18. EMOSI

41.6K 2.8K 353
                                    

vote dulu ya brow dan coment yang banyak <333

jangan lupa racunin temen-temen kamu biar baca cerita JIWA DAN RAGA !

***

Dentuman suara musik begitu keras menyapu telinga. Aroma alkohol bercampur asap rokok sangat menyengat. Pencahayaan yang redup membuat kepala Jiwa terasa berdenyut seakan ingin pecah.

Ini kali pertama bagi Jiwa ketempat seperti ini. Jiwa pernah mendengar tentang tempat yang disebut club yang terkenal dengan anak-anak yang nakal dan pergaulan bebas tapi tidak sekalipun Jiwa menginjakkan kaki ketempat itu.

Jiwa juga tahu, Raga sering ketempat seperti ini. Raga itu pergaulannya bebas. Jadi tak heran jika Raga sering ke club.

"Uhuk! Uhuk!" Jiwa batuk saat kumpulan asap rokok tersedak di tenggorokan nya. Asap rokok sangat mengganggunya. Jiwa juga merasa mual.

Jiwa berusaha mencari sosok Raga dan Zanna yang sudah lebih dulu berlalu di depannya. Bagaimana bisa Jiwa menemukan mereka dari lautan orang-orang yang sibuk berjoget tak jelas ini? Jiwa rasanya ingin menangis, dia sendirian sekarang tak ada yang dia kenal disini. Semuanya wajah-wajah baru. Tega sekali Raga meninggalkannya.

"Hai cewek." Tangan kekar seorang lelaki menempel sempurna di pundak Jiwa. Aroma alkohol sangat melekat darinya.

"Oh- bunting?" Kaget lelaki itu saat melihat perut Jiwa yang agak membesar. Lantas ia pun melepas tangannya dari pundak Jiwa.

"Keliatannya masih SMA tapi udah hamil? Menarik juga." Lelaki itu mengerling penuh arti.

"Kenapa, bro?" Dua orang lelaki datang bertanya. Dari interaksinya sepertinya mereka teman.

"Cewek hamil main ke club." Tunjuk lelaki itu pada Jiwa membuat kedua temannya melongo terkejut.

Salah satu dari teman lelaki itu datang mendekat kepada Jiwa. Menatap Jiwa dari rambut sampai ujung kaki seraya memutari badannya. "Butuh berapa duit?" Bisiknya tepat di telinga Jiwa membuat bulu kuduk Jiwa meremang.

"M-maaf," Jiwa mendorong lelaki itu, berusaha menjauh namun dengan cepat lelaki itu menangkap tangan Jiwa.

"Sok jual mahal lo! Tinggal bilang aja mau berapa duit lo bisa muasin gue?"

Mata Jiwa membelalak mendengar ucapan lelaki itu. Sepertinya mereka sudah salah sangka kepadanya. Jiwa bukan wanita murahan!

"Jaga mulut lo ya! G-gue cewek baik-baik!" Jiwa berusaha mundur dikit demi sedikit, mencari celah untuk berlari.

"Gak usah sok suci. Diumur lo yang masih muda udah hamil? Mau bilang anak baik-baik? Trus tu perut apaan? Hasil bercocok tanam?!" Bentak lelaki itu sambil mencekam kuat pergelangan tangan Jiwa hingga timbul kemerahan disana.

"Lepas! Dasar otak mesum!" Jiwa berusaha memberontak namun tenaganya tak kuat.

"Gak usah sok suci deh. Udah pernah tidur sama berapa orang sampe bunting?"

Plak!

Jiwa menampar kasar pipi kanan lelaki itu. Napas Jiwa naik turun karena emosi. "Jangan asal bicara ya! Ini bukan anak hasil jual diri!" Teriak Jiwa.

"Berani lo mukul gue, hah?!" Tangan kanan lelaki itu melayang di udara berniat memukul Jiwa, namun sepertinya Tuhan lebih berpihak pada Jiwa. Tangan itu tak sampai karena ditahan oleh seseorang.

"Gak boleh kasar sama cewek."

Mata Jiwa yang sempat terpejam perlahan terbuka saat mendengar suara yang tak asing baginya.

JIWA DAN RAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang