"Sepertinya seseorang melupakan suatu hal. Tentang siapa yang benar benar berselingkuh dan berkhianat dimasa lalu."
"Ya, dan aku merasa puas akan hal itu. Sekarang lihatlah. Aku begitu bahagia karena sudah berselingkuh dengan pria bermata biru yang tampan lalu mendapati mantan suamiku begitu menyedihkan dengan luka disekujur tubuhnya."
Dipertengahan malam yang sunyi, Edward mengerang frustasi dengan perasaan yang tidak menentu. Ya, beberapa saat lalu Edward terjaga dari tidurnya dan pikirannya langsung memutar ucapan Mirella sampai membuatnya kesulitan untuk kembali terlelap. Berharap otaknya bisa dengan mudah dikendalikan, nyatanya ia malah semakin larut dalam ingatannya tentang Mirella. Tentang berita buruk yang mempengaruhi karirnya empat tahun lalu, tentang betapa mudahnya Mirella memberi pengaruh pada orang orang terdekat Edward agar menjauh darinya dan Tentang terakhir kali saat ia melihat Mirella bersama Ryan, pria yang pada akhirnya benar benar membawa Mirella menjauh darinya. Edward kembali mengingat semuanya dengan jelas.
'Dulu kau adalah wanita yang aku perjuangkan sepenuh hati. Seharusnya kau tahu kalau aku menjalin kasih dengan Karen hanya untuk melindungimu dari tangan dinginnya. Tapi kau salah paham dan membalas semuanya seolah aku benar benar berkhianat padamu. Seolah aku tidak berusaha melindungimu, seolah aku adalah orang yang tidak pernah berkorban apapun untuk mempertahankan hubungan kita dimasa lalu. Asal kau tahu, aku mengorbankan perasaanku hanya untuk melindungimu tapi kau, kau malah memberikan perasaanmu padanya. Lelaki yang menusukku dari belakang.'
***
Sambil menguap, Mirella keluar dari kamar Allysha dan berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan. Namun saat matanya mengedar, ia mendapati seorang pria tengah berdiri membelakanginya. Entah apa yang dimasak oleh pria berkemeja putih tersebut karena saat Mirella berjalan semakin dekat, indera penciumannya langsung dimanjakan oleh aroma dari makanan yang sedang dibuatnya.
"Ryan, apa yang kau lakukan disini?" Terdengar konyol memang. Disaat Mirella sudah mencium bau masakan lebih dulu, ia malah baru menanyakan kegiatan apa yang dilakukan pria yang sedang sibuk memasak didapurnya.
"Memasak." Jawab Ryan menoleh sekilas dan kembali fokus pada masakannya.
"Maksudku... bukankah kau seharusnya masih di Milan?" Ralat Mirella ragu.
"Aku baru sampai tadi pagi dan langsung kesini."
"Membuat Croissant untuk Allysha?" Tanya Mirella setengah menebak masakan yang hampir tersaji sempurna diatas piring berwarna putih.
"Dan ratatouille untukmu." Lanjut Ryan menyuguhkan makanan yang terbuat dari beberapa macam sayur tersebut tepat didepan Mirella.
"Kau tidak perlu..."
"Aku perlu. Sebagai permintaan maaf pada Allysha karena kemarin aku tidak bisa menemuinya." Potong Ryan yang kemudian meletakkan hasil masakannya diatas meja makan.
"Kau merasa bersalah?" Mirella kembali bertanya dengan tangan dilipat kedepan dan tubuh setengah bersandar pada refrigerator dibelakangnya.
"Sangat." Sejenak Mirella menutup matanya. Ia seolah tersentuh dengan perhatian Ryan kepada Allysha dan juga dirinya. Mirella tahu Ryan hanyalah pria penuh luka tapi masih saja berusaha menyembuhkan luka orang lain dengan perhatiannya yang luar biasa. Tidak peduli seberapa dalam lukanya, Ryan tetap berusaha terlihat kuat dan baik baik saja dihadapan Mirella dan orang orang terdekatnya. Bagi Mirella, Ryan adalah sosok tanpa celah yang Tuhan takdirkan untuk melindunginya. Berbeda dengan pria yang selalu membuatnya terluka dan sakit hati seperti Edward Williams.
'Bagaimana bisa kau merasa bersalah untuk kesalahan yang tidak seberapa? Sedangkan pria itu, masih saja menyalahkanku untuk kesalahan yang tidak benar benar ada pada diriku. Jika dia mengetahui semuanya, akankah dia merasa bersalah dan berhenti menyalahkanku? Atau dia akan semakin menyalahkanku dan membawa pergi semua yang seharusnya menjadi milikku, lagi...?' Gumamnya dalam hati.
![](https://img.wattpad.com/cover/199400124-288-k571832.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakable HEAVEN
RomanceSequel from JUST HOW TO LOVE AGAIN Aku sudah berjanji untuk tidak pergi darimu tapi kenyataannya kau pergi lebih dulu. Kau berjanji akan membuatku bahagia tapi nyatanya kau malah membuatku merasakan kesedihan yang mendalam dan membuatku terluka. Jik...