22. HARAPAN REY

3.7K 214 28
                                    


Semoga kalian selalu dalam keadaan baik.
Hanya mengingatkan , jangan lupa jaga kesehatan.

Seperti biasa ,,

Semoga kalian selalu Bahagia.

Buat yang lagi ngerasa lelah sama Capek , jangan lupa istirahat...

Makasih buat yang udah support cerita ini. Buat yang udah Vote intinya , yang komen apalagi , yang Udah Baca juga . Buat yang belum cepetan Vote , aku hitung ya ..

1

2

3

Makasih buat yang barusan ngasih Vote...

Sekali lagi jaga kesehetan...


🐻HAPPY READING🐻

Matahari mulai terbit , dan Chacha tetap seperti itu , diam berbaring diatas kasur dengan mata terbuka dan merenung tak jelas . 

Dan Rey , Ia tidur di sofa tanpa bantal dan tanpa selimut lebih parahnya tanpa guling.

Badan Chacha masih terasa nyeri , tapi sedikit demi sedikit bisa bergerak , panasnya sudah turun tapi kompres dikepalanya masih terpasang . 

Chacha sudah tidak mengerti lagi , sepertinya ia memilih mengikuti alur yang dijalani Rey saja , jika Rey tidak berbicara , maka Chacha juga tidak akan berbicara , lagipula , Chacha tidak akan merasa keberatan jika Rey Marah.

Chacha mulai mendudukan tubuhnya , sedikit demi sedikit Chacha menggerak gerakkan kaki dan tangannya , walau masih terasa sakit , setidaknya bisa bergerak . 

Chacha mengangkat celananya , ia ingin melihat keadaan kaki itu . Chacha hanya tersenyum kecil setelah melihat kakinya merah , tentu saja merah , tertimpa motor . 

Chacha mengangkat lengan bajunya , ia tersenyum kecil lagi melihat luka di tangannya . Chacha memegang pundaknya , ia sudah tahu pundaknya pasti merah karena terkena pohon jatuh itu . 

Rey yang masuk kamar itu hanya masuk tanpa melirik ataupun menoleh sedikit pada Chacha . Dan Chacha , merasa aneh pasti , tapi tidak merasa keberatan . 

'' kamu tidak sekolah ?'' tanya Rey membuka lemari.

'' lo nanya gue atau nanya baju ?'' tanya Chacha , gila saja Rey seperti bertanya pada baju.

Rey berbalik badan dengan paksanya  ''ga ! gue gamau sekolah lagi , buat apa gue sekolah kalo nanti disekolah malah jadi beban fikiran orang '' ucap Chacha sembari menggerak gerakkan kakinya.

'' jangan fikir orang memikirkan kamu ! mereka tidak akan memikirkan kamu , mereka punya fikiran dan beban masing masing , hidup mereka bukan hanya mengetahui kehidupan kamu '' pagi pagi Rey sudah mengajari istrinya.

''tapikan lo udah kasih beban ke temen gue pak rey terhormat ! '' gereget Chacha , Chacha masih ingat dengan Rey yang mengirim pesan pada Ara itu . 

Rey menarik nafas , ia mengambil ponsel di nakasnya menyalakan layar melempar pada Chacha. 

Chacha hanya menatap Rey dengan mata sinisnya itu sembari mengambil ponsel Rey , Chacha melihat apa yang pertama ia lihat  . 

Ia mengerutkan alisnya  ''maksud lo ?'' tanya Chacha tidak paham begitu melihat layar yang menampilkan Room Chat yang kemarin sore Chacha lihat. Yaitu pesan Foto yang dikirin Rey.

Rey menarik nafas  ''saya fikir kamu cerdas , ternyata kurang '' ejeknya membuat Chacha semakin menajamkan tatapannya.

Chacha mengepalkan tangannya , ia ingin menonjok Rey ! tapi tidak bisa karena badannya sakit  ''JADI LO NIPU GUE HAH ?!'' emosi Chacha paham akan permainan Rey. 

PAK REY TERHORMAT ! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang