Diruangan berukuran luas dengan jendela besar yang menampilkan pemandangan kota Paris dari ketinggian, seorang pria tengah berkonsenterasi mendengarkan presentasi dari manajer keuangan perusahaannya. Raut wajahnya begitu santai meski pembahasan rapat yang tengah berlangsung sangat penting.
"Penjualan kita mengalami kenaikan yang cukup drastis sejak peluncuran parfum terbaru minggu lalu. Antusias para pecinta kosmetik terhadap brand kita yang lainnya juga cukup tinggi sejak kita melibatkan Mrs. Kenleigh sebagai brand ambassador untuk berbagai jenis make up keluaran terbaru." Jelas wanita yang berdiri disamping layar proyektor sambil sesekali menunjuk grafik perkembangan perusahaan baik dari segi penjualan,pengeluaran, maupun dari segi keuntungan yang akhir akhir ini mengalami kenaikan cukup drastis.
"Bagus. Saya mau bulan depan brand kita masuk dalam jajaran produk kosmetik terbaik diPerancis. Pastikan kita bertengger diposisi teratas." Ujar Ryan menatap puas pada layar berukuran 120x220cm tersebut.
"Kita berusaha melakukan yang terbaik." Balasnya mengulas senyum.
"Perpanjang juga kontrak dengan Mrs. Kenleigh." Perintah Ryan beralih pada manajer personalia yang duduk sedikit berjauhan dengannya.
"Baiklah."
"Mrs. Elaine, bagaimana dengan perluasan pasar kita?" Setelah merasa puas mendengar perkembangan perusahaannya akhir akhir ini, fokus Ryan beralih pada rencana memperluas peredaran produknya dibeberapa negara.
"Sejauh ini kami sudah mulai memasuki pasar internasional sesuai perintah anda bulan lalu. Glamourose mendapat respon yang cukup baik dibeberapa negara seperti Amerika, Spanyol bahkan Singapore. Bukan tidak mungkin para pebisnis dinegara belahan Amerika dan Asia akan menanam saham untuk membuka anak perusahaan kita dinegara negara tersebut."Pria bermata biru tersebut mengangguk paham dengan penjelasan manajer pemasaran yang bernama lengkap Margareth Elaine.
"Bagaimana dengan Inggris?" Hening seketika. Diantara Peserta rapat yang berjumlah delapan orang tidak ada satupun yang berani bicara, termasuk direktur dan manajer yang sedari tadi hanya diam memperhatikan bawahannya memberi penjelasan. satu persatu menundukkan kepala pertanda ada kendala dari rencana yang Ryan susun sejak beberapa bulan lalu. Ryan mulai menegang terlebih saat melihat respon dari peserta rapat yang membuat kepercayaan dirinya goyah dalam sekejap. Margareth menghela napas panjang sebelum memberikan penjelasan.
"Kita memiliki kendala yang cukup besar. Pebisnis dinegara tersebut masih belum melupakan kejadian beberapa tahun yang lalu. Berita anda dan Mrs.Gilbert sudah terlanjur menyebar dikalangan pebisnis dan juga masyarakat Inggris terutama di London. Nama anda masih dipandang buruk, mereka menolak untuk melakukan kerjasama karena takut produk kita mengalami penolakan disana. Tidak hanya Inggris, negara negara seperti belanda, Italia dan juga Swedia mengikuti langkah Inggris untuk menutup diri bahkan melarang produk kita beredar dipasaran." Jelas Margareth panjang lebar.
"Jadi kita tidak bisa menjual produk disana?" Tanya Ryan berubah dingin.
"Maafkan kami tapi saya dan semua rekan yang turut andil dalam bidang ini akan terus berusaha dan tetap melakukan promosi untuk setiap brand yang sudah kita luncurkan lebih dulu diPerancis."
"Tetap fokus pada klien dinegara negara yang sudah mau bekerjasama dengan kita dan untuk Inggris, aku mau kita menahan diri sampai masa laluku benar benar tidak meninggalkan bekas. Aku tidak mau produk perusahaan kita ditolak hanya karena masa laluku dan aku juga tidak mau terkesan memohon hanya untuk menjual produk disana." Perintah Ryan dengan nada tegas tidak terbantahkan.
"Kita tetap bisa menjadi yang terbaik di benua Amerika bahkan Asia. Lagipula kita sudah berhasil menguasai dua negara dibenua Eropa yaitu Perancis yang menjadi kiblat fashion dunia, dan Spanyol yang tidak kalah dalam hal mode, aku rasa kedua negara tersebut cukup untuk membuat posisi kita dibenua Eropa menjadi yang terbaik. Aku pastikan Inggris tidak terlalu memberi pengaruh besar untuk kemajuan perusahaan kita." Jelas Margareth seolah memberi keyakinan pada Ryan yang mulai goyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakable HEAVEN
RomanceSequel from JUST HOW TO LOVE AGAIN Aku sudah berjanji untuk tidak pergi darimu tapi kenyataannya kau pergi lebih dulu. Kau berjanji akan membuatku bahagia tapi nyatanya kau malah membuatku merasakan kesedihan yang mendalam dan membuatku terluka. Jik...