👑Happy reading👑
''reyyy,'' panggilan itu membuat Rey yang baru saja memejamkan mata harus kembali membuka mata dan menegakkan posisi duduknya.
''ibu kamu menangis dirumah.'' beritahu Pria paruh baya itu duduk di hadapan Rey.
''sudahlah pah, jangan bahas yang sudah ibu bahas.'' pinta Rey dengan lelahnya.
''tidak rey, kamu turuti saja kemauan ibumu,'' jawab Papa Rey dengan baik baiknya.
''pah! kemauan ibu itu sulit.'' rengeknya.
''tidak ada yang sulit, kamu saja yang tidak berusaha.'' suhut papa. ''jangan jangan kamu tidak normal rey,'' lanjut Papa mencurigai anaknya sendiri.
Rey mengusap wajahnya dengan kasar, apalagi yang menimpa dirinya, setiap hari selalu seperti ini hanya masalah sepele.
"kamu cepat pulang ! minta maaf pada ibumu,'' akhir papa pergi meninggalkan Rey yang masih merasa pening.
''menikah menikah menikah, memang salah jika saya tidak menikah?'' gumam Rey sembari memijak pelipisnya yang terasa pusing karena memikirkan kata menikah.
''permisi pak,'' ucap sekertaris Rey masuk kedalam ruangan.
''ada apa?!'' tanya Rey sedikit ngegas.
''tidak jadi pak,'' ucapnya karena respon Rey yang kasar itu.
''aneh sekali kamu! jika tidak penting tidak perlu temui saya!'' marahnya membuat sekertaris perempuan itu menunduk dan pamit keluar.
Tidak ada pilihan lain, Rey harus pulang menemui Ibunya yang dikabarkan menangis itu, tapi Rey tidak akan mau jika harus dijodoh jodohkan, ia bisa mencari istrinya sendiri tanpa di jodoh jodohkan seperti itu.
''siang pak,'' sapa karyawan ketika Rey keluar ruangan.
''siang.''
Rey melajukan mobil nya, ia sudah bingung harus bagaimana, bukannya tidak normal, tapi ia selalu gagal mendekati perempuan, sikapnya yang menyebalkan itu membuat perempuan menjauh dan tidak nyaman. ditambah lagi ia selalu menyombongkan kekayaannya.
Kemacetan membuatnya emosi, ia terus saja menekan klakson membuat orang orang protes. Melihat sisi ke sisi, matanya berbinar ketika melihat objek yang membuat hatinya gatal. Rey melihat Chacha yang baru saja keluar dari toko buku.
Rey meminggirkan mobilnya di tepi jalan, ia keluar dari mobil berjalan cepat mendekati Chacha yang sedang memakai helm di parkiran toko. Dengan cepat Rey mencabut kunci motornya yang sudah tertempel di motor. Chacha yang melihat kunci motornya di ambil oleh tangan jahat itupun langsung menoleh pada si pemilik tangan.
''PAK REY TERHORMAT! plissssss jangan ganggu saya!'' tegas Chacha.
''kamu antar saya pulang.'' pinta Rey tanpa malunya.
''anda sudah miskin?'' tanya Chacha dengan tekanannya.
''jangan asal bicara kamu! saya bisa beli motor kamu dengan harga sepuluh kali lipat.'' sombongnya.
Chacha berkomat kamit di balik helm, mengenal Rey itu bukan hal baik, tidak ada hikmahnya sama sekali, Chacha yang selalu diam dan tidak ingin memiliki masalah tapi harus bertemu Rey yang selalu membuat masalah.
Chacha merebut kunci ditangan Rey, Rey yang berusaha merebut balik sudah Chacha tendang kakinya sekuat tenaga sampai Rey mengaduh, tanpa dosanya Chacha pergi meninggalkan laki laki yang masih mengaduh itu.
''keterlaluan! dasar anak tidak sopan!'' decak Rey sembari memegangi betisnya yang ditendang Chacha dengan kuat.
Chacha menghentikan lajunya setelah jauh dari tempat tadi, ia berhenti di danau yang sudah menjadi tempat pavoritnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAK REY TERHORMAT ! (END)
Romance'' mau lo apasi ?!'' tanya Chacha dengan sewotnya pada Rey. ''memang , anak sekarang tidak tahu sopan santun'' gumam Rey menyindir Chacha. ''PAK REY TERHORMAT ! APA MAU ANDA!'' tanya Chacha dengan tertekannya pada Rey . ''saya tidak suka kamu'' j...