Disaat mereka menyalahkan saya, hanya kamu yang memberi saya semangat.Setelah rasa Luka dan Kecewa hadir, Barulah rasa Bahagia terasa.
Saya tidak akan tahu Arti bahagia jika tidak pernah terluka.
Saya tidak akan pernah tahu Arti tertawa Jika tidak pernah menangis.
Saya Tidak akan pernah tahu bagaimana kamu jika kita tidak pernah bersatu.
Mengenal Kamu, Butuh banyak luka, Tapi bahagia dengan kamu, terlihat sederhana.
Saya hanya akan mengingat kamu yang selalu ada. Bukan kamu yang selalu ingin tertawa tapi takut akan Luka.
_ReyHarapan Gue cuma satu, setelah kita saling melukai, kita bisa saling mengerti dan tidak mengulanginya lagi.
🐰HAPPY READING🐰
Chacha melihat Rey yang berada di sampingnya. Ia memegang dadanya yang bergetar hebat. Chacha melihat jam yang menunjukkan pukul 9 pagi.
Chacha diam mengingat ngingat aktivitas yang sudah ia lakukan. "Duh, gue abis ngapain sama si Rey? Yaelah kenapa gue ngelakuin itu." Batinnya. Chacha berdecak kecil. "duh semalem gue gak mikir panjang."
"Pagi sya,"
Chacha hanya mengangguk ngangguk canggung.
"Kok kamu gak peluk saya balik sya?" Gumam Rey masih dengan mata terpejam.
"REY! GUE LUPA KALO GUE HARUS SEKOLAH!" Chacha panik sampai langsung beranjak.
Rey mengernyit dengan mata sipitnya. "Jangan salahkan saya, sudah saya beri tahu kamu tadi pagi, selesai mandi jangan tidur, kamu besok sekolah, tapi apa jawaban kamu? 'gapapa Rey gue ngantuk banget soalnya, nanti kita bangun jam enam aja' ingat ya itu." Jelas Rey mengulang kata katanya.
Cahacha berdecak decak. Ia bahkan lupa dengan kejadian tadi pagi.
Chacha lari masuk kedalam kamar mandi. Ia menekan keningnya berusaha tenang. Ingin rasanya menangis, tapi tidak mau Rey tau, bisa bisa Rey malah merasa bersalah lagi.
"Aduhhh... Gimana dong?" Chacha bingung harus bersikap bagaimana, tentu saja kejadian itu membuat fikirannya berantakan. Chacha tidak bisa bersikap biasa saja terhadap Rey, ia merasa canggung.
Chacha melihat dirinya sendiri di cermin.
"Ahhhh, gue bingung harus gimana." Rengeknya pada diri sendiri.
"Sya, kamu baik baik saja?" Rey yang sedkit khawatir karena toilet yang sepi
"Iya! Gue baik baik aja kok." Suhut Chacha membuat Rey merasa lega.
Chacha mengatur nafasnya. "Oke, lo tenang, lo harus marah sama Si Rey." Gumamnya tidak mau memikirkan itu sendirian. "Tapi itu salah gue sendiri karena udah salah paham, Cha, lo ah lo kenapa sih." Decaknya meruntuki diri sendiri.
Chacha masih inget jelas. Dimana Rey yang berniat pindah tempat tidur lagi tapi Chacha tahan dan tarik sekeras mungkin. Bahkan, Semalam Chacha yang memancing mancing Rey dengan segala tingkahnya. Dan Rey tentu merasakan hal lain karena sikap Chacha itu. jangan salahkan Rey, Semua terjadi sendirinya. Jantung Chacha kembali berdebar lebih cepat karena mengingat ngingat kejadian itu.
Bibirnya tersenyum secara tiba tiba. "Eh lo malah senyum, plis gue gak suka ini." Decaknya menepuk bibir sendiri yang menerbitkan senyuman.
"Sya, kamu kok lama sekali?" Tanya Rey di luar sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAK REY TERHORMAT ! (END)
Romance'' mau lo apasi ?!'' tanya Chacha dengan sewotnya pada Rey. ''memang , anak sekarang tidak tahu sopan santun'' gumam Rey menyindir Chacha. ''PAK REY TERHORMAT ! APA MAU ANDA!'' tanya Chacha dengan tertekannya pada Rey . ''saya tidak suka kamu'' j...