38. LATIHAN 🥋

2.3K 169 46
                                    

Vote, komen and share.
Part ini lumayan banyak yaa...

Makasih buat yang masih setia nunggu setiap partnya.




🥋HAPPY READING🥋

Dua orang yang berstatus suami istri itu sedang berada di sebuah Padepokan yang selalu Chacha datangi.

Besok hari dimana Chacha Lomba. Dan Sore ini waktu terakhir Chacha berlatih. Karena hari kemarin Rey menjatuhkan Chacha dan membuat Chacha mengaduh ngaduh, jadilah hari ini Rey berniat menebus kesalahannya dengan Cara menemani Chacha berlatih.

Sebenarnya, alasan Chacha kemarin memukul  dada Rey itu bukan karena merasakan Rey mencium keningnya, tetapi karena mimpi melawan saingan karatenya.

"Sya, serius kamu mau latihan disini?" Bisik Rey sembari berjalan menuju tempat latihannya.

Chacha sudah meminta izin pada pemiliki tempat itu, dan pastinya diberi Izin.

"Lo kalo mau ikut jangan banyak ngomong." Rupanya Rey diberi semprotan sampai mulutnya mengatup.

Begitu sesampainya di ruangan, Chacha duduk membuka sepatunya. Rey ikut duduk di sisi istrinya. Sebenarnya ia hanya menguntit saja, dan berharap dengan seperti ini ia bisa lebih dekat dengan Chacha.

Chacha berdiri dengan tas di tangannya.

"Kamu mau kemana sya?"

"Ganti bajulah! Yakali gue latihan pake kemeja sekolah." Suhutnya membuat Rey menyengir sok polos. "Lo gamau ganti baju juga?" Tanya Chacha karena Rey duduk santai.

"Yaudah hayu!" Antusiasnya berdiri dengan cepat dan semangat.

Chacha menatap Rey penuh intimidasi. "Hah? Apa? Lo mau gue tebas?"

Rey bergedik jadi ngeri. Ia kembali duduk. Rupanya Chacha tidak bisa diajak Bercanda. "Saya tidak bawa baju." Ucapnya jujur.

Chacha menatap laki laki dihadapannya dari bawah sampai atas. "Terus lo mau latihan pake baju kaya gitu hah?!" Chacha sedikit sewot melihat penampilan Rey yang berpakaian formal.

Rey menyengir sepolos mungkin. Lalu ia membuka jas hitamnya, melepas dasi, dan membuka kancing kemeja putihnya.

"Heh! Lo mau latihan gapake baju hah?!" Decak Chacha merasa tindakan suaminya sudah cukup gila.

Rey mengangguk dengan tangan memegang kancing yang belum dibuka.

Chacha semakin berdecak. "Udahlah udah gausah, lo diem aja disitu ngeliatin gue, pake lagi bajunya." Dumelnya melenggang pergi menuju toilet sana.

"Tidak peduli, latihan pakai kemejapun jadi." Monolognya tidak mau diatur atur.

Rey berdiri mengeluarkan kemeja yang tadinya dimasukan kedalam celana itu. Ia juga membuka kancing di kedua tangannya agar lebih longgar.

Membuka sepatu hitam mengkilap dan membiarkan hanya kaos kaki hitam yang tersisa.

Chacha datang dengan pakaian putihnya dan Rambut yang diikat satu.

Rey mendekati istrinya yang berdiri di tengah tengah ruangan luas itu sembari pemanasan. Dengan lari lari kecil sok lucunya, Rey menyengir begitu mata tajam mengarahnya.

Chacha yang melihat penampilan Rey itu hanya bisa diam. Ia tidak mau lagi komentar.

"Sya, saya tantang kamu, seandainya saya menang, Guling milik saya selamanya." Rey dengan antusiasnya menantang Chacha.

PAK REY TERHORMAT ! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang