27. KEPERCAYAAN

36.8K 2.8K 286
                                    

vote and coment ya brow <3

Follow instagram :
@cutajafbryntari
@wattpadmums
@ragapramudhitaa
@jiwabirdellaa
@aksa.laksmana
@bryan.adinata
@ubayrajana

***

"Dia yang salah, Raga!" Jiwa menunjuk Metha.

"Ji, udah jelas-jelas lo yang nampar Metha. Gue gak buta." Bisik Raga. Lelaki itu tidak mau keadaan menjadi semakin keruh. Apa lagi saat ini semua tamu undangan sedang terpacu pada mereka.

"Aku kayak gitu ada alasannya, Raga." Jiwa berusaha menjelaskan namun Raga tetap tidak mau mendengar.

Bagi Raga, Jiwa sudah salah jadi tidak ada yang harus dijelaskan lagi. Semuanya sudah jelas. Jiwa menampar Metha dan itu adalah titik kesalahannya.

"Lo dengerin Jiwa dulu." Bujuk Aksa.

Raga menoleh pada Aksa. "Sa, gue mohon lo gak usah ikut campur." Lalu lelaki itu menoleh lagi pada Jiwa. "Cewek ini udah keterlaluan." Raga menatap tajam dengan ujung matanya pada Jiwa.

"Terserah kamu. Mau gimana pun aku jelasin, kamu bakal tetap belain jalang ini—"

"Jiwa." Gertak Raga. Lelaki itu maju mendekat kearah Jiwa dengan emosi yang sudah mendidih. Raga menarik tangan Jiwa kasar membuat gadis dengan gaun ungu muda serta perutnya yang buncit itu meringis kesakitan.

"Mau lo apa sih?" Tanya Raga tidak main-main, sangat serius.

"Mau buat gue malu? Mau coba hancurin acara ulang tahun Zanna? Lucu lo!" Raga semakin mencekam pergelangan tangan Jiwa. Tidak peduli dengan rintihan kesakitan gadis itu. Bahkan Raga tidak memperdulikan ucapan dari Aksa, Bryan dan Ubay yang berusaha memperingatinya.

"Istri lo itu memang gak tau diri banget! Main nampar orang gitu aja. Gak punya sopan santun! Ngapain lo jadiin istri sih, Ga?" Dengan menggebu-gebu Metha menjelekkan Jiwa.

Jiwa menatap nyalang pada Metha. Jiwa benar-benar geram dengan gadis jelmaan ular itu. Jiwa menunjuk Metha dengan jari telunjuknya sambil berteriak. "LO ITU—" namun belum selesai Jiwa bersuara, Raga langsung memotongnya.

"Apa, hm?" Raga menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa diam?"

"Ayo ngomong." Desak Raga sambil melangkah maju membuat Jiwa terpaksa harus mundur.

"Raga," Jiwa berusaha membujuk Raga dari sorot matanya namun tampaknya Raga sudah terlanjur terpacu dengan emosinya.

"Gue gak habis pikir lo bisa ngelakuin hal serendah ini. Gue kira selama ini lo itu cewek baik-baik, Ji." Raga menggeleng tak menyangka.

"Kamu berlebihan, Raga." Balas Jiwa.

"Gue berlebihan?"

"Kamu itu suami aku, seharusnya kamu percaya sama aku."

"Buat apa percaya sama cewek gak tau diuntung kayak lo?" Raga menatap remeh Jiwa dari ujung rambut sampai ujung kaki gadis itu.

"Sebuah kepercayaan itu penting bagi gue. Dan lo gak akan dapat itu."

"Kamu gak percaya sama aku?" Tanya Jiwa dengan wajah sedih.

"Gue percaya kalau lo udah minta maaf sama Metha."

"Tapi dia yang mulai, Ga. Seharusnya dia yang minta maaf sama aku."

"Jadi lo gak merasa bersalah udah nampar Metha?"

JIWA DAN RAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang