Empat tahun yang lalu...
Sebuah mobil mewah berhenti tepat dihadapannya. Seseorang berbadan tegap keluar dari kemudi dan berjalan mendekat kearah Mirella dengan ekspresi datar. Mata birunya memperhatikan Mirella dari atas sampai bawah dengan begitu intens. Tatapannya beralih pada wajah Mirella yang begitu pucat. Mirella berbalik menatapnya dan beralih memeluknya. Saat ini dia tidak memiliki siapapun dan tubuhnya butuh sandaran sekedar untuk melepas penat meski hanya untuk sesaat. "Aku menyerah," ucapnya setelah terdiam beberapa saat.
"Memang sudah saatnya kau menyerah. Tenanglah, semuanya akan baik baik saja." Bisiknya tepat ditelinga Mirella.
Setelah kepulangannya dari New Zealand disambut dengan berbagai pemberitaan buruk tentangnya dan Mirella, Ryan menjemput Mirella dari istana kebanggaan Edward, ia membawa Mirella menuju apartemennya dan berencana untuk membawa Mirella ketempat dimana seharusnya ia bernapas dan dengan siapa seharusnya ia menjalani sisa hidupnya. Namun, sebelum benar benar pergi meninggallan kota kelahirannya, Ryan memutuskan untuk menemui Edward lebih dulu.
Langkahnya begitu cepat dengan napas memburu. Ia memasuki pesawat pribadi milik Edward setelah berhasil melacak keberadannya lebih dulu. Matanya menangkap sosok yang sudah sangat ingin ia temui. Edward tengah berdiri menghadap jendela dengan tatapan dan ekspresi wajah yang begitu datar dan tanpa aba aba Ryan memukul pria yang terlihat sedang melamun itu.
Bruuuuuk!
Satu pukulan mendarat dipipi Edward disusul beberapa pukulan selanjutnya. Edward terlalu terkejut dan ambruk seketika karena mendapat pukulan secara tiba tiba. Tapi saat menyadari pria yang memukulnya adalah Ryan, Edward malah tersenyum sinis dengan tangan mengelap sudut bibirnya yang berdarah.
"Pria sialan! Pria brengsek! Pengecut!" Ryan mengumpat dan kembali mendaratkan pukulannya pada Edward yang masih diam menerima pukulan demi pukulan yang dilayangkan Ryan dengan penuh emosi.
"KENAPA KAU MENGINGKARI JANJIMU! KAU MENYAKITINYA DAN MEMBUATNYA MENANGIS! BUKANKAH SUDAH AKU PERINGATKAN PADAMU UNTUK TIDAK MEMBUATNYA BERSEDIH DAN MENANGIS?" Tanyanya berteriak.
"SEHARUSNYA KAU MEMPERINGATKAN DIRIMU SENDIRI!" Balas Edward mendorong tubuh Ryan dengan cukup kasar sampai pria berbadan tegap itu jatuh tepat dihadapannya. Dengan cepat Edward menarik kerah kemejanya dengan posisi berlutut dan Ryan terbaring diatas lantai pesawat.
"Kau mengkhianatiku, kau menghancurkan kepercayaan yang aku bangun dengan susah payah. Asal kau tahu, kepercayaanku padamu sudah menghilang sejak kau membawa Rose sebelum aku memberi penjelasan padanya lebih dulu tapi kau seolah tidak pernah berhenti dan membuatku harus selalu mempercayaimu sampai akhirnya aku percaya padamu dan semua kebohonganmu." Edward memelankan suaranya namun kata katanya begitu tajam dengan penuh penekanan.
"Kau memintaku untuk menjaganya dan mengatakan kalau semua yang kau lakukan padanya adalah untuk kebaikanku juga. Tapi kenyataannya kau tidak benar benar memintaku melindunginya untukku melainkan untuk dirimu sendiri. Katakan kalau kau mencintainya karena aku sudah melepaskan wanita itu untukmu. Semuanya selesai!" Lanjutnya mengempaskan tubuh Ryan dan berdiri memberinya ruang untuk bernapas dengan lebih baik.
"Tidak semudah itu! Setelah kau menyakitinya dan membuatnya malu dihadapan banyak orang, sekarang kau melepasnya begitu saja?" Tidak terima dengan perlakuan Edward, Ryan bangkit dan membenarkan pakaiannya yang sedikit berantakan.
"Disini siapa yang benar benar menyakitinya? Dari awal aku berusaha melindunginya bahkan aku mengabaikan perasaanku sendiri saat harus membagi perhatianku pada wanita yang tidak aku cintai. Semua yang aku lakukan adalah untuk melindunginya tapi semua yang Mirella lakukan membuatku hancur lebih dulu!" Balas Edward dengan kilatan emosi yang tertahan. Bagaimanapun juga Edward tidak mau kembali mengotori tangannya karena terlalu sering memukuli pria yang selalu membuatnya kehilangan kendali.
"Semua terserah padamu aku sudah tidak mau peduli lagi dengan Mirella apalagi dirimu. Misi kalian untuk membuatku hancur sudah berhasil dan sekarang ambil sampah yang sudah aku buang karena memang itu kebiasaanmu. Mengambil buangan dariku adalah keahlianmu!" Lanjutnya mencemooh.
"BRENGSEK!" Seru Ryan yang kembali memukul Edward dengan membabi buta. Dia kehilangan akal dan dia tidak peduli jika setelah ini Alexander akan memarahinya bahkan melaporkannya ke polisi.
"RYAN MILLER!" Benar saja. Seseorang muncul dari belakang Ryan dan membuatnya berbalik dengan tatapan tajam yang beralih pada Alexander. "Mulai sekarang aku memberhentikanmu secara tidak terhormat. Pergilah menjauh dari kehidupanku dan juga anakku." Perintahnya dengan nada dingin.
"Kau tidak perlu memberhentikanku secara tidak terhormat karena aku sudah mengundurkan diri lebih dulu."
"Baguslah kalau begitu. Kau bisa pergi sekarang." Tanpa mengubah ekpresinya, Alexander mengusir Ryan dengan tidak terhormat.
"Aku tidak akan pergi sebelum aku menjelaskan semuanya." Tolaknya dengan tegas.
"Baik Edward ataupun aku sudah tidak membutuhkan penjelasan apapun lagi. Semuanya sudah jelas dan kau bisa pergi sekarang."
"Aku harap kalian tidak akan menyesali semuanya dikemudian hari. Kelak saat kalian mengetahui semuanya, pintu maafku dan juga Mirella tidak akan pernah terbuka untuk kalian."
"Aku tidak tahu apa yang kalian ketahui dan dari siapa kalian mengetahuinya, tapi satu hal yang ingin aku tegaskan, aku menjaga Mirella seperti aku menjaga adikku sendiri. Itu pesan terakhir yang Rose sampaikan padaku sebelum dia meninggal,"ucapnya menjeda.
Ryan mengabaikan keterkejutan Edward dan Alexander dan melanjutkan kalimatnya. "Dan aku tidak mungkin meniduri atau mengajaknya untuk bekerjasama menghancurkan masa depan orang yang dicintainya. Tapi disini semua orang salah paham padaku dan juga Mirella. Kalian tidak bisa membedakan mana yang benar benar nyata dan mana yang hanya rekayasa. Meskipun kalian sudah mengenalku sejak kecil, itu tidak bisa mengubah kenyataan kalau kalian tidak pernah bisa menilaiku lebih dulu sebelum menghakimi kami berdua dengan semua tuduhan palsu itu." Jelas Ryan dengan napas memburu menahan emosi agar tidak kehilangan kendali lagi.
"Mulai hari ini aku dan Mirella akan pergi menjauh dari kehidupan kalian dan saat kau mengetahui satu hal tentangnya, aku harap kau tidak akan mengusik kehidupannya lagi." Lanjutnya meninggalkan kedua pria yang kini menatap kepergiannya.
***
"berjanjilah kau tidak akan melarikan diri dariku lagi. Untuk alasan apapun yang kau ketahui tentangku dimasalalu, dan semua kesalahan yang pernah aku lakukan dimasa lalu.""Aku berjanji tidak akan meninggalkan suamiku untuk alasan apapun lagi. Kau juga harus berjanji padaku kalau kau tidak akan menutupi apapun lagi dariku."
"Tentu saja. Aku akan menyerahkan semuanya padamu. Aku berjanji akan membuatmu bahagia."
"Aku ingin kau berjanji tentang satu hal yang sangat penting bagiku."
"Tentang apa?"
"Kau tahu masalaluku tidak menyenangkan. Orangtuaku berpisah dan itu cukup membuatku takut menjalin hubungan dalam ikatan pernikahan. Berjanjilah Kita tidak akan berakhir seperti ayah dan ibuku."
"Kita tidak akan mengulangi kesalahan mereka dimasa lalu. Aku berjanji tidak akan pernah membuat kesalahan yang sama dengan mereka,"
"You will never make my parents mistakes?"
"I will never make your parents mistakes."
"Kau sudah siap?" Suara Ryan menyadarkan Mirella yang tengah hanyut dalam bayangan masa lalunya saat masih bersama Edward.
"Ya, aku sudah siap." Jawab Mirella dengan suara bergetar menahan tangis. Dilihatnya kembali bandara heathrow untuk terakhir kalinya. Ia berharap Edward akan mengejarnya namun tidak ada tanda tanda pria itu akan menahan Mirella untuk pergi meninggalkan London dan kenangan bersamanya, ia tidak melihat pria yang sudah tidak mau menemuinya lagi. Dengan mengembuskan napas beratnya, Mirella beralih meraih tangan Ryan dan mengikuti langkahnya memasuki pesawat yang akan terbang menuju New York, Amerika Serikat.
'Aku sudah berjanji untuk tidak pergi darimu tapi kenyataannya kau pergi lebih dulu. Kau berjanji akan membuatku bahagia tapi nyatanya kau malah membuatku merasakan kesedihan yang mendalam dan membuatku terluka. Jika aku memiliki satu permintaan saja, aku ingin memberi luka ini padamu agar kau paham, tidak semua rasa sakit bisa diterima dengan lapang dada,' ucapnya dalam hati.
October 12 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakable HEAVEN
RomanceSequel from JUST HOW TO LOVE AGAIN Aku sudah berjanji untuk tidak pergi darimu tapi kenyataannya kau pergi lebih dulu. Kau berjanji akan membuatku bahagia tapi nyatanya kau malah membuatku merasakan kesedihan yang mendalam dan membuatku terluka. Jik...