🖤HAPPY READING🖤
''pagi Sayang...,'' sapa Chacha sebagai pemanasannya. Jujur saja, sebenarnya Chacha geli mendengar itu.
Rey yang masih muka guling itu hanya mengangguk kecil.
Pagi ini, Chacha bangun lebih dulu, ia ingat dengan perjanjian semalam dimana hari ini Chacha harus membuat Rey bahagia selama 12 jam.
''kok gabahagia si disapa pagi pagi.'' protes Chacha dalam hati.
''apalagi ya, yang bikin si rey bahagia.'' gumam hatinya lagi.
''oh ya, SAYANG! semalem, tepat jam 12, aku ngucapin happy birthday ke kamu, tapi kamunya malah tidur nyenyak.'' beritahu Chacha duduk di samping Rey. Chacha sengaja menekan satu kata, agar apa?agar Rey sadar bahwa Chacha memenuhi permintaannya
''hmmm.'' respon Rey membelakangi Chacha kembali tidur.
Chacha mencibir tak jelas, sepertinya Rey sengaja menguji kesabaran Chacha. oke, tenang.
''sayang, aku bikin kamu seneng dari jam 12 malem, berarti jam 12 siang selesai ya.'' ucap Chacha.
Rey menahan tawa dibalik selimut. Mengapa? Pertama, Chacha memanggilnya 'Sayang' udah itu aku, kamu. Memang si Rey senang mendengarnya, hanya saja terasa Aneh. "Wahh sepertinya saya tambah sayang lagi sama kamu jika kamu terus seperti ini." Seru Rey sembari mendongak menatap Chacha sekejap.
Chacha berkomat kamit. ''aha!'' batin Chacha berseru.
Chacha berjalan menuju nakas samping sana, ia mengeluarkan benda yang semalam dipungut, dalam artian, menemukan lalu diambil.
Chacha tersenyum jahat plus senang ''emang si, selalu ada jalan di setiap permasalahan.'' batin Chacha.
Chacha duduk diatas kasur ''sayang, seandainya aku hamil gimana?'' tanya Chacha membuat Rey memperlihatkan wajahnya.
''ya periksa ke dokter lah.'' suhut Rey karena ucapan Chacha terdapat kata, seandainya.
Chacha meletakan benda itu di tangan Rey, Ia menahan tawa dirasa Rey akan merasa bahagia walau hanya sekejap.
Rey melihat benda itu, ia langsung duduk dengan cepat dan memperhatikan bendanya, Rey teringat ucapan ibunya yang semalam 'dua garis merah'
''kamu hamil!?'' tanya Rey dengan mata berbinarnya.
''ngga itu dapet nemu,'' batin Chacha. Chacha mengangguk ragu ragu, ia takut nantinya Rey malah menangis nangis karena dibohongi.
Rey tersenyum sangat senang membuat batin Chacha bersorak karena berhasil membuat Rey bahagia, walau sementara.
Rey memeluk Chacha dengan rasa harunya.
''kok gue jadi ngerasa bersalah.'' batin Chacha begitu Rey memeluknya sangat erat karena rasa senang.
''sya, ini kado ulang tahun kamu untuk saya yang paling berkesan.'' ucap Rey menatap mata Chacha dengan lekatnya.
''masalahnya itu ngga bener.'' batin Chacha menjawab ''oh ah, iya.'' gelagapan Chacha jadi tidak tenang.
''kamu sudah periksa kedokter sya?'' tanya Rey sangat serius.
Chacha mengangguk pelan dan ragu, jika ia mengatakan tidak, pasti, Rey akan membawanya sekarang juga.
''kata dokter apa?'' tanya Rey.
''iya gitu.'' jawab Chacha merasa serba salah.
Rey merengut ''sehat tidak?'' tanya nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PAK REY TERHORMAT ! (END)
Romance'' mau lo apasi ?!'' tanya Chacha dengan sewotnya pada Rey. ''memang , anak sekarang tidak tahu sopan santun'' gumam Rey menyindir Chacha. ''PAK REY TERHORMAT ! APA MAU ANDA!'' tanya Chacha dengan tertekannya pada Rey . ''saya tidak suka kamu'' j...