62 REY POV

2.4K 173 129
                                    


🧑🏻HAPPY READING 🧑🏻


Rey POV

Ini semua takdir, jangan sebut saya jahat, saya hanya menjadi diri saya sendiri, bagaimanapun saya, inilah diri saya yang sebenarnya. ya, mungkin terlihat jahat, tapi saya juga manusia, saya memiliki hati, sikap empati, dan perasaan. 

Saya masih ingat jelas bagaimana awal mula saya mengenal Tasya. Tahun lalu, keponakan saya, jojo. Dia ulang tahun, sebagai keluarga dan paman, tentu saya hadir ke acara itu. 

Malam itu juga, saya merasa tidak suka melihat Tasya dan kedua temannya yang tidak ada etika, yang benar saja, mereka datang ke pesta dengan pakaian biasa saja, tidak rapih. Ditambah, mereka bertiga berjongkok main ponsel di paling belakang sewaktu acara di mulai, saya yang melihat itu merasa tidak memiliki rasa suka, sedikit pun. 

Satu hal yang membuat saya tidak suka pada Tasya, atau lebih jelasnya merasa dendam. Saat itu:

FLASHBACK 

Saya sedang berkumpul dengan beberapa teman kerja, mengobrol adalah satu satunya hal yang selalu di utamakan. Saya dan mereka itu membicarakan masalah pekerjaan yang dibilang penting tidak terlalu, tapi dibilang biasa saja juga tidak. 

Berbicara serius adalah kebiasaan saya, saya membicarakan beberapa hal yang akan saya bangun nantinya, begitupun rekan saua yang memberi saran, pendapat dan lain sebagainya. Tetapi, pembicaraan itu harus terhenti hanya karena kesalahan yang Tasya perbuat.  

dugh 

Satu gelas sirup menyiram celana saya dengan sempurnanya.

''aduhh, maaf, gasengaja.''  

Saya merasa menggeram kecil karena celana saya basah, seperti ngompol.

''pak rey, kita kedepan dulu.''  teman teman saya pergi seolah tau aura saya sedang kesal.

Saya melihat perempuan yang seperti sengaja menumpahkan sirup itu, saya lihat rautnya yang memiliki rasa puas melihat celana saya basah.

''kamu mengatakan maaf tapi celana saya tetap basah.'' saya marah pada anak perempuan itu.

''lalu? saya harus apa?'' jawabnya membuat perasaan saya semakin memanas.

''kamu haru tanggung jawa !'' ucap saya walau sebenarnya saya tidak tahu apa yang harus anak itu tanggung jawabkan.

Anak itu mendongak menatap saya penuh tantang ''tanggung jawab dengan?''  

Saya berfikir cepat memikirkan jawaban yang harus di lontarkan. Baru saya menemukan jawaban, tetapi teman anak itu datang seolah tau bahwa saya akan bermain kasar.

''aduh maaf ya temen saya emang emosian, maaf ya.'' ucap anak yang terlihat sedikit manja, jauh beda dengan anak yang menantang saya.

''kamu tau kamu mengganggu obrolan saya?'' tanya saya karena raut anak itu tidak ada rasa bersalah, sedikitpun.

''tahu, dan saya tidak sengaja.'' jawabnya tanpa sopan santun.

''ketidak sengajaan kamu itu menjatuhkan reputasi saya.'' tekan saya agar anak itu tau betapa berhargaan pembicaraan saya tadi.

'' tidak.'' jawabnya dengan acuh dan tanpa rasa takut.

''lihat! saya sudah seperti orang pipis dicelana!'' emosi saya mulai naik karena anak itu menahan tawa  ''kamu!....'' saya merasa tidak asing dengan anak itu, oh ya, dan saya sekarang mengerti, anak ini, adalah teman dari pacar Satria yang tadi saya hina hina di belakang sana. 

PAK REY TERHORMAT ! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang