51. TIGA ISTRI

2.6K 159 34
                                    



🌜HAPPY READING🌛

''sya bangun dong sya, antar saya kedapur sya.'' Rey menepuk nepuk Chacha yang sudah tidur lelap. Dua orang itu tidak berebut guling lagi, karena Rey sudah menyediakan tiga guling sekaligus. 

''euhhh apasi ah.'' gumam Chacha menepis tangan Rey yang menepuk nepuk kepalanya. 

''sya saya ingin minum, tapi saya takut, kamu bangun dulu dong sya antar saya,'' pinta rey menepuk nepuk mata Chacha. 

''yaudah minum air wc aja sana.'' saran Chacha tak mau tidur nyenyaknya diganggu. Bahkan Chacha tidak membuka matanya. 

''antar tasyaaa.'' rengek Rey menarik selimut Chacha lalu menyalakan lampu, Rey baru ingat bahwa Chacha akan terbangun karena cahaya lampu. 

''ihhhhh!'' Chacha menutup matanya menggunakan guling. 

''bangun! bangun tidak? bangunnnnnnnnnnn.'' heboh Rey meloncat loncat dikasur agar Chacha semakin terganggu. 

Chacha mengacak rambutnya frustasi membuat rambut itu berantakan,  ''kaya bocah lo!'' kesal Chacha sembari duduk.  

''yes, hayu antar saya kedapur.'' ajaknya dengan antusias. Chacha menggeliat dan menguap sebelum menurunkan kaki . 

''yaudah cepet.'' ucap Chacha berjalan lebih dulu karena Rey yang takut berada didepan. 

Chacha heran, padahal dapur itu tidak terlalu jauh, tapi bisa bisanya Rey merasa takut ''gayaan aja punya rumah tiga tingkat, ehhh gataunya penakut.'' maki Chacha duduk di meja makan menunggu Rey yang membuka kulkas. Kulkas memang sudah ada isinya, karena tadi sore mereka belanja.

''terserah saya dong.'' suhut Rey menuangkan jus pada gelas. 

'' dirumah yang ga tingkat aja lo masih minta anter gue, apalagi dirumah tiga tingkat.'' cibir Chacha dengan nyawa yang belum terkumpulnya.

''jika dirumah tiga tingkat, saya berarti punya tiga istri, di tingkat pertama kamu, ditingkat kedua - ''

''mona, ditingkat ketiga kun kun.'' suhut Chacha dengan cepatnya. 

''ih sya, kamu tidak boleh membicarakan itu, ini sudah pukul satu malam.'' dengus Rey dengan takut takutnya. Rey meleguk minuman itu sampai tandas. 

'' gue juga mau dong.'' seru Chacha  menyuruh Rey. 

Rey dengan baiknya menuangkan jus mangga itu kedalam gelas  ''gelasnya yang baru dong, itukan bekas lo,'' Chacha mengatur ngatur. 

''jika mau kamu minum jika tidak, jangan.'' tegas Rey menyimpan gelas itu dihadapan Istrinya. 

Chacha meleguk jus itu, jika Rey berbicara tegas, itu adalah tanda akan terjadinya sebuah keributan jika Chacha masih keras kepala, jadi Chacha memilih ngalah. 

''minum air putih.'' suruh Rey begitu Chacha menghabiskan jus itu.

''iya pak rey.'' patuh Chacha mengambil air putih  ''eeeuuuu! eh.'' Chacha dengan sengajanya bersendawa mengharapkan ocehan Rey. 

'' tasyaa! tidak sopan! kamu itu perempuan, jaga etika kamu,''

  kan  rey ngoceh.

 ''gasengaja.'' jawab Chacha. 

''iya nanti jadi kebiasaan!'' suhut Rey sembari berjalan. 

''bagus kalo jadi kebiasaan, biar semua pada ilfeel ke gue, termasuk lo.'' seru Chacha. 

''ngaco nih mulai ngaco, tidur tidur tidak benar jika masih hidup.'' titah Rey dirasa akan ribut jika Chacha tidak tidur. 

Bibir Chacha berkomat kamit sebagai respon titahan Rey, tadi Rey yang membangunkan tidurnya, dan sekarang Rey yang menyuruhnya lagi untuk tidur, difikir mata Chacha bisa dengan mudah begitu saja tertidur dan terbangun.

PAK REY TERHORMAT ! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang