42. KECEWA

3.6K 199 47
                                    

Terimakasih untuk semuanya.....
Aku tambah semangat. serius gak boong,🥺

Akan ada saatnya saya Threeple up💃.

Jangan bosen bosen ya.. pokoknya kalian harus setia titik. Tunggu sampe END. Kalo ngga, yaudah gapapa aku tegar kok hmm🤧

Maaf untuk segala kekurangannya. Dan terimakasih atas supportnya.

🙃HAPPY READING🙃

Betapa emosinya Rey melihat Chacha yang tersenyum senyum bak perempuan sedang jatuh cinta. Dengan cepatnya Rey melempari Chacha dengan guling tepat pada wajahnya. 

''anj-''

''anjing!'' Rey mendahului ucapan itu. 

''lo mancing mancing emosi gue mulu Rey, gue gabisa akur sama lo ah kalo gini L! gue dari tadi diem baca buku! tapi lo tiba tiba maen lempar lempar aja! gimana gue gaemosi liat lo coba?'' cibir Chacha.

Sekarang, dua orang itu sedang duduk diatas kasur dengan kegiatan mereka masing masing. Rey dengan laptopnya dan Chacha dengan Novel di tangannya.

Bibir Rey berkomat kamit mengatai cibiran Chacha.  ''baca buku apa?! buku kamu kebalik itu!'' tekannya membuat Chacha melihat novelnya yang ternyata memang terbalik. 

Rey dan Chacha, mereka sedang santai diatas kasur, Rey dengan laptopnya dan Chacha dengan novelnya. 

''bilang saja, kamu sedang berhayal hayal hidup bahagia dengan dokter tadi, TIDAK AKAN SAYA BIARKAN! SEKALIPUN ITU HAYALAN!''  cemburu ceritanya.

Chacha berengut heran, kenapa tebakan Rey selalu tepat?! kenapa hah? Kenapaaa?.  ''padahal itu harapan gue, gue tuh pengen punya suami yang profesinya dokter, biar cocok gitu perawat sama dokter.''  gumam Chacha dengan raut kecewanya.

Rey bedecih, Chacha tidak tahu apa? hati Rey terbakar.  ''sudah, tidak usah bahas itu.'' 

Chacha menghembuskan nafasnya kasar, lalu ia harus curhat pada siapa mengenai pertemuannya dengan dokter tadi. 

''rey, kenapa si kok tadi lo ga minta maaf?'' tanya Chacha sedikit sewot.

''tidak perlu, niat saya hanya ingin ganti rugi.'' jawabnya sok singkat.

''songong lo! walaupun lo ngerusak barang orang, tapi minta maaf itu harus.'' beritahu Chacha.  ''lo jangan mentingin uang rey, orang juga punya kok duit, tapi orang ga sombong kaya lo,'' tegas Chacha mengomentari sikap buruk Rey.

''bodoamat, saya tetap saya, saya tidak akan menjadi seperti mereka, ini saya, dan saya tidak akan mengubahnya.'' acuh Rey membuat Chacha mengangkat satu alisnya.

Oke, Chacha harus berbicara dengan tenang dan halus.  ''fikiran lo salah, jadi orang itu harus lebih baik, kalo lo buruk, lo harus berubah jadi bagus, bukannya tetep kaya gitu, udah tau salah dikasih tau nyolot.'' oceh Chacha. Rupanya ia tidak bisa tenang.

''bodoamat, mau saya buruk kek, mau saya bagus kek  itu tidak ada manfaatnya, toh kamu malah suka sama dokter sok baik itu, lalu? Untuk apa saya mengubah diri saya?'' cibir Rey dengan tampang menyebalkannya.  

''gue kasian sama nanti yang jadi istri lo.'' Chacha menggeleng geleng merasa iba.

''saya kasian sama nanti yang jadi anak kamu.'' balas Rey membuat chacha mengernyit  tak mengerti.  ''sudah bapak nya sombong, ibunya cuek, galak lagi, pasti dia ngebatin.'' lanjut Rey dengan wajah melasnya.

PAK REY TERHORMAT ! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang