23. JANGAN DEKAT

39.8K 2.9K 150
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca (pencet tombol bintang dipojok kiri bawah) dan kasih coment yang banyak yaaa <3

Follow instagram :
@cutajafbryntari
@wattpadmums
@ragapramudhitaa
@jiwabirdellaa
@aksa.laksmana
@bryan.adinata
@ubayrajana

RAGA

RAGA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


"Ngomong apa?" Tanya Jiwa tanpa basa-basi saat ia baru saja duduk di kursi depan David.

"Buru-buru banget." Ucap David sengaja menyindir.

"Iya buru-buru. Kayaknya Raga udah pulang, takut dia marah." Balas Jiwa cepat. Kelihatan jelas bahwa Jiwa tidak begitu peduli dengan David, terbukti dari tatapan Jiwa yang tidak mau menatap lama pada David. Jiwa lebih memilih melihat jalanan yang berada di sampingnya.

"Emang kerjaannya marah terus tu suami lo." David memanas-manasi.

"Langsung ke intinya aja. Lo mau ngomong apa?" Jiwa sudah tidak nyaman. Ingin rasanya langsung pulang. Karena Raga pasti sudah pulang dari sekolah. Apa lagi Jiwa tidak mengabari Raga ia sedang dimana. Jiwa juga tidak membawa ponselnya jadi tidak bisa menghubungi Raga.

"Nih minum dulu." David menyodorkan susu kemasan kotak rasa stoberi.

"Makasih. Tapi gue gak suka stoberi." Bohong Jiwa. Hanya melirik sekilas susu pemberian David tanpa berniat menyentuhnya.

"Ohiya? Tapi tadi gue denger lo cari susu rasa stroberi?" David memang mendengar semua percakapan Jiwa dan pelayanan supermarket tadi, itu sebabnya ia sengaja membeli susu rasa stroberi.

"Oh.. itu tadi, sekarang udah gak suka." Jiwa berasalan.

"Masa sih? Cepet banget gantinya."

"Iya memang gitu! Efek hamil." Jiwa menatap David dengan sorot mata tajam. Mau apa sebenarnya lelaki ini? Kenapa terlalu basa-basi? Jiwa jadi tidak nyaman.

"Yaudah yaudah, santai aja dong gue gak gigit." David menyadari tatapan Jiwa sudah tak bersahabat padanya.

"Lo bahagia sama Raga?" Tanya David tiba-tiba jadi sangat serius.

"Kalau lo cuma mau tau tentang masalah pribadi gue sama Raga. Kayaknya gue rasa itu gak perlu dibahas. Itu privasi." Jiwa berdiri ingin pergi namun ditahan David.

"Sorry sorry. Ya mungkin gue lancang—"

"Memang lancang!" Potong Jiwa kehabisan kesabaran. Jiwa tidak suka David. Jiwa tahu betul bagaimana David selalu menjelekkan Raga di depan banyak orang, David selalu mencari masalah dengan Raga dan bagaimana bencinya David pada Raga.

JIWA DAN RAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang