61.NOSTALGIA

2.4K 165 40
                                    

🎠HAPPY READING🎠

Perempuan dengan baju tidur dan rambut terikat tak jelas itu terduduk lemas di lantai, ia bersandar pada kasur dengan tak berdaya nya. 

Bi ati, selaku orang satu satunya yang ada disana merasa khawatir melihat Chacha yang tak henti hentinya muntah. 

Rey sedang di kantor, Ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya begitu saja, Rey punya tanggung jawab yang cukup besar, terlebih tadi pagi sebelum Rey berangkat Chacha baik baik saja, bahkan Chacha makan dua porsi, dan Rey fikir ia akan tenang meninggalkan Chacha beberapa jam itu. 

''ahhh! kok jadi pusing gini si!'' Rengek Chacha pada dirinya sendiri. Bi Ati berdiri di samping menemani Chacha. 

''biasanya neng, nanti juga ngga.'' ucap Bi Ati menenangkan Chacha. 

''tapi ini pusing...! ahhhk jadi kesel.'' Chacha marah marah sendiri. 

''mau bibi pijitin ga?'' tawar Bi Ati. 

''gausah bi,'' tolak Chacha lalu berlari ke kamar mandi. 

Bi Ati mundar mandir tak jelas plus bingung.

Chacha keluar kamar mandi dengan sempoyongannya  ''gimana dong bi?'' tanya Chacha duduk di tempat semula.

''bibi telpon bapak ya?'' izinnya merogoh ponsel.

''gausah bi, emang kalo ada Rey apa ngaruhnya? pasti tetep gini kok.'' tolak Chacha tak mau mengganggu Rey kerja. 

''diminum lagi neng airnya.'' suruh Bibi menunjuk air hangat yang ada di samping Chacha. 

Chacha hanya mengangguk lesu. 

''duduknya mending diatas neng, biar ga dingin.'' saran Bi Ati membuat Chacha berdiri pindah tempat. Mata Chacha membola begitu melihat kotak jam beserta isinya yang masih ada diatas nakas. 

''kok ga dipake si!'' marahnya meraih kotak itu. 

bi ati yang mengambil gelas terlonjak kaget mendengar suara chacha yang tiba tiba marah . 

''si rey kurang ajar! bi suruh rey pulang!'' perintahnya dengan galak membuat Bi Ati mengangguk. 

Bi Ati keluar kamar Chacha mengambil ponselnya yang di simpan diatas meja makan. 

Chacha mendumel tak jelas melihat jam yang masih utuh, ia merasa Rey tidak menghargai pemberiannya yang susah payah dibeli. 

''susah susah gue beli lo! tapi yang dikasih gatau terimakasih.'' ocehnya memukul mukul jam itu. 

Rey sudah mengangkat telpon Bi Ati.

''assalamu'alaikum, pak '' ucap Bi Ati. 

''wa'alaikumSalam, iya ada apa bi?'' 

''ini pak, neng Tasya muntah muntah, terus marah marah juga, katanya suruh bapak pulang.'' beritahu Bi Ati dengan rincinya. 

''iya bi nanti saya pulang, saya lagi meeting dulu, nanti selesai meeting pasti langsung pulang, beritahu saja pada Tasya sebentar lagi saya pulang.'' beritahu Rey dengan tenangnya.  

''oh iya pak siap,''

''yaudah Bi saya meeting lagi ya, assalamu'alaikum.'' akhir Rey. 

tut 

Bi Ati memutuskan sambungan setelah mendengar penutup dari Rey  ''wa'alaikumSalam.'' ucapnya yang tak bisa di dengar Rey karena sambungan sudah putus. 

Bi Ati kembali ke kamar menemui Chacha. Ahacha tidak ada dikasur, ia sedang di toilet seperti tadi membuat Bi Ati merasa kasihan. 

''yaampun neng,'' panik Bi Ati membantu Chacha berjalan karena sempoyongan. 

PAK REY TERHORMAT ! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang