57. MUNTAH

3K 162 18
                                    


🤮HAPPY READING🤮

Satu Minggu berlalu.

Hari ini adalah hari dimana Chacha melaksanakan kelulusan. Tentu, Hal itu membuat Rey senang, Chacha sudah keluar dari sekolah, itu artinya Rey tidak perlu takut jika Chacha akan di ganggu Al ataupun Davin lagi.

Rey berhasil membuat Prayitno datang menghadiri acara, mudah saja, ia membujuk prayitno dengan cara apapun, tidak perlu ada yang tahu, Rey tahu ia menyembunyikan sesuatu lagi dari Chacha, tapi ia melakukannya demi Chacha bahagia.

Rey melihat Jam di pergelangan tangannya. Ia beranjak dari kursi itu lalu keluar. Rey berniat pulang, ia ingin segera bertemu Chacha secepatnya. Semakin hari, Rey semakin tidak mau Chacha jauh jauh, rasa kekhawatiran mengenai ancaman Mona masih ada dalam hati Rey, bahkan Rey menyuruh orang untuk menjaga Chacha secara diam diam. Rey tidak mau Chacha celaka.

Rey menghentikan mobilnya di sebuah tempat makan, ia masuk tempat itu memesan udang kesukaan Chacha. Sesudah pesanan itu ditangan, Rey kembali ke mobil menuju pulang.

Tak lama sampai di rumah, Rey membuka pagar kembali masuk mobil lalu memarkirkan mobil tepat di sisi motor Chacha. Garasi rumah ini memang tidak terlalu besar, hanya cukup satu mobil dan satu motor saja, sisa jalanpun hanya untuk satu orang, tapi Rey merasa lebih nyaman diam dirumah ini daripada dirumah ibunya yang besar. Sebenarnya nyaman karena kehadiran Chacha, iya, itu saja, dimanapun Rey diam akan terasa nyaman, asalkan Chacha ada di sisinya.

Rey menaikidua tangga kecil menuju teras, ia membuka pintu dengan kantong di tangan kananya ''assalamu'alaikum.'' salam Rey.

Setelah menikah dengan Chacha, Rey memang memiliki perubahan yang cukup baik, awalnya ia jarang mengucapkan salam, tapi karena Chacha yang selalu menyindirnya dengan wa'alaikumsalam, jadilah Rey sudah membiasakan mengucapkan salam.

''WaalaikumSalam.'' jawab Chacha yang sedang duduk santai di sofa ruang tv dengan ponsel di genggamannya.

Rey mengulurkan tangannya seperti biasa, Chacha memang susah jika disuruh salam, jadi Rey harus mengulurkan tangan.

Chacha menyalami Rey sembari main ponsel.

Rey merebut ponsel Chacha ''tidak sopan, Suami pulang itu kamu sambut.'' Nasihat Rey.

''apasi! gue cuma maen hp doang! lo gitu amat si!'' Decak Chacha sembari berdiri lalu masuk kamar.

bugh

Chacha melempar pintu dengan kerasnya membuat Rey tersentak.

''salah lagi?'' tanya Rey pada dirinya sendiri.

Rey menyimpan kantong udang itu di meja makan, oke, ia harus membujuk istrinya yang marah.

''sya, buka.'' pinta Rey karena kamar yang dikunci.

Tidak ada sahutan.

''tasyaaa, bukaa.'' pinta Rey lagi.

Tetap tidak ada sahutan.

''sya buka! saya cape baru pulang kerja sudah kamu cuekin, buka sya buka, saya ingin mandi, ingin istirahat juga.'' cibir Rey.

Chacha membuka pintu.

''kamu kenapa si sya? kok jadi baperan? biasanya juga kamu tidak marah saya rebut handphonenya.'' tanya Rey sembari masuk.

Bibir Chacha berkomat kamit meniru ucapan Rey.

Rey mengernyit aneh seraya membuka lemari ''sya, besok saya ulang tahun ya, kamu beri saya hadiah ya.'' informasi Rey sembari mencari cari baju.

''besok!? serius!?'' tanya Chacha dengan paniknya.

PAK REY TERHORMAT ! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang