." Raga menoleh cepat pada Jiwa saat tidak menerima respon jawaban apapun dari gadis itu. Raga mengerutkan keningnya, apa dirinya sudah kelewat batas?

"Iya, akunya yang gak tau diri. Pengen keliatan cantik di depan kamu malah jadi jelek gini. Gak cocok ya, aku gini?" Tanya Jiwa dengan hati yang sesak.

"Kayak badut. Ngaca coba." Bukannya berhenti, Raga semakin mengejek Jiwa.

Apa katanya tadi? Badut? Oh tidak sama sekali, Jiwa jauh berbeda dari badut yang Raga katakan. Jiwa tampak sangat anggun dan cantik. Entah apa yang dipikirkan Raga sampai tega mengatakan itu.

"Badut, ya? Haha.. seharusnya aku sadar diri. Ngapain gaya-gayaan dengan perut yang buncit. Segala mau keliatan cantik malah jadi kayak badut." Jiwa tertawa hambar. Menyeka dengan cepat air mata yang baru saja jatuh di sudut matanya. Jiwa tidak mau Raga sampai melihat air matanya.

Tapi Raga sudah melihatnya. Raga melihat Jiwa sedang menahan tangisnya mati-matian. Terbukti dari gelagat Jiwa yang tampak sesegukan dan dibawah sana tangan gadis itu sibuk meremas gaunnya dengan perasaan gelisah. Walau hanya melihatnya, tapi Raga dapat merasakan apa yang Jiwa rasakan.

JIWA DAN RAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang