60. KEJUJURAN

2.8K 168 116
                                    

✳️HAPPY READING✳️

Chacha sedang ragu ragu, ini sudah sore, tapi ia belum berani mengatakan hal yang sebenarnya terjadi. Rey sedang duduk santai di ruang TV sembari nonton berita, memang, seperti bapak bapak. 

Chacha duduk di samping Rey dengan kegelisahan hatinya. 

''sya, kamu emang keren! kamu berhasil buat saya bahagia, sampai sampai saya masih merasakan bahagianya kejadian tadi.'' seru Rey bersandar pada Chacha dengan manjanya. 

''Saya tidak menyangka kamu bisa se romantis itu, intinya saya sangat senang sekali.'' Seru Rey memeluk Chacha dari samping dengan nyamannya. 

Tadi, sewaktu di panti Asuhan, Chacha menyuruh anak anak disana untuk memberikan kue ulang tahun kepada Rey, Alhasil Rey menangis nangis terharu karena perbuatan Chacha itu. 

Chacha sengaja membuat Rey senang, karena apa? karena Chacha tahu nanti Rey akan marah dan menangis kecewa.

''sayang, kamu cepat besar ya, papa tidak sabar ingin mengurus kamu,'' kini Rey mencium cium perut Chacha yang rata itu. 

Chacha semakin merasa bersalah sudah membohongi Rey. Chacha bertekad kuat, ia harus jujur. 

''Rey,'' panggil Chacha dengan takut takutnya. 

''iya?'' tanya Rey kembali duduk dengan biasa. 

Chacha mengumpulkan keberanian ''sebenernya, gue it-''

Rey lari dengan cepat menuju kamar mandi dapur. 

uwek

Chacha menurunkan bahunya mendengar suara Rey. Beruntung ia tidak terpancing seperti tadi. 

''kenapa sya?'' tanya Rey duduk si samping Chacha dengan nafas lelahnya. 

''sebenernya gue gahamil.'' ucap Chacha dengan cepatnya karena tak mau menunda nunda. 

Rey mengernyitkan dahinya.  

''maaf rey, gue sebenernya ga hamil, taspack itu bukan punya gue, itu punya orang.'' jelas Chacha dengan suara pelannya karena merasa bersalah. 

Rey tertawa paksa  ''kamu ngeprank saya ya? biar saya menangis gitu? lalu saya marah marah pada kamu, padahal kamu menyiapkan suprise untuk saya, gitukan?'' curiganya merasa ucapan Chacha itu hanyalah prank.

Chacha menunduk merasa takut  ''maaf rey, tapi itu emang bukan punya gue, gue gahamil.'' lirih Chacha. 

Rey membeku. 

''sya, jangan becanda ah! orang jelas jelas kamu hamil kok!'' decak Rey masih berfikir itu hanyalah candaan. 

''rey gue gahamil, itu bukan punya gue,'' Chacha terus berkata jujur. 

Rey mulai merasa percaya, ia menatap Chacha dengan mata dinginnya  ''kalo gue hamil, pastinya gue keguguran gara gara pas balapan gue jatoh.'' beritahu Chacha. 

Rey hanya bisa menatap Chacha dengan datar dan dingin. 

''maaf rey, gue cuma pengen bikin lo bahagia, tapi gue gatau caranya.'' ucap Chacha menatap tatapan dingin Rey. Chacha bahkan memegang kedua tangan Rey agar suaminya tidak marah. 

''iya kamu buat saya bahagia, bahkan 15 jam! tapi,'' Rey menggantung ucapannya  ''setelah kamu buat saya bahagia! kamu sendiri yang menjatuhkan saya!'' marah Rey sembari berdiri dan menepis tangan istrinya. 

Chacha salah, jadi ia tidak berani melawan. Yang bisa Chacha lakukan hanyalah menunduk dan merasa bersalah. 

''saya kecewa sya sama kamu! becanda kamu tidak lucu! pantas saja kamu tidak mau saya memberitahu ibu, padahal, itu palsu.'' tekan Rey dengan mata merahnya pertanda sangat kecewa dan marah. 

PAK REY TERHORMAT ! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang