Mirella tengah menikmati sarapannya sambil sesekali memperhatikan Allysha yang sedang bermain ular tangga dengan babysitter yang bernama Joanne. Ya, sejak Allysha lahir, Joanne lah yang menjadi pengasuh membantu Mirella merawat malaikat kecilnya. Usianya masih sangat muda, sekitar delapan belas atau sembilan belas tahun saat Ryan pertama kali menemukannya di panti asuhan dalam acara amal dimana Ryan menjadi salah satu donatur untuk panti asuhan yang Joanne tempati pada saat itu. Kisah masa lalu Joanne yang merupakan seorang yatim piatu berkebangsaan perancis cukup membuat Ryan tersentuh dan ia memutuskan untuk mengajaknya bekerja sebagai pengasuh mengingat Joanne juga sudah terbiasa merawat anak kecil saat masih dipanti asuhan.
Beralih pada Mirella, senyumnya mengembang setiap kali melihat tingkah Allysha yang menggemaskan. Berkali kali gadis kecil itu mengerucutkan bibirnya kesal ketika harus mengembalikan posisi patungnya menjadi lebih jauh dari puncak kemenangan dan ia juga harus merelakan pipi kemerahannya dibaluri bedak bayi yang membuatnya bersin berulangkali.
"Habiskan dulu sarapanmu dan setelah itu temani Allysha bermain." Suara Ryan membuat Mirella mengalihkan pandangannya pada makanan yang masih tersisa.
"Baiklah."
Hening beberapa saat, hanya ketukan sendok dan garpu yang mengalun disela sela sarapan keduanya sampai akhirnya Ryan kembali membuka suara.
"Kau akan bekerja hari ini?""Tidak, aku libur."
"Baguslah. Lalu apa rencanamu hari ini?" Tanya Ryan penasaran.
"Mungkin aku akan mengajak Allysha jalan jalan." Jawab Mirella yang tengah menambahkan mayonaise pada saladnya.
"Kalau begitu aku ikut."
"Tidak boleh!" Serunya beralih menatap Ryan dengan tatapan tidak setuju.
"Kenapa?"Tanya Ryan mengernyit.
"Aku kesal padamu, kau menghabiskan waktu lebih banyak dengan Allysha selama aku bekerja dirumah sakit. Jadi sekarang giliran aku yang akan menghabiskan akhir pekanku hanya dengannya. Lagipula satu minggu ini kau sudah mengajaknya mengelilingi Paris dan yang paling tidak aku sukai kau mengajaknya berenang sebelum sarapan. Bagaimana kalau dia sakit?" Jawabnya panjang lebar. Katakan Mirella masih kesal dengan kenyataan kalau Ryan mempunyai waktu lebih banyak bersama Allysha dibanding dirinya. Ditambah lagi kejadian tadi pagi membuat Mirella khawatir akan kondisi tubuh Allysha yang baru sembuh dari sakit.
"Jadi kau cemburu? Lagipula dia punya ibu seorang dokter. Kenapa kau khawatir?" Selidik Ryan setengah menggoda lawan bicaranya.
"Tentu saja karena aku ibunya. Kenapa kau bertanya?" Mirella mendengus kesal dan mengaduk saladnya dengan kasar.
"Baiklah maafkan aku."
"Ish! Selalu saja seperti ini. Tidak bisakah kau menurut padaku sekali saja?" Gerutu Mirella sambil memasukkan potongan buah segar dan sayur kedalam mulutnya.
"Bisa." Jawabnya singkat dan terkesan tidak peduli dengan celotehan Mirella yang sudah sangat biasa bersenandung ditelinganya setiap pagi. Mirella mendengus kesal mendapati jawaban Ryan yang begitu singkat dan acuh padanya. Namun, suara gadis kecil yang memanggilnya langsung membuat Mirella menoleh dan beralih dari meja makan.
"Kau sudah selesai bermain?" Tanya Mirella berjongkok menyamakan tubuhnya dengan tinggi Allysha.
"Lihatlah Mommy... Joanne membuat wajahku dipenuhi bedak bayi yang menyebalkan." Keluh Allysha mengerucutkan bibirnya.
"Biar Mommy bersihkan," ucap Mirella sambil terkekeh. Dengan telaten Mirella membersihkan bedak yang bertaburan sembarangan diarea wajah Allysha. Sementara Joanne berdiri dibelakang Allysha dengan tisu basah ditangannya. Mirella mengambilnya dan kembali membersihkan wajah Allysha yang masih menunjukkan ekspresi kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Breakable HEAVEN
RomanceSequel from JUST HOW TO LOVE AGAIN Aku sudah berjanji untuk tidak pergi darimu tapi kenyataannya kau pergi lebih dulu. Kau berjanji akan membuatku bahagia tapi nyatanya kau malah membuatku merasakan kesedihan yang mendalam dan membuatku terluka. Jik...