"Jiwa." Panggil Raga dari luar kamar mandi. Lantaran Jiwa hampir setengah jam berada di dalam kamar mandi dan tidak keluar, membuat Raga gelisah.
Tok tok!
Raga menggedor pintu kamar mandi.
"Jiwa! Kamu ngapain di dalam? Cepetan keluar! Jangan buat aku khawatir!"
"T-tunggu.." cicit Jiwa dari dalam kamar mandi.
"Ngapain kamu?"
"Bentar, Raga."
"Cepetan, aku kebelet pipis."
"Kamu pakai toilet yang diluar aja!" Suruh Jiwa agak berteriak.
"Yaudah. Kamu cepetan keluar, jangan lama-lama di dalam."
"I-iya!" Balas Jiwa. Akhirnya Jiwa dapat menghela napas lega. Jiwa melihat pantulan dirinya dari cermin. Kini, Jiwa tengah menggunakan lingerie pink yang tampak sexy dan terbuka. Lingerie itu pas di tubuh Jiwa. Walaupun perutnya agak menonjol tapi tidak mengurangi keelokan tubuhnya.
"Nah! Gitu kan mantep!"
"Mantep apaan sih, Na? Gue risih!" Kesal Jiwa menatap Nadine dari layar ponselnya. Mereka kini sedang melakukan video call.
"Lo sexy banget sumpah, Ji! Gue yakin Raga pasti gak bakal keluar malam ini."
"Kita batalin aja ya rencananya." Melas Jiwa memohon.
"Jangan dong, Ji! Lo gak mau kan Raga keluar terus ketemu sama si ular betina itu?"
"Raga gak bakal ketemuan sama Zanna, Na. Raga udah berubah. Dia gak mungkin selingkuh di belakang gue."
"Gak ada yang gak mungkin di dunia ini, Ji!"
"G-gue gak biasa pakai kayak gini. Ini terlalu terbuka."
"Cantik, Ji! Lo harus pakai itu. Jangan di lepas! Awas aja lo." Ancam Nadine dari layar ponsel.
"Terus sekarang gue harus ngapain?"
"Lo keluar. Terus kasih liat ke Raga tubuh sexy lo itu—"
"Ih enggak! Itu sama aja gue bikin macan bangun, Na! Raga bisa terkam gue." Jiwa menggeleng cepat. Sudah tentu menolak. Membayangkannya saja membuat Jiwa merinding. Jiwa sudah tahu apa yang akan Raga lakukan jika melihatnya dengan lingerie sexy ini. Raga akan menerkamnya.
"Lo gimana sih, Ji? Ya emang itu inti dari rencana ini. Bikin Raga kepancing!"
Jiwa menghela napas berat. "Gue takut, Na."
"Apa yang lo takutin sih?" Nadine tampak kesal.
"Takut—"
Tok tok tok!
"Ji! Kenapa belum keluar juga?" Teriak Raga dari balik pintu membuat Jiwa mengerjap kaget. Jiwa buru-buru mematikan sambungan video call nya dengan Nadine. Jiwa mengatur napasnya perlahan. Mengambil nyali yang kuat untuk keluar.
Dengan tangan yang bergetar, Jiwa meraih gagang pintu dan membukanya.
Ceklek.
Pintu kamar mandi terbuka. Jiwa dapat melihat wajah Raga tampak terkejut melihatnya. Jiwa berharap semoga Raga tidak melakukan hal yang aneh kepadanya. Walaupun itu mustahil.
"Ji.. kamu—"
"Haha, gak cocok kan? Yaudah deh, aku ganti lagi." Jiwa tertawa hambar, berniat berbalik badan tapi dengan cepat Raga menahannya membuat Jiwa dengan cepat menghadap sempurna pada Raga.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA DAN RAGA
Teen Fiction❝𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐮𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐚𝐤𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐭𝐮.❞ Raga Pramudhita, dikenal sebagai ketua komplotan NAKOPRA paling dihindari dan disegani. Nakal, kejam, susah diatur dan pergaulan bebas sudah melekat padanya...