Waktu berlalu dan Ryan masih terjaga dari tidurnya. Pikirannya belum sepenuhnya membaik setelah bertengkar dengan Mirella sampai akhirnya ia memberanikan diri untuk memasuki kamar Allysha dimana Mirella turut tidur bersamanya. Dengan pelan Ryan membuka pintu kamar Allysha dan berjalan memasuki ruangan yang hanya diterangi lampu tidur. Pandangannya jatuh kepada dua wanita yang tengah tertidur lelap sebelum akhirnya Ryan mengambil posisi duduk disisi ranjang. Sesal mulai terasa saat matanya memperhatikan wajah Mirella yang terlihat kelelahan.
Ingatan Ryan mulai berkelana pada masa masa tersulit dalam hidupnya bersama Mirella sampai takdir membuatnya berada dinegeri penuh cinta. Begitulah kebanyakan orang menjuluki Perancis sebagai tempat Ryan dan Mirella memulai kehidupannya dari awal lagi.
Flashback on...
Sudah satu bulan sejak kematian Stephanie dan Mirella masih terpuruk dibalik ruangan perawatan dengan selang infus yang setia mengalirkan cairan bening sebagai asupan pengganti makanannya. Katakan Mirella begitu terpuruk dengan semua hal yang menimpa dirinya dan sampai saat ini hatinya masih belum bisa menerima kenyataan pahit terutama tentang kematian Stephanie.
"Kita pulang hari ini. Aku sudah memesan tiket agar kita bisa kembali ke New York dan menemui bibimu." Tidak ada jawaban dari ucapan Ryan yang terlihat sibuk memasukkan beberapa pakaian Mirella kedalam tas berukuran besar. Pandangan Mirella tertuju pada langit langit ruangan dengan pikiran yang melayang entah kemana. Mulutnya enggan bersuara dan tetap memilih diam sejak kematian Stephanie meskipun Ryan berulangkali mengajaknya berkomunikasi, namun Mirella terlalu engfan menanggapi dan tetap diam dengan pemikirannya sendiri.
Ryan mengembuskan napasnya pelan dan beralih mendekati Mirella yang masih terbaring lemah dengan tatapan kosong. Tangannya beralih mengelus puncak kepala Mirella sampai pandangan wanita bermata coklat tersebut memperhatikan Ryan sekilas dan memalingkan wajahnya kearah lain.
"Sampai kapan kau akan seperti ini? Kau tidak kasihan dengan janin yang ada didalam perutmu?" Lagi, tidak ada jawaban dari tanya Ryan yang begitu mengkhawatirkan keadaan bayi yang tengah Mirella kandung. Ya, Ryan sudah mengetahui keadaan Mirella yang tengah berbadan dua saat ia menjemputnya dimansion besar milik Edward Williams. Alasan itu juga yang membuat Ryan berniat menjelaskan semua kabar buruk tentang dirinya dengan Mirella. Namun, alih alih memberitahu Edward tentang kepalsuan skandal yang sudah terlanjur menyebar luas dan memberitahu tentang kehamilan Mirella, ia malah dihadiahi hinaan dari Edward dan Alexander
Yang membuat niatnya memudar dan memilih bungkam lalu pergi dengan perasaan yang berkecamuk."Aku dengar rumah sakit ini menyediakan kelas parenting untuk ibu hamil. Kau bisa ikut kelasnya kalau mau." Saran Ryan yang masih setia mengajaknya bicara meskipun setiap tanya dan ucapannya tidak pernah mendapatkan tanggapan.
"Kau tahu? Selama satu bulan ini aku merasa tidak waras karena terus bertanya meskipun kau tidak pernah mau menjawab. Tapi aku yqkin kau masih mendengarkanku dalam diammu itu." Seperti yang sudah sudah, Mirella tidak bergeming. Hanya tangis yang lolos dari matanya yang sembab, mengabaikan Ryan yang begitu sabar menemaninya sampai detik ini.
"Baiklah... kau selalu memberikan jawaban melalui tangis yang tidak pernah membiarkan pipimu mengering." Pasrah Ryan dengan seulas senyum, berusaha tegar meskipun ia juga turut terluka atas semua hal yang menimpa Mirella.
"Aku akan memanggil dokter untuk melepas selang infus dan juga janin dari rahimmu. Karena percuma saja dia bertahan jika ibunya tidak mau berjuang dan memberinya makan." Entah darimana datangnya kalimat yang terdengar seperti ancaman bagi Mirella sampai membuatnya bersuara untuk pertamakalinya setelah satu bulan berlalu.
"Kau tidak mengerti apa yang aku rasakan. Aku kehilangan semua keluargaku karena satu orang yang sama. Bagaimana bisa aku tetap bernapas dan membesarkan anak dari pria yang sudah membuat keluargaku tiada? Karena dia ayahku meninggal. Karena dia kakakku depresi dan berakhir dengan kematian. Dan yang terakhir, kematian ibuku juga karena dukanya atas kematian Rose," ucap Mirella dengan suara lirih dan tangis yang membasahi sudut matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/199400124-288-k571832.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakable HEAVEN
RomanceSequel from JUST HOW TO LOVE AGAIN Aku sudah berjanji untuk tidak pergi darimu tapi kenyataannya kau pergi lebih dulu. Kau berjanji akan membuatku bahagia tapi nyatanya kau malah membuatku merasakan kesedihan yang mendalam dan membuatku terluka. Jik...