62. LIBURAN

22.4K 1.8K 130
                                    

Vote and coment! Mums yakin kalian paham gimana caranya menghargai tulisan seseorang♡

Ada yg nunggu JDR update gaa?

REKOMENDASIIN CERITA INI DI TIKTOK, INSTAGRAM DAN KE TEMEN-TEMEN KAMU YA BROW!

RAMEIN COMENT DI SETIAP PARAGRAF BIAR MUMS SEMANGAT NULISNYA!!!

[ 𝔧𝔦𝔴𝔞 𝔡𝔞𝔫 𝔯𝔞𝔤𝔞 ]

"Udah semua kan ini?" Tanya Ubay sambil menutup pintu bagasi mobil.

"Eeee ehhh! Ini belum bego!" Teriak Bryan yang tengah duduk santai di depan rumah orang tua Jiwa. Sekarang mereka tengah berkumpul dirumah orang tua Jiwa untuk nantinya akan berlibur.

"Sialan lo kutil kingkong! Bukannya bantu gue malah enak-enakan lo!!" Marah Ubay, berjalan kearah Bryan lalu mengambil dua koper dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil dengan raut wajah kesal.

"Jangan banyak protes lo. Udah pergi gratisan, di bayar Raga pula!"

"Eh upil badak, lo juga sama ya! Dibayarin Raga. Jangan belagu lo." Sahut Ubay dari tempatnya.

"Ribut terus lo berdua." Kesal Aksa yang kini duduk di kursi samping Bryan.

"LO JUGA SAMA, SA! ENAK-ENAKAN DUDUK BUKANNYA BANTU ANGKAT-ANGKAT!" Maki Ubay yang kini sudah berada di hadapan keduanya. Tengah berkacak pinggang.

"Ngapain sih lo teriak-teriak?" Tanya Raga yang baru saja keluar dari rumah bersama Jiwa dibelakangnya.

"Lo juga sama, Ga! Kerjaannya ngebucin terus sama bini. Bukannya bantu." Omel Ubay. "Gue kan juga mau ngebucin, ya tapi gimana ya. Gue terlalu ganteng jadi gak ada yang mau sama gue." Ujarnya sedih.

"Ya terima nasib aja lah, Bay." Balas Raga santai.

"Bukan karena lo terlalu ganteng, tapi karena lo terlalu jelek makanya gak ada yang mau sama lo!" Ejek Bryan.

"Duduk, Ji." Aksa berdiri lalu mempersilahkan Jiwa duduk di tempatnya tadi.

"Makasih, Sa." Jiwa lalu duduk. Menyempatkan tersenyum pada Aksa yang dibalas juga dengan senyuman manis oleh Aksa.

Hal itu tak luput dari perhatian Raga. Lelaki dengan kaos putih itu sekuat tenaga menahan rasa cemburunya. Raga tidak mau terlalu memikirkan perihal Aksa dan Jiwa lagi, lebih tepatnya Raga tidak mau kejadian lalu terulang lagi. Raga berusaha membuang semua rasa cemburunya dan pikiran over thinking nya itu.

"Barang nya udah semua, Ji?" Tanya Raga lembut pada Jiwa.

"Udah."

"Snack sama minuman nya?"

"Eh iya lupa! Ketinggalan di meja dapur, Ga." Jiwa sedikit mendongak untuk menetap wajah tampan suaminya itu.

"Bisa-bisanya kelupaan," Raga mengacak gemas rambut Jiwa, lalu menoleh pada Ubay yang baru saja duduk di teras.

"Bay!" Panggil Raga.

"Apee?" Sahut Ubay agak sewot.

"Ambilin snack sama minuman yang di dalam kantong plastik putih, diatas meja dapur."

"Bener-bener ya lo, Ga. Gue baru juga duduk loh ini." Ubay memaksa senyumnya.

"Oh nyolot lo?" Raga pura-pura marah.

"Iye iye, babu otw ni." Ubay melenggang masuk dengan malasnya.

"Kasian tau si Ubay dari tadi gak berhenti-berhenti angkatin barang." Tutur Jiwa kasihan dengan Ubay. Bagaimana tidak, dari tadi Ubay tidak sempat duduk. Selalu saja disuruh ini itu. Giliran duduk, sudah disuruh lagi.

JIWA DAN RAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang