72. (END)

7.6K 214 40
                                    



👨‍👩‍👦HAPPY READING👨‍👩‍👦

''GOOD MORNING SAYANG!'' sapa Rey dengan ceria begitu membuka mata dan melihat Chacha yang sedang mengancingkan baju Gio.

''morning! morning! udah siang gini dibilang morning!'' sewot Chacha seraga menyemprotkan minyak wangi pada baju Gio ''gio aja udah mandi dua kali, dan lo masih bilang morning?!'' tambahnya memberikan Gio bedak.

Rey hanya menyengir ''kamu mandi belum?''

Chacha yang membereskan perlengkapan Gio itu hanya berkomat kamit tak jelas, dari pakaiannya saja bisa Rey lihat jika Chacha sudah mandi, dan Rey masih bertanya? sungguh kehabisan basa basi.

''kenapa kamu jarang pakai dress lagi sekarang?'' 

''gapapa.'' jawab Chacha memberikan Gio mainan.

''padahal saya lebih suka liat kamu pakai dress.'' beritahunya dengan tangan menarik narik tali celana Gio.

''yaudah iya nanti gue pake lagi.'' suhut Chacha membuat senyum Rey.

Chacha menggendong Gio ''cepetan lo mandi, katanya mau kerumah-''

''iya sayang iya.'' Rey tak mau mendengar istrinya mengoceh.

Chacha mendelik lalu melenggang pergi membawa Gio keluar. Ia menyimpan Gio di tempat duduk bayi. tak lupa juga menyalakan tv agar Gio menonton kartun.

''gio anteng anteng ya, mama mau masak dulu.'' Amanatnya lalu kedapur.

Ia melihat kantong belanjaannya yang tadi ia beli di abang sayur. Chacha Mulai memotong motong sayuran dan rempah rempah.

''YAAMPUN SAYANG!'' heboh Rey di ruangan sana membuat aktivitas Chacha terhenti lalu berlari melihat apa yang sebenarnya terjadi.

''kenapa rey?''

Rey mendongak ''astagfirullah istigfar sya! kamu mau bunuh saya sama Gio?'' paniknya melihat tangan kanan Chacha yang memegang pisau.

Chacha merengut ''gio kenapa?''

''gapapa, saya hanya khawatir liat Gio sendiri, takut takut Gio di gigit semut.'' jawab Rey dengan santainya membuat Chacha melenggang pergi.

Rey mengangkat Gio ''sini sayang papa gendong.'' ucapnya membuat Gio berjingkrak jingkrak ''seneng ya kamu digendong papa?'' seru Rey melihat raut bahagia anaknya.

Gio menjulur julurkan lidahnya membuat Rey gemas ''emm anak papa ganteng.'' ucapnya lagi mencium cium pipi gembul Gio ''gio kok glowing si?'' gumamnya berjalan menuju dapur.

Rey duduk di kursi dengan Gio yang duduk di pangkuannya ''masih lama ga?'' tanya nya membuat Chacha menoleh lalu mengangguk. Rey meraih satu lembar roti lalu menambahkan susu coklat diatasnya.

''gio mau?'' tawarnya menyodorkan roti itu pada mulut Gio membuat mulut itu menganga siap menyantap ''tidak bisa!'' Ia melahap roti membuat Gio mendongak merasa tertipu.

''euhhh!'' suara Gio dengan tangan mengucek ngucek mata.

Chacha yang melihat Gio sudah merah hampir menangis itu jadi panik, ia berlutut di hadapan Gio ''rey mata gio kemasukan roti.'' beritahu chacha setelah melihat serpihan roti di kelopak matanya.

''tiup lah.'' Chacha meniup niup mata anaknya dengan pelan.

Ia membersihkan wajah dan rambut Gio yang sudah dihamburi roti.

Hidung Rey menarik narik nafas ''kaya bau gosong.'' gumamnya  mencium cium aroma bau gosong.

''udah ya jangan nangis.'' Chacha mencium Gio pelan.

PAK REY TERHORMAT ! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang