03. TEST PACK

61.7K 4.9K 432
                                    

pencet tombol bintang dipojok kiri bawah yaa brow <3

follow instagram :
@cutajafbryntari
@wattpadmums
@ragapramudhitaa
@jiwabirdellaa
@aksa.laksmana
@bryan.adinata
@ubayrajana

***

Raga
gw g sk nunggu.

Jiwa menelan kasar salivanya membaca pesan dari Raga. Jiwa menggerutu dirinya sendiri, bisa-bisanya ia lupa. Kalau saja bukan karena buk Sonnah-guru matematika-nya yang tidak memberi banyak tugas ia pasti sudah pergi menemui Raga. Dengan gerakan cepat Jiwa membereskan buku tulisnya dan alat tulisnya kedalam tas. Ia takut Raga akan marah.

"Buru-buru banget. Mau kemana?" Bahkan pertanyaan Nadine pun tidak Jiwa tanggapi. Ia lebih terfokus pada Raga yang sudah menunggunya.

Jiwa langsung berlari tergesa-gesa keluar kelas.

"JIWA! MAU KEMANA HEH?!" Teriak Nadine.

Jiwa terengah-engah sedikit berjongkok mengatur nafasnya. Ia menoleh pada jam tangan pink nya. "Telat lima menit doang, Ga." Elaknya lebih dulu sebelum Raga membuka suara untuk memarahinya.

"Doang lo bilang? Waktu gue lebih berharga dari pada harga diri lo itu!" Raga menyentak bahu Jiwa sampai Jiwa terperanjat ditempatnya.

"Yaampun, Ga!" Geram Jiwa tertahan karena takut dengan reaksi mematikan Raga. Jiwa tahu jelas Raga sedang marah besar karena Raga sangat tidak suka orang yang tidak tepat waktu.

Raga menghela nafas gusar, memijit pelan pelipisnya. Lalu mengambil tangan kanan Jiwa dan memberikan sesuatu benda berbentuk persegi panjang pipih di telapak tangan gadis itu.

"Ini apa?" Heran Jiwa.

"Gak tau jelas namanya apaan. Udah, lo periksa aja mana tau garis dua." Raga berucap namun wajahnya menatap samping pada pantulan cermin yang terdapat di ruangan kecil bak gudang ini.

"Test pack?" Gumam Jiwa menatap benda yang ia genggam.

Raga menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal, merasa canggung. "I-iya, itu namanya." Ucapnya menahan malu yang menumpuk. Entah apa yang Raga pikirkan sempat-sempatnya ia membeli test pack untuk Jiwa tadi saat jam istirahat.

"Tapi buat apa?" Beo Jiwa polos.

"Iya buat lo cek lah, hamil apa gak?"

"Hamil? Aku gak hamil tuh."

"Ya emang lo udah cek?"

Jiwa menggeleng. "Belum."

"Makanya cek dulu tuh! Hamil apa enggak lo nya?"

"Udah aku bilang, aku gak bakal hamil." Kekeh Jiwa.

"Ji, gak ada yang gak mungkin setelah malam itu." Ucap Raga serius. Ia benar-benar kesal pada Jiwa yang keras kepala. Raga hanya ingin memastikan saja apakah di dalam perut rata Jiwa itu ada benih anaknya atau tidak?

"Aku gak mau, Ga. Aku takut." Cicit Jiwa seraya meremas jeraminya gelisah.

"Lo takutin apaan sih? Heran gue. Tinggal cek aja udah, Jiwa." Kesal Raga.

JIWA DAN RAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang