Extra Part

5.7K 194 17
                                    

💞HAPPY READING💞

"Papaaaaaa, huaaaaa Papaaaaa, Mamaa dahat!!" Histeris suara Anak laki laki yang sangat menggelegar.

"Assa- eh, Gio kenapa nangis?" Seru Rey yang baru saja pulang kerja tapi melihat anaknya yang lari lari sambil menangis.

Gio langsung memeluk kaki Papanya membuat Rey berjongkok. "Kenapa nangis?" Tanya Rey sembari mengusap air mata anaknya yang membasahi pipi mulusnya itu.

"Mama, Dahat, dia memukul Gio," Adu Gio dengan bibir mengercut.

"Sekarang mamanya mana?" Tanya Rey dengan lembutnya membuat Gio menunjuk ke satu arah.

Rey memangku Gio lalu membawanya berjalan menuju dapur.

"Mamaa!! Gio sudah mengadu, wlee!!" Teriak Gio begitu tiba di dapur membuat Chacha yang sedang masak itu melihat anaknya lalu mendelik.

"Sudah sudah, ngomong kaya bapaknya." Dumel Chacha dengan pelan. Chacha heran dengan Gio yang berbicara seperti Rey.

Usia Gio saat ini ialah 4 tahun.

"Masak apa?" Tanya Rey berdiri di dekat Istrinya.

"Masak mata manusia!!" Jawab Chacha ketus. Perlu kalian ingat, Chacha masih saja ketus, tapi tidak terlalu setiap waktu.

"Mama! Tidak boleh speetri itu kepada Papa Gio," peringat Gio dengan mata melotot lotot nya.

"Bela terusss!!" Cibir Chacha karena Gio selalu membela Rey.

"Sirik Terussss!!" Balas Rey meniru istrinya.

"Ribut Terussss!!" Tambah Gio yang tak mau kalah.

"Ngga kok sayang, Papa sama Mama gak ribut." Ucap Rey mengelus rambut anaknya.

"Jangan bohong sama anak kecil, nanti dia jadi suka bohong juga, Gio GANTENG! Kita itu emang suka keributan Sayang, jadi kamu harus kuat mental ya!" Jelas Chacha dengan antusias.

"Kamu kenapasi, ajarin anak yang bener, jangan kaya gitu." Peringat Rey dengan seriusnya. Kini Rey menurunkan Gio. "Gio Sayang, kamu kesana dulu gih, jagain dede Gea ya." Gio mengangguk lalu lari menjauh dari dapur sana. Gio memang patuh kepada Rey. Tapi hanya kepada Rey, tidak terhadap Mamanya.

Rey mematikan kompor membuat Chacha menatapnya dengan wajah janggal. "Kamu kenapa mukul Gio?" Tanya Rey tegas.

"Ngga, siapa yang mukul Gio, Aku gamukul Gio," suhut Chacha merasa dituduh.

"Tadi kata Gio, Kamu jahat, kamu mukul dia katanya." Jelas Rey.

Chacha menarik nafas. "Gio!!!" Teriaknya memanggil Gio dengan kesal.

"Ish, kamu Sya, jangan kasar kasar manggilnya, nanti Gio jadi kasar juga." Peringat Rey membuat Chacha mendengus lalu membuka celemet dan berjalan membuat Rey mengikutinya dari belakang.

"Papa, Dede Geanya ingin meminum susu." Beritahu Gio yang sedang duduk di sudut ruangan dan menatap kedua orang tuanya yang ada disana.

Chacha menahan amarahnya sekuat mungkin, sementara Rey yang ada di sampingnya menggaruk rambutnya tak jelas. "Ini gara gara Kamu ya, anaknya kaya gitu nurutin papanya, dibilang ajarin anak yang bener, itu anak kucing siapa yang ngambil lagi? Udah di buang tetep aja di ambil lagi, pake dikasih nama dede Gea lagi, Anak sama Bapak sama aja! Sama sama halu." Omel Chacha melihat Gio yang sedang memainkan anak Kucing didalam dus.

Chacha heran terhadap Rey dan Gio. Dua laki laki itu memungut anak kucing yang orang buang didepan rumahnya, Anak kucing yang masih kecil, sekecil tikus anaknya, belum lagi Rey yang memberi nama kepada anak kucing itu.

PAK REY TERHORMAT ! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang