Mirella keluar dari halaman rumah Edward yang luas. Awalnya ia berpikir akan dengan mudah mendapatkan kendaraan umum seperti taksi mengingat kini, sopir yang mengantarnya, sudah pergi entah kemana. Pikirannya yang kalut setelah mendapat kabar buruk tentang kondisi Brianna membuatnya tak menentu dan kehilangan arah. Ia seolah menemui jalan buntu dengan harapan benteng pembatas yang ada dihadapannya bisa rubuh meski tak tersentuh. Namun, harapan tinggal harapan. Setelah gagal membawa Allysha kembali ke Paris, ia justru mendapat kabar kalau nyawa Brie kembali terancam dan kini Mirella harus berpacu dengan waktu dan cuaca yang menjadi kendalanya saat ini.
"Harusnya aku meminta sopir tadi untuk menungguku. Udara semakin dingin dan aku bahkan tidak mengenakan jaket satu lapispun." Keluh Mirella sembari menggosokkan kedua telapak tangannya dengan harapan sedikit kehangatan bisa ia dapatkan.
Ya, dibanding memilih menunggu belas kasihan dari Edward agar mau menyerahkan Allysha padanya, Mirella memilih pergi dan berniat kembali keParis. Bukan tanpa alasan mengingat ia sudah mendapat informasi dari rumah sakit kalau Brianna kritis dan membutuhkan donor darah darinya. Ia pasrah andai Edward mengatainya sebagai pengecut yang mudah menyerah begitu saja atau bahkan kini dalam pandangannya Mirella tak lebih dari seorang penjilat yang menjilat ludahnya sendiri. Mirella sadar ia tidak memiliki banyak waktu untuk mengambil keputusan terutama mengenai kedua puterinya yang menjadi penyemangat hidup Mirella selama ini. Ia butuh Allysha untuk tetap berada disampingnya, namun keadaan Brie juga bagian dari prioritasnya selama ini sehingga tanpa pikir panjang lagi Mirella memutuskan untuk kembali keParis tanpa Allysha. Lagipula Edward sudah berulangkali mengatakan kalau Allysha akan diperlakukan dengan baik sehingga hati Mirella terasa sedikit lebih lega meski pada kenyataannya ia tetap mengkhawatirkan gadis kecil periang tersebut.
"Huuuhh..." Mirella mengembuskan napasnya sembari mengelus lembut kedua lengannya secara bersilang. Ditengah tengah langkahnya yang gontai karena mulai merasakan lelah, Mirella kembali teringat dengan ucapan Edward mengenai tes DNA yang ia lakukan tanpa sepengetahuannya. Kemungkinan pria itu memang merencanakan semuanya sejak awal. Pertemuannya dengan Allysha yang ia katakan untuk terakhir kali malah berbuah buruk bagi Mirella. Nyatanya pria itu hanya mencari alasan agar rencananya untuk melakukan tes DNA melalui rambut Allysha berjalan lancar sesuai keinginannya. Ya, Mirella ingat terakhir kali Edward menemui Allysha dikediamannya. Pria itu memang mengelus rambut Allysha dan kemungkinan besar ia mendapatkan helaian rambut Allysha tanpa sepengetahuan Mirella.
'Dasar bodoh!' Dalam hati Mirella merutuki kebodohan dan kelengahannya. Ia tidak pernah berpikir Edward akan kembali mengusik hidupnya sampai sejauh ini. Dan setelah semua hal yang Edward ketahui saat ini, Mirella kembali dibuat cemas mengenai keberadaan Brianna yang cepat atau lambat juga akan turut terbongkar oleh Edward Williams, terlebih saat ini ia bersama Allysha, anak kecil polos yang gemar bercerita. Mirella takut jika Allysha terlalu lama bersama Edward, ia akan dengan mudah menceritakan keberadaan Brianna dan Edward juga akan turut mengambilnya dari sisi Mirella. Tidak! Untuk kali ini, Mirella tidak akan membiarkan kemungkinan buruk tersebut terjadi begitu saja. Sebaliknya, ia akan berusaha keras untuk melindungi anak anaknya dari seorang ayah tidak bertanggung jawab seperti Edward.
Mirella mempercepat langkah kakinya dengan harapan ia akan menemukan kendaraan umum untuk ia naiki. Namun, ditengah tengah langkahnya, Tiba tiba Mirella merasakan pusing yang teramat dan suhu tubuhnya juga semakin dingin dan tidak bersahabat. Bayangkan, dipagi hari yang bersalju dengan pakaian yang jauh dari kesan hangat, Mirella berjalan sendirian tanpa seorangpun yang bisa menolongnya untuk saat ini.
Hanya jalanan sepi yang mulai ditutupi salju dan bayangan hitam yang meremang. Tidak, bayangan yang mulai terlihat jelas seiring dengan langkah Mirella yang mendekat, hampir ia kenali andai kedua matanya masih sanggup untuk terjaga dan kedua kakinya masih sanggup untuk menopang berat tubuhnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/199400124-288-k571832.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakable HEAVEN
RomanceSequel from JUST HOW TO LOVE AGAIN Aku sudah berjanji untuk tidak pergi darimu tapi kenyataannya kau pergi lebih dulu. Kau berjanji akan membuatku bahagia tapi nyatanya kau malah membuatku merasakan kesedihan yang mendalam dan membuatku terluka. Jik...