Sepasang kaki beralaskan heels tinggi melangkah menuju satu ruangan bertuliskan nama seorang dokter spesialis anak . Mirella Amanda Gilbert, dengan segala ketakutan yang berusaha ia redam mulai menekan pintu dan membukanya dengan cukup pelan. Dilihatnya seorang dokter yang tengah memeriksa lembaran lembaran berkas kesehatan dengan pandangan datar dan raut wajah yang tidak menyenangkan. Sembari melepaskan kacamata dan menyimpan kertas kertas putih yang dipenuhi tinta hitam sebagai catatan,pandangannya mulai tertuju pada Mirella yang kini mengambil posisi duduk dibalik meja yang berhadapan dengan dirinya.
Tanpa aba aba atau perintah terlebih dahulu,Mirella mendudukan dirinya dengan posisi punggung bersandar pada bagian belakang kursi. Mendapati sikap tak biasa dari rekan kerja sekaligus wali dari pasiennya, Darel menyadari bahwa wanita dihadapannya sedang dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Bukan tanpa alasan sang dokter berpendapat demikian mengingat kemarinpun ia menjadi saksi dari ketidakadilan yang harus Mirella hadapi. Bayangkan saja, seorang wanita yang dipenuhi dengan trauma masa lalu terpaksa harus bertahan hidup sebagai orangtua tunggal demi kedua puterinya. Melewati batas dan menghabiskan setiap embusan napas bersama kedua malaikat kecil yang menjadi penyemangatnya untuk tetap hidup. Bukan hal mudah menghadapi kepahitannya seorang diri. yang Darel tahu, Mirella selalu berusaha untuk kuat sekalipun air mata membasahi pipinya hampir disetiap malam. Namun, semua perjuangannya seolah berakhir sia sia saat Edward Williams kembali mengusik kehidupan Mirella. Mencaritahu rahasia yang selama ini Mirella tutupi dan kembali memberi ancaman hanya untuk mengikuti kemauannya dan mengambil kedua puterinya dari sisi Mirella.
Darel memang hanya mengetahui sedikit kisah tentang Mirella. Namun bukan berarti ia kehilangan simpati pada wanita berambut coklat yang masih terdiam kaku dihadapannya. Ia paham kalau Mirella berniat baik untuk melindungi kedua puterinya. Hanya saja, ia sedikit menyayangkan sikapnya yang berani memanipulasi data mengenai identitas Allysha dan Brie dengan melibatkan pihak rumah sakit sehingga membuat dirinya kesulitan untuk mempertahankan Brie dirumah sakit ini dan membiarkan Edward memiliki peluang untuk menempatkan Mirella pada posisi yang sulit dan mengancamnya dengan sangat mudah.
Baiklah,Darel akui bahwa apa yang dilakukan Mirella dan Edward hanya untuk kebaikan yang menurut mereka tepat untuk dilakukan. Hanya saja, kebaikan yang dilandasi kebohongan tidak akan berakhir dengan baik tanpa perselisihan. Begitupun juga dengan keinginan Edward atas kedua puterinya bukanlah hal yang salah untuk dipermasalahkan. Hanya saja jalan yang Edward tempuh terlalu keras dan melukai perasaan Mirella sebagai seorang ibu yang melahirkan juga membesarkan kedua puterinya seorang diri.
Darel mengembuskan napasnya begitu menyadari kalau berbagai pemikirannya barusan membuatnya terdiam cukup lama sampai membuat wanita dihadapannya berdehem dengan kedua tangan dilipat bersilang.
"Dua hari lagi Brie akan dipindahkan kerumah sakit diSwiss. Dan sebagai ibu kandungnya, anda diperkenankan hadir untuk menemani Brie selama menjalani perawatan disana,"ucap Darel sebagai kalimat pembuka atas percakapannya dengan Mirella.
"Kenapa kau tunduk pada keputusannya? Bukankah dulu kau yang bersikeras mempertahankannya disini dengan alasan karena terlalu beresiko pada keselamatannya? Kenapa sekarang kau berpihak padanya?" Tanya Mirella beruntun.
"Dia adalah ayah dari kedua puterimu. Aku tidak bisa berbuat apa apa lagi terlebih setelah mengetahui kalau dia memiliki komunikasi yang sangat baik dengan pimpinan rumah sakit ini." Jawab Darel dengan tenang.
"Dengan tuan Jaimee maksudmu?" Selidik Mirella yang diikuti anggukan Darel sebagai pertanda ia membenarkan tebakannya.
"Ya. Dulu ayah Mereka berteman dengan sangat baik. Aku ragu tetap mempertahankan Brie disini tanpa masalah yang lebih pelik." Jawabnya kemudian.
"Kalau begitu kita pergi sekarang saja," ucap Mirella seketika membuat Darel terkejut.
"Apa maksudmu pergi sekarang? Semua ada prosedurnya dan kita baru bisa berangkat kesana dua hari lagi." Balasnya dengan nada tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakable HEAVEN
RomansaSequel from JUST HOW TO LOVE AGAIN Aku sudah berjanji untuk tidak pergi darimu tapi kenyataannya kau pergi lebih dulu. Kau berjanji akan membuatku bahagia tapi nyatanya kau malah membuatku merasakan kesedihan yang mendalam dan membuatku terluka. Jik...