3. GEDUNG TUA

6K 382 4
                                    

👑Happy reading👑

Disinilah Rey berada, di depan rumah Chacha, di dalam mobil. melihat Chacha keluar, membuat Rey mengikuti dari belakang.

Melihat Chacha berhenti di perkumpulan orang ramai membuat Rey ikut berhenti dan keluar mobil dengan takut takut.

''akhirnya kamu datang juga.'' sapa seorang Bapak bapak yang memakai topi menjabat tangan perempuan itu.

''apakabar kamu?'' tanya Bapak itu.

''baik.'' jawab Chacha dengan ramahnya.

''nonton doang atau mau ikutan?''

''ikut deh.'' jawab Chacha yang diberi jempol Bapa itu.

Rey yang hanya melihat dari kejauhan jadi penasaran dengan apa yang dimaksud dengam kegiatan itu.

''oh iya, minggu depan ada acara, menurut saya kamu pantas ikut.''  Ujar Bapak itu pada Chacha.

''acaranya hari minggu?'' tanya Chacha yang diangguki Bapa itu ''oke saya ikut.'' lanjutnya dengan mantap.

Rey yang memperhatikan dari jauh itu penasaran ingin tahu apa yang mereka obrolkan. Ah sudahlah, masalah itu biar nanti ia perintahkan antek anteknya agar mencari tahu.

Chacha mulai memakai helm dan menyalakan motor, di depan sana, sudah ada tiga motor yang menyala.

Rey hanya menonton dari jauh jauh, dugaannya pada Chacha sudah benar, bahwa Chacha perempuan galak dan sedikit liar.

Chacha terlihat menang atas keahliannya. Beberapa orang terlihat memuji dan mengucapkan selamat pada perempuan itu.

Rey membuka ponselnya, ia menelpon sesorang yang sangat penting menurutnya. Rey memasukan ponselnya kembali dan masuk kedalam mobil. Ia memajukan mobilnya agar lebih jauh dari lokasi itu.

Tak lama, suara mobil polisi membuat keramaian itu bubar dengan heboh. Rey tersenyum puas melihat achacha yang sudah ditahan satu polisi.

Chacha yang tertangkap oleh polisi pun hanya bisa meneguk ludah pasrah, sudah sekian lama ia seperti itu, tapi ini pertama kalinya tertangkap polisi.

''anda ikut kami kekantor.'' ucap polisi itu.

''oke,'' jawabnya dengan santai.

Dari sekian banyaknya orang, hanya Chacha yang tertangkap, keterlaluan.

Rey yang melihat Chacha dibawa masuk kedalam mobil polisi pun tersenyum sangat puas. Ia mengikuti mobil itu dari belakang.

Sesampainya di kantor polisi, Rey masih mengikuti Chacha yang di awasi dua polisi itu masuk kedalam.

Chacha yang harus berhadapan dengan polisi merasa gelisah saat di perintahkan untuk menghubungi orang tuanya.

''orang tua saya sibuk pa,'' jawab Vhacha dengan jujurnya.

''hubungi saja dulu.'' sarannya yang membuat Chacha menelpon Ayahnya.

Rey duduk di kursi dengan santai dan tenangnya sembari menonton Chacha dari kejauhan. Setelah melihat kedatangan Ayah dan ibu Chacha, Rey segera keluar dan diam di dalam mobil.

Rey tak henti hentinya merasa senang melihat Chacha masuk kedalam kantor polisi. Rey yang melihat Chacha dan kedua orang tuanya keluar, ia segera menurunkan sedikit kacanya agar bisa mendengar percakapan mereka.

''buat apa kamu ikut balapan?'' marah Ayahnya.

''memalukan'' tambah ibunya.

Chacha hanya diam dan menatap satu persatu orang tuanya.

''kamu kurang apalagi si cha?!'' tanya ayahnya.

''kurang bersyukur itu mas,'' ibu tirinya yang memanas manasi suasana. Chacha yang merasa muak dengan situasi itupun memilih pergi tanpa pamit membuat ayahnya tersulut emosi.

''chacha!'' panggil Ayahnya dengan bentakan.

plak !

Mata gadis itu berkaca kaca, ia memegangi pipinya yang memanas karena ditampar ayahnya sendiri.

Rey yang melihat dari jauhpun tak kalah terkejut. Paniklah melihat tamparan secara Live.

Chacha menghapus air matanya yang sudah jatuh, ia tersenyum pada ibu dan ayahnya lalu pergi meninggalkan keduanya. Ayah Chacha melihat tangannya sendiri yang sudah mendarat di pipi anak perempuan satu satunya.

''udah mas, chacha emang harus di tegasin.'' ucap istrinya memegang lengan laki laki itu.

Chacha tidak punya tujuan saat ini, ia pergi tanpa tujuan. Sepanjang jalan, Chacha mengulang kejadian tadi yang menusuk perasaannya. Chacha menghentikan lajunya di depan gedung tua yang sudah lama kosong.

Tanpa takut, ia masuk dan menaiki tangga satu persatu sampai membuatnya berada di atas gedung  Chacha diam disana, ia melihat jalanan dari atas, ia duduk diatas sana.

Diam merenung, itulah yang Chacha lakukan saat ini.

Tapi, ia bukan merenung mengenai kesalahannya, Chacha merenungkan kehidupannya yang sudah hancur.

Ia yang selalu salah dimata ayahnya, ia tidak lagi merasakan kasih sayang ayahnya lagi, ia tidak diperhatikan ayahnya lagi, kasih sayang ibunya sudah tidak lagi bisa Chacha rasakan, begitupun kasih sayang ayahnya.

Malam ini, Chacha mengeluarkan air matanya, padahal ia sudah berjanji tidak akan menangis, tapi janjinya harus teringkari.

''tuhan, temukan aku dengan ibu,'' gumamnya sembari menangis bersedu sedu. Chacha merasa lelah saat ini, ia tidak bisa berfikir panjang, beberapa masalah menimpanya terus menerus.

Chacha duduk dengan kaki yang menjuntai ke bawah, ia duduk di ujung tembok, entahlah, Chacha merasa berantakan.

''arhhgg.'' frustasinya menonjok alas yang penuh dengan bebatuan dan pasir kasar. Bahkan tangannya sudah mengeluarkan darah.

Chacha ingin lompat, tapi hatinya berdebat antara menyuruhnya melompat dan menyuruhnya tenang.

''gausah sok sok an jadi orang baik lo,'' ketus Chacha ketika seorang laki laki ikut duduk dan menyodorkan minuman kehadapannya.

''saya kasian saja melihat kamu sudah seperti orang stres disini.'' jawabnya.

Chacha bergedik ngeri, ia sedikit bergeser agar jaraknya dengan laki laki itu tidak terlalu dekat. Rey menyodorkan botol minumnya, niatnya baik.

''makasih, tapi gue ga haus.'' tolak Chacha mengambil botol itu tapi memberikannya lagi pada Rey.

''yasudah, saya saja yang minum.'' gumamnya meminum air itu. Chacha semakin ngeri, sepertinya Rey sudah gila.

Chacha yang tidak mau berlama lama dekat dengan Rey pun segera berdiri meninggalkan laki laki itu. Rey yang ditinggalpunn ikut pergi karena takut disana sendiri. Masuk kedalam gedung ini pun membutuhkan nyali besar untuk dirinya.

Dengan usilnya, Chacha menutup pintu gedung membuat Rey yang masih di tangga teriak teriak.

''hey! jangan kurang ajar kamu!'' teriak Rey mempercepat langkahnya.

''dasar anak tidak sopan!'' caci Rey membuka pintu dan mendapati klakson dari perempuan itu.

Rey cepat cepat masuk kedalam mobil, ia tidak ingin sendiri di lokasi itu. Rey mengambil ponselnya, ia menghubungi orang yang sedang dibutuhkannya.

''hallo! kamu cari tau tentang perempuan yang bernama tasya anindya.'' pinta Rey pada orang yang ditelponnya.

-

Chacha tidak pulang kerumah, beruntung tadi ia mendapat uang hasil balapan, jadi ia bisa mnginap di hotel untuk beberapa hari.

Tak bodoh, Chacha juga mengambil uang di ATM nya sebelum ayahnya bertindak. Vhacha sudah menemukan hotel, ia juga sudah menerima kuncinya.

Chacha langsung masuk dan istirahat didalam sana.

👑VOTE👑
👑VOTE👑
👑VOTE👑

PAK REY TERHORMAT ! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang