54. MAAF

4.2K 204 58
                                    

Maaf ya bahasanya kasar kasar hhe.

Makasih buat yang selalu menunggu. Makasih juga buat yang masih setia.

Semoga menghibur yaa...

🔥HAPPY READING🔥

Tok tok tok

Ketukan pintu membuat Chacha yang sedang menyisir rambut itu jadi terhenti. Chacha berjalan dengan piyama merah ditubuhnya. Baju itu baju couplenya dengan Dika.

Waktu menunjukkan pukul 10 Malam. Chacha baru selesai mandi. Tadi sepulang dari kantor Rey, Chacha istirahat sebentar menenangkan fikirannya dengan cara tidur. Setelahnya ia mencuci baju, membersihkan ruangan, lalu rebahan membaca Novel sebagai pelarian fikirannya.

Chacha membuka pintu. Tidak ada orang di luar sana. Hanya ada sebuah paper bag kecil dibawah lantai.

Chacha meraih paper bag itu. Ia membukanya. Ternyata Makanan kesukaan Chacha, yaitu udang.

Terdapat sebuah Note juga didalamnya membuat Chacha membaca tulisannya.

Sya, maaf saya terlalu pengecut untuk berhadapan dengan kamu, mungkin saya akan menjauh dulu beberapa hari kedepannya, saya terlalu malu bertemu kamu, Masalah kamu dan saya, biar nanti kita selesaikan, saya harus berfikir lebih dulu agar tidak merasakan sebuah kata Sesal. Selamat makan, jaga kesehatan.

"Lo emang pengecut Rey," guman Chacha setelah membaca itu. Chacha merobeknya sepuas mungkin. Tapi makannya tidak ia buang, sayanglah jika di buang.

"rey! Keluar lo! Gue tau lo masih ada disini! Keluar Goblok! Jangan jadi pengecut lo!" Ucap Chacha dengan suara yang cukup kerasnya.

Terpaksa Chacha mengatakan itu, ia melihat sedikit topi yang keluar batas dari tembok depan teras. "Rey! Badan lo tinggi! Lo gabisa sembunyi! Lo terlalu bodoh buat lari dari masalah! Cepet lo keluar." Chacha menekan setiap katanya karena Rey yang masih saja bertahan.

Topi itu menghilang membuat Chacha lari keluar pagar. Ia yakin Rey pergi karena ucapannya. "Heh anjing! Diem lo!" Teriak Chacha membuat laki laki yang sedang berjalan membungkuk itu terdiam.

Chacha mendekati laki laki itu memastikan itu benar Rey. Ia menarik jaket hitamnya membuat laki laki itu berbalik badan. "Lo gapantes jadi pengecut!" Chacha berucap dengan tertekan.

Ya, laki laki itu Rey. Rey diam menunduk. Jujur saja, ia malu berhadapan dengan Chacha. "Maaf." Hanya itu yang Rey ucapkan.

Chacha melepaskan tangannya yang tadi menarik jaket itu. "gausah sok jadi misterius!" Tekan Chacha membuka topi dan masker yang Rey pakai dengan kasarnya.

"Maaf sya," Ucap Rey lagi sembari menunduk bak anak yang dimarahi ibunya.

"Gue gamaafin kesalahan lo," jawab Chacha dengan nada tajam.

Rey hanya diam tanpa menatap istrinya. "Tidak apa sya, kesalahan saya memang fatal." Gumam Rey seolah Ikhlas.

"Gimana lo sama Mona?" Tanya Chacha.  "Mau buat keluarga atau mau musuhan?" Tanya nya lagi. Yang Chacha maksud membuat keluarga ialah menikah.

Rey menggeleng.

"Jawab bukannya geleng geleng kaya gitu!" Galak Chacha.

"Saya sendiri meminta Mona agar pergi jauh jauh dari kehidupan Saya," jawabnya dengan suara ketir.

"Kenapa gak lo aja yang pergi jauh jauh dari Mona?"

Rey menggeleng, "saya tidak bisa meninggalkan kantor." Jawabnya masih menunduk.

PAK REY TERHORMAT ! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang