part48

2.6K 262 98
                                    

Semilir angin pagi berhembus pelan meniup helaian rambut Mirella yang terlepas dari ikatan. Sinar matahari yang kini enggan menampakkan diri dari balik awan membuat udara pagi ini berubah menjadi lebih sejuk dan dingin. Padahal sebelum kedatangan Edward dikediaman Mirella, sinar matahari sudah menyorot cukup terik dan membuat tubuhnya menghangat. Berbanding terbalik dengan suhu udara saat Mirella menyiram tanamannya dihalaman depan, kini udara pagi membuat wanita yang hanya mengenakan piyama berkain tipis itu mulai merasa kedinginan sampai kedua tangannya saling bersilang mengelus lembut lengannya secara bergantian. Sementara Edward, pria dengan setelan jeans dan kaos hitam dilengkapi dengan jaket kulit berwarna senada, tidak terpengaruh sedikitpun dengan siklus cuaca yang dirasa begitu cepat berubah ubah tersebut. Sebaliknya, ia terlihat santai berdiri dihalaman belakang rumah Mirella sambil sesekali mengedarkan pandangan pada berbagai tanaman hias yang tertata dengan rapih hampir disetiap sudut dan tempat.

"Aku tidak akan berlama lama denganmu. Langsung pada hal yang ingin aku bicarakan saja." Suara Mirella menghentikan arah pandang Edward yang langsung tertuju pada wanita yang berdiri membelakanginya.

"Tentang apa?" Mirella berbalik, menghadap Edward bersamaan dengan tanya yang siap ia jawab.

"Aku akan dengan senang hati menghadiri sidang perceraian kita sekalipun harus mendatangi tempat yang tidak aku sukai. Hanya saja aku perlu jaminan," ucapnya membuat dahi Edward mengernyit dengan sempurna.

"Jaminan?"

"Sebuah janji bahwa kau tidak akan pernah mengusik hidupku untuk alasan apapun lagi." Lanjut Mirella dengan raut wajah yang begitu serius.

"Lalu apa untungnya jika aku berjanji seperti itu padamu?" Edward balas bertanya saat ucapan Mirella berhasil ia cerna dengan baik.

"Untungnya adalah kau bisa melanjutkan hidupmu dengan tenang. Aku rasa, tidak lagi saling terhubung adalah situasi yang dirasa sangat baik untuk kehidupan kita masing masing." Jelas Mirella masih dengan ekspresi yang sama.

"Bukankah kau juga sudah berjanji untuk tidak akan lagi menggangguku setelah pertemuan terakhirmu dengan Allysha?" Tanya Mirella setelah menjeda ucapannya untuk beberapa saat.

"Kau tahu aku sudah berjanji lalu untuk apa kau meminta jaminan atas sesuatu hal yang sebenarnya tidak perlu lagi kau hiraukan?" Deg... Mirella terpaku saat ucapan Edward membuatnya memikirkan hal yang sama dan ia baru menyadari kalau ucapannya tadi beresiko membuat Edward menaruh curiga padanya.

"Hanya ingin memastikan saja." Sadar akan tatapan Edward yang menunggu tanggapan darinya, Mirella menjawab dengan ekspresi yang cukup tenang.

"Kau takut sesuatu hal akan terbongkar?" Edward kembali bertanya tepat ditelinga Mirella namun dengan nada yang sangat pelan sehingga membuat wanita berbalut baju tidur tersebut mengerjap namun tetap berusaha agar terlihat tenang.

"T-tidak. Aku hanya lelah jika harus selalu berurusan denganmu." Elak Mirella beralasan.

"Benarkah?" Edward mengernyit dengan tatapan menyelidik yang membuat Mirella gugup.

"Ya. Empat tahun lalu aku adalah wanita yang tidak memiliki semangat hidup sedikitpun. Butuh waktu lama untukku berbenah dan memulai hidup baru. Dan setelah aku mendapatkan kembali semangat hidup yang membuatku bertahan sampai detik ini, jelas aku tidak mau kembali hancur hanya karena kembali berurusan denganmu." Jelas Mirella panjang lebar.

"Kau bilang kehilangan semangat hidup? Bukankah setelah kepergianku kau memilih hidup dengan Ryan? Bukankah dia adalah penyemangat terbaik dalam hidupmu?" Telaknya kembali membuat Mirella melotot tajam kearah Edward yang masih saja memperhatikan geriknya. Sadar dengan tanya yang terkesan menyudutkan dirinya, Mirella berdehem pelan sampai Edward kembali bersuara dan membuat ucapan Mirella tertahan begitu saja.

Breakable HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang