24. UNDANGAN

38.9K 2.9K 249
                                    

vote and coment ya brow <3

Follow wattpad : cutajafebryantari biar bisa lancar baca sampai end

Follow instagram :
@cutajafbryntari
@wattpadmums
@ragapramudhitaa
@jiwabirdellaa
@aksa.laksmana
@bryan.adinata
@ubayrajana


***

Seorang gadis dengan piyama merah muda sibuk mondar-mandir di depan kompor dan beberapa alat masak. Jiwa tampak sangat serius memasukkan minyak kedalam teflon. Setelah minyak ia tuangkan, Jiwa mengambil sebutir telur dan menceplok-nya kedalam minyak yang sudah panas.

Jiwa tersentak kaget saat pinggangnya terasa ada yang merayap, bukan hanya merayap tapi dipeluk dari belakang. Jiwa tidak bisa bergerak saat kepala seseorang bersender di bahunya dan menggoyangkan kepalanya sehingga leher Jiwa terasa geli karena rambut kasar itu.

"Masak apa?" Suara berat dan serak itu terdengar sangat dekat dengan telinga Jiwa. Aduh! Jiwa jadi tegang kan. Sudahlah, jangan tanyakan bagaimana perasaan Jiwa sekarang. Kalian tahu sendiri pasti!

"Kok diem?" Raga bertanya lagi. Raga semakin menyenderkan kepalanya di tengkuk leher Jiwa sambil memejamkan matanya karena kantuknya masih terasa. Hal itu membuat Jiwa terpaksa menelan ludahnya susah payah. Bayangkan saja, kini posisi mereka sangat dekat. Raga memeluk pinggang Jiwa dari belakang dengan erat sementara kepala lelaki itu menyender di leher Jiwa dengan nyaman.

"Masak telur.. buat kamu." Jawab Jiwa sudah pasti gugup.

Raga hanya berdehem dan menganguk pelan. Lagi dan lagi hal itu membuat leher Jiwa terasa geli karena rambut kasar Raga seakan menggelitik lehernya.

"Tumben kamu bangun cepet." Jiwa berusaha mencari topik.

"Pengen ketemu sama Baby." Jawab Raga dengan suaranya yang parau dan serak. Suara khas lelaki.

"Nanti Raga ketemunya. Belum keluar anak kamu, ntar kalau udah lahir baru bisa ketemu." Jiwa terkekeh pelan.

Raga menarik Jiwa sehingga gadis itu memutar badannya menghadap Raga. Kejadiannya secepat kilat. Dan kini Jiwa dan Raga saling berhadapan.

"Mau rasain tendangan Baby. Lo bilang kan Baby biasanya nendang pagi-pagi." Raga memegang perut Jiwa dengan sangat pelan seakan itu adalah barang antik yang mudah pecah.

Jiwa tersenyum sekilas. Raga benar-benar sudah berubah. Raga jarang marah-marah dan kasar. Jiwa senang akan itu. Semoga saja Raga akan seperti ini selalu.

"Bukan disitu, Raga. Tapi disini." Jiwa membawa tangan Raga kearah sebelah kiri. Karena biasanya Baby yang ada di dalam kandungannya menendang di sebelah itu.

Raga dengan serius memperhatikan perut Jiwa yang sudah membesar. Raga sangat menantikan tendangan pertama dari calon anaknya itu. "Wahh!" Raga tersentak gembira lalu berdiri dengan tegap dan refleks memeluk Jiwa dengan erat.

"Anak kita nendang, Ji!" Raga sangat antusias di dalam pelukannya bersama Jiwa. Kalau bisa, ia akan berteriak satu dunia mengatakan bahwa anaknya baru saja menendang.

"Raga.. udah, sesak!" Pelukan Raga sangat kuat membuat Jiwa sampai kesulitan bernapas. Tapi tidak apa-apa, Jiwa suka.

"Sorry sorry. Kesenangan gue-nya." Raga melepas pelukannya. Aura wajahnya masih tampak gembira dan terharu. Belum selesai padahal ia melepas rasa senangnya.

JIWA DAN RAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang