"Kau tidak sepenuhnya bersalah dalam berakhirnya hubunganmu dengan Edward. Kau tidak bersalah atas kepergian Edward yang meninggalkanmu tanpa mendengar penjelasanmu lebih dulu. Kau dimanfaatkan oleh keluarga Williams dan mereka membuangmu setelah luka mereka terobati. Citra buruk hanya alasan agar mereka bisa dengan mudah membuangmu." Mirella teringat dengan ucapan Ryan padanya dan tanpa terasa air matanya jatuh beriringan dengan langkahnya yang berjalan keluar dari ruangan radiologi.'Kenapa aku peduli? Dia sudah menghancurkan hidupku dan juga masa depanku. Karena dia ayahku meninggal, karena dia Rose dan ibuku juga meninggal. Seharusnya aku membiarkan dia dengan semua rasa sakit yang jelas tidak sebanding dengan yang aku rasakan dulu. Tapi kenapa rasanya sangat sulit untuk dilakukan? Kenapa disaat saat seperti ini nuraniku tidak bisa berdiam diri untuk tidak mempedulikan keadaannya?' Protesnya ditengah langkahnya melewati koridor rumah sakit yang mulai sepi mengingat hari sudah mulai memasuki malam. Seharusnya Mirella juga sudah selesai dengan tugasnya dirumah sakit sejak tadi sore mengingat jam kerjanya dimulai dipagi hari. Tapi entah perintah Dr.Frans yang tidak bisa dibantah atau karena Mirella terlalu mempedulikan Edward, sampai saat ini Mirella masih bertahan dirumah sakit menunggu hasil pemeriksaan pasien yang merupakan mantan suaminya.
Mirella memasuki ruangan kerjanya dan menjatuhkan tubuh yang mulai terasa kelelahan itu diatas kursi empuk berwarna hitam. Mirella memutarnya dengan alunan lambat agar membuat pikirannya sedikit lebih rilex. "Ini hari yang berat sekaligus melelahkan. Sangat melelahkan." keluh Mirella sebelum memejamkan kedua matanya yang mulai mengantuk.
Mirella hampir saja terlelap saat pintu ruangan dibuka dan menampilkan sosok Carol yang menjadi perawat dan membantu tugasnya sejak setahun lalu. "Ini hasil dari pemeriksaan Rontgen dan MRI Mr.Williams," ucap wanita berdarah Perancis itu sambil menyodorkan dua map berwarna coklat muda dan berwarna putih.
Ya, selain meminta bantuan pada Freddie melakukan rontgen untuk mengetahui apakah pasien mengalami Dislokasi atau Fraktur, Sebelum pergi dari ruangan radiologi Mirella juga meminta Freddie untuk melakukan MRI atau Magnetic Resonance Imaging untuk mengetahui efek dari pergeseran tulang pada jaringan lunak seperti syaraf, pembuluh darah, ligamen, tendon, dan jaringan lainnya. Tanpa menunggu lama Mirella langsung membukanya satu persatu. Ia menempelkan lembaran berwarna biru gelap dan hitam tersebut pada sebuah layar deteksi yang menempel pada dinding disamping tempat duduknya.
Hening beberapa saat. Carol masih setia berdiri dihadapannya sampai akhirnya Mirella membuka suara setelah selesai memeriksa hasilnya. "Dislokasi atau pergeseran tulang. Kita akan melakukan operasi malam ini mengingat pergeseran tulangnya cukup parah dan hampir patah sampai mengenai syaraf yang berada diarea persendiannya. Siapkan ruangan operasi dan hubungi dokter Anne untuk membantuku melakukan operasi." Perintah Mirella setelah mengamati hasil pemeriksaan pasien.
"Baiklah. Saya akan mempersiapkan semuanya."
"Selain Anne, aku butuh Adeline. Hubungi dia juga, katakan aku menunggu diruang rapat untuk kemudian kita akan mulai menyusun tindakan demi tindakan selama operasi berlangsung nanti. Pastikan juga pasien mengetahui hal ini." Tambahnya mengingatkan.
"Ya, kalau begitu saya permisi." Mirella mengangguk membiarkan perawatnya keluar dari ruangan disusul dirinya yang hendak menuju ruang rapat.
***
Adeline mengernyit sambil terus memperhatikan wanita yang tengah berdiri disamping layar proyektor besar yang menampilkan kerangka susunan tindakan untuk melakukan operasi. Satu pertanyaan terlontar dari mulutnya ditengah tengah penjelasan Mirella yang terlihat tidak fokus meski yang Adeline lihat wanita berambut hitam itu berusaha untuk berkonsenterasi penuh."Aku akan fokus pada pen dan sekrup saat proses operasi berlangsung?" Tanya Adeline dengan ekspresi ragu.
"Kita akan melakukan operasi tanpa bedah. Tidak ada pemasangan pen, sekrup ataupun yang lainnya." Jawab Mirella ditengah tengah rapatnya yang hanya dihadiri oleh dua dokter dan dua perawat. Sementara Carol, Mirella menyuruh wanita berambut merah itu untuk menangani Edward untuk melakukan persiapan operasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakable HEAVEN
RomanceSequel from JUST HOW TO LOVE AGAIN Aku sudah berjanji untuk tidak pergi darimu tapi kenyataannya kau pergi lebih dulu. Kau berjanji akan membuatku bahagia tapi nyatanya kau malah membuatku merasakan kesedihan yang mendalam dan membuatku terluka. Jik...