Vote dan coment yaa brow♡
REKOMENDASIIN CERITA INI DI TIKTOK, INSTAGRAM DAN TEMEN-TEMEN KAMU YA!
RAMEIN COMENT DI SETIAP PARAGRAF BIAR MUMS SEMANGAT NULISNYA!!
[ 𝔧𝔦𝔴𝔞 𝔡𝔞𝔫 𝔯𝔞𝔤𝔞 ]
"Keren banget ya tempatnya, ini kita belum sampai aja pemandangan pantainya udah sekeren ini. Gimana lagi kalau disana nanti?" Kagum Ubay tak henti-hentinya dari tadi.
Bagaimana tidak, pemandangan ditempat ini memang sangat indah. Tempat yang dominan dengan pantai dan sawah, jauh dari pemukiman warga. Jadi, jarang sekali ada pengendara mobil dan motor yang lewat, kalau ada pun itu hanya wisatawan. Kebanyakan orang disana berpergian menggunakan sepeda. Takut udara yang segar itu jadi tercemar. Karena disana itu kampung yang menjelma surga.
"Pengen tinggal disini aja rasanya." Mata Jiwa berbinar senang, memandangi pemandangan sawah yang indah.
"Mau pindah kesini aja?" Tawar Raga.
"Eh? Jangan, kamu kan harus sekolah terus kerja di Jakarta, Ga."
"Kalau kamu mau, ya gak apa-apa. Kita bisa tinggal disini. Bertiga, bareng Baby." Raga mengelus lembut perut besar Jiwa.
"Bawa gue juga dong, Ga! Udah bosen gue tinggal di Jakarta. Macet terus. Kalau disini kan tenang gitu." Celetuk Ubay. Membuat Raga menatapnya datar.
"Di goa sana mau?" Raga menunjuk sebuah goa besar yang ada di sudut sawah.
"Sialan lo! Gue mau ikut lo sama Jiwa lah!"
"Gak! Enak aja lo, ganggu gue sama bini gue."
"Itu Bryan sama Nadine." Ujar Aksa saat melihat keberadaan Bryan dan Nadine baru saja masuk restauran.
"Udah lama?" Sapa Bryan.
"Udah sejam njir!" Balas Ubay.
"Duduk, Na." Bryan mempersilahkan Nadine duduk di kursi yang baru ia tarik.
"Makasih." Balas Nadine seadanya.
"Udah pada pesen?" Tanya Bryan.
"Gue samain semua tadi." Ujar Raga.
"Nadine gak bisa makan kepiting, Ga."
"Iya udah di bilang sama Jiwa tadi, diganti sama udang."
"Bagus deh, gue gak mau sampai Nadine kenapa-napa." Bryan tersenyum manis pada Nadine yang ada disampingnya. Hal itu membuat hati Nadine mencelos tak karuan. Rasanya seperti ada desiran hangat yang menerjang ulu hatinya.
"Gak usah terlalu perduliin gue, Yan. Gue gak mau lo semakin jatuh terlalu dalam."
Perkataan Nadine membuat Bryan mendatarkan wajahnya. Kembali merasa Nadine sangat jauh darinya, padahal Nadine ada tepat disampingnya.
"Bentar ya, Ji. Ada telfon dari Fika." Raga bangkit, ingin menerima telfon namun ditahan oleh Jiwa.
"Fika?"
"Cuma bahas masalah kerjaan kok." Raga mencium kening Jiwa hingga akhirnya melenggang pergi.
"Gila ya Raga sekarang udah jadi CEO! Bukan kaleng-kaleng bos!" Tandas Ubay heboh.
"Emang kayak lo? Hidup gak ada kemajuan. Gitu-gitu aja." Ejek Bryan.
"Sialan lo! Mending lah gue, dari pada Aksa? Dari jaman dulu sampai sekarang masih aja irit bicara. Apa gak cape?" Ubay menunjuk Aksa yang padahal hanya diam dari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA DAN RAGA
Teen Fiction❝𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐮𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐤𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐭𝐮.❞ Raga Pramudhita, dikenal sebagai ketua komplotan NAKOPRA paling dihindari dan disegani. Nakal, kejam, susah diatur dan pergaulan bebas sudah melekat padanya...