❝𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐮𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐤𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐭𝐮.❞
Raga Pramudhita, dikenal sebagai ketua komplotan NAKOPRA paling dihindari dan disegani. Nakal, kejam, susah diatur dan pergaulan bebas sudah melekat padanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JIWA BIRDELLA
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Jari telunjuk yang lentik milik Jiwa dari tadi sibuk mencolek pipi, hidung hingga turun ke bibir Raga yang sedang tertidur pulas di hadapannya.
Gadis itu tersenyum manis menatapi wajah lelaki tampan itu, ia tak menyangka bisa sedekat ini dengannya. Sebelumnya, Jiwa itu hanya bisa membayangkan hidup bersama dan serumah dengannya namun detik ini impiannya itu jadi kenyataan.
"Ganteng banget sih," gemas Jiwa menarik hidung mancung Raga secara pelan.
Jiwa lagi dan lagi terpana dengan ketampanan yang dimiliki Raga. Mulai dari mata yang tajam, hidung mancung, garis wajah yang tegas serta bibir tebal yang kemerahan. Wajah Raga juga putih bersih. Tidak ada noda sama sekali. Benar-benar ciptaan Tuhan yang indah. Tak heran jika banyak gadis-gadis terpana dengannya.
"Ini beneran suami aku? Aku gak mimpi kan?" Jiwa bergumam sendiri. Jari jerami gadis itu menyisir alis Raga sambil tersenyum manis.
"Gak mimpi."
Jiwa sontak mundur dan bangun hingga gadis itu terduduk siaga kala Raga bersuara namun mata lelaki itu masih tertutup rapat.
Apa Raga mendengar Jiwa tadi? Ah benar-benar memalukan!
"Udah puas ngeliatinnya?" Tanya Raga dengan mata yang masih tertutup rapat. Kantuknya masih terasa nyata.
"Apa sih, Raga!" Wajah Jiwa benar-benar sudah memerah, ia malu!
"Ini binirin simii iki?" Ejek Raga, sengaja menyamakan nada suaranya dengan Jiwa.
"Ragaaaa ihhh!" Jiwa melempar bantal tepat di wajah Raga.
"Apaaa?" Raga sepertinya keenakan mengejek Jiwa, lelaki itu semakin menyamakan nada suaranya dengan suara cempreng Jiwa.
"Gak lucu tau!" Jiwa menutupi wajahnya dengan bantal guling. Jiwa benar-benar malu, wajahnya terasa memanas sekarang dan ia tak mau Raga melihatnya.
