9. Tamparan

5.1K 238 4
                                    

'' sepertinya kamu sudah tidak sayang ayah dan kakak kamu '' gumam rey dengan menyebalkannya . beruntung disana tidak ada davin karena davin yang di suruh pulang chacha , chacha khawatir jika davin mendengar kata kata dari rey . 

'' rencana kamu cukup bagus , tapi kurang mulus '' lanjut rey duduk di kursi yang berada disisi tempat tidur chacha . chacha hanya diam dengan influs di tangan kirinya , perban di pipinya dan berbaring diatas ranjang . 

'' perlu kamu catat ! saya lebih pintar dari kamu ! '' tekan rey penuh dendam . chacha hanya bisa meremas selimutnya dan menatap rey tajam . 

'' lo manusia bukan si ?!'' tanya chacha penuh tekanan.

'' kurang baik apa saya sama keluarga kamu , saya memberi keringanan yang sangat ringan '' ucap rey dengan angkuhnya .

''lo gausah ngerasa jadi orang baik kalo baik lo masih ngeharep imbalan !'' suhut chacha dengan sinis nya.

'' ohh begitu ? yasudah saya cabut niat baik saya '' seru rey membuka ponselnya . 

chacha yang lagi lagi harus merasa terancam hanya bisa menggerutu dalam hati , ia ingin membunuh rey , tapi tidak mungkin . 

'' OKE GUE TURUTIN SEMUA MAU LO ! '' suhut chacha dengan nada cukup tinggi . 

rey tersenyum jahat , ia menyimpan ponselnya kembali dan dengan jahatnya ia malah menepuk nepuk kepala chacha membuat chacha menepis tangan rey dengan cepat .

'' eitts , tenanglah saya tidak akan membunuh kamu '' seru rey ketika mendapat tepisan dari chacha 

'' ohh , sekalipun lo ngebunuh gue , gue bersyukur kok '' sahut chacha   

''sudahlah kamu tidak perlu aneh aneh , kamu dan saya itu sudah ditakdirkan untuk menikah '' ucap rey dengan nada menyebalkan .

chacha sudah mual ingin muntah , ia ingin muntah , ia ingin muntah , memuntahkan muntahnya pada wajah rey , sepertinya bagus

''kamu sudah mual sebelum menikah ? dasar anak liar  ''  maki rey karena chacha yang seperti menahan mual , memang benar chacha menahan mual .

chacha menatap rey dengan tajam , ucapan rey terlalu asal dan berlebihan  ''lo tau ga kalo peran lo dihidup gue itu tokoh antagonis ! '' tekan chacha  '' jahat ! '' lanjutnya dengan serius dan tertekan 

''kamu fikir peran kamu dihidup saya apa ? kamu hanya  figuran dihidup saya '' balas rey tak kalah tertekan .

'' kamu tidak perlu merasa jadi yang tersakiti , diluar sana orang lebih tersakiti dari kamu '' beritahu rey dengan tegasnya . 

 ''kamu fikir saya mau menikah dengan kamu ? tidak , bahkan jika saya bisa memilih , saya lebih baik tidak menikah daripada harus menikahi kamu '' lanjut rey merasa ucapannya benar .

''terus lo buat apa nikahin gue hah ?! lo galaku ? atau gaada yang mau sama lo ?! '' seru chacha merasa ucapan rey itu berkaca tentang dirinya sendiri . 

rey terdiam , ia salah berbicara , ia salah , seharusnya ia jangan mengatakan itu yang jelas jelas itu adalah pembelaan untuk kemenangan chacha  ''oh jelas tidak , bahkan banyak wanita yang lebih dari kamu jika saya mau , saya hanya menyayangkan kebaikan saja '' bela dirinya membuat chacha semakin muak .

'' berhati mulia sekali ya anda pak rey'' puji chacha dengan puasnya 

'' akhirnya kamu sadar juga bahwa saya orang baik '' gumam rey lagi lagi menepuk nepuk kepala chacha seolah sayang , woek . 

chacha heran , mengapa ada orang sejahat rey , tidak punya hati nurani sama sekali . 

'' lo dendam apasi ke gue ?!'' tanya chacha dengan seriusnya.

PAK REY TERHORMAT ! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang