Mirella mengubah ekspresi wajahnya yang sedari tadi dibiarkan muram dengan pikiran yang tidak menentu. Sekali lagi, embusan napasnya begitu berat sampai akhirnya jemari Mirella mulai menyentuh pegangan pintu dan membukanya dengan perlahan. Senyuman palsu mulai berperan dengan baik menghiasi bingkai wajahnya yang cantik.
"Mommy!!" Seru Allysha berlari menyambut kedatangan Mirella dengan antusias. Senyumnya berubah tulus ketika melihat Allysha begitu bahagia atas kehadirannya. Seperti biasa, Mirella merentangkan kedua tangannya dengan posisi berjongkok diikuti Allysha yang beralih memeluknya erat. Cukup lama gadis kecil itu membiarkan lengannya memeluk tubuh Mirella sampai akhirnya Allysha melepas pelukannya dan menunjukkan satu tangkai mawar merah yang entah sejak kapan sudah berada ditangannya.
"Lihat Mommy! Aku bisa membuat bunga dari kertas!" Tunjuknya antusias.
"Woww... ini sangat cantik." Balas Mirella menatap kagum pada setangkai bunga Rose berwarna merah menyala.
"Ya, Daddy juga bilang kalau bunga ini sangat cantik. Tapi dia bilang ada yang lebih cantik dari bunga yang aku buat," ucap Allysha dengan bibir yang dibuat cemberut diakhir kalimatnya.
"Benarkah? Apa dan siapa yang lebih cantik dari bunga ini?"
"Aunty Rose." Jawabnya singkat. Mirella terdiam sebentar lalu kembali membuka suara.
"Baiklah, Aunty Rose memang cantik. Tapi sekarang, hanya Allysha yang paling cantik dimata Mommy." Hibur Mirella mencubit gemas kedua pipi Allysha yang tembem.
"Kau sudah datang?" Mirella berbalik saat pria berbadan tegap masuk dan berjalan mendekat kearahnya.
"Ya, kau darimana?" Tanya Mirella mengambil posisi berdiri.
"Aku dari ruangan Margareth. Ada beberapa hal yang belum aku sampaikan padanya saat rapat tadi pagi."
"Baru kali ini aku mendapati kenyataan kalau atasan bersedia mendatangi bawahannya," ucap Mirella setengah menyindir.
"Ya, disini ada Allysha dan Joanne. Aku tidak mau mereka terganggu dengan pembahasanku bersama Margareth." Jawab Ryan melirik sekilas kearah Allysha yang sudah kembali bermain dengan Joanne.
"Siapa yang sebenarnya tidak ingin diganggu?" Selidik Mirella dengan tangan dilipat kedepan.
"Lupakan... parfum terbaruku sudah sampai dan seperti biasa, aku ingin meminta pendapatmu sebelum aku benar benar meluncurkannya untuk pertama kali." Ryan berusaha mengalihkan pembicaraan dengan menunjukkan satu botol berukuran kecil dari saku jasnya.
"Terlihat elegan. Apa kau sendiri yang mendesain botolnya?" Tanya Mirella meraih botol dengan tutup berbentuk rose berwarna merah menyala.
"Ya. Ini jenis botol kesebelas yang aku rancang dengan tema yang sama."
"Rose, kenapa harus selalu rose? Maksudku... apa kau tidak mau mencoba jenis lain?" Tanyanya sambil menghirup aroma parfum yang membuat syaraf diotaknya menjdi rilex.
"Krysan, lily, atau Jasmine?" Lanjutnya terlihat menimbang.
"Rose adalah tema utama yang akan selalu hadir dalam setiap jenis make up ataupun parfum yang aku buat."
"Baiklah. Ini tidak jauh berbeda dengan parfum yang bulan lalu kau luncurkan. Aromanya bahkan tidak memiliki perbedaan meski bentuknya sangat cantik dan menarik." Komentar Mirella dengan jujur.
"Jadi...?"Ryan mengernyit. Mencoba menangkap maksud dari ucapan Mirella.
"Kau butuh inovasi baru... maksudku, gunakan bunga lain yang bisa kau padukan dengan bunga rose."
![](https://img.wattpad.com/cover/199400124-288-k571832.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakable HEAVEN
RomanceSequel from JUST HOW TO LOVE AGAIN Aku sudah berjanji untuk tidak pergi darimu tapi kenyataannya kau pergi lebih dulu. Kau berjanji akan membuatku bahagia tapi nyatanya kau malah membuatku merasakan kesedihan yang mendalam dan membuatku terluka. Jik...