part6

5.9K 315 15
                                    

Jemari Edward bergerak pelan bersamaan dengan kedua matanya yang mulai terbuka memberi celah untuk melihat kesekeliling ruangan. Ia meringis saat merasakan sakit yang teramat disekujur tubuhnya terutama bagian kaki kanan. Sementara kepalanya terasa semakin sakit saat Edward mulai mengingat kejadian demi kejadian yang menimpanya. Mulai dari kecelakaan beruntun, sampai bayangan saat pertama kali sepasang matanya menangkap sosok wanita berbalut jas putih muncul dihadapan Edward dengan tatapan terkejut namun masih berusaha terlihat tenang dan mengubah ekspresinya sedatar mungkin.

Bohong jika Edward tidak terkejut mendapati wanita yang terlihat semakin cantik dengan rambut dicepol rapih dan poni rambut yang disampirkan dibelakang telinganya. Katakan Edward terpukau untuk sesaat sampai akhirnya kenangan empat tahun lalu membuat tatapannya berubah tajam dan syarat akan kebencian. Matanya berkilat ditengah tengah rasa sakit yang ia rasakan sampai akhirnya penolakan yang cukup kasar ia lontarkan begitu saja. Edward melihat tatapan penuh luka saat mulutnya melontarkan penolakan pada wanita yang hendak mengobati lukanya. Namun lagi, bayangan masa lalu seolah menutup pintu hatinya rapat rapat dan yang terjadi, Edward benar benar berusaha untuk tidak peduli.

Edward mengerang dan berusaha mengusir bayangan Mirella yang mengusik pikirannya sejak kemarin. Perlahan Edward mengedarkan pandangannya dan melihat seorang wanita tengah duduk disofa dengan majalah yang menutupi wajahnya.

"Bagus sekali. Kau memaksaku untuk datang ke Paris sampai aku mengalami kecelakaan dan sekarang kau malah terlihat santai dengan majalahmu itu." Cemooh Edward dengan suara parau.

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mungkin memijit kepala atau kakimu yang sakit itu." Balasnya tanpa menoleh kearah sumber suara.

"Setidaknya tunjukkan perasaan bersalahmu. Kau yang menyebabkan kesialan ini menimpaku Elea." Dengan perasaan kesal, Elea menaruh majalah fashionnya disembarang tempat dan mendekat pada Edward yang masih terbaring lemah diatas ranjang.

"Hey! Justru aku menyelamatkanmu dari janji yang berusaha kau ingkari. Setidaknya itu bisa mengurangi dosamu meski hanya sedikit."

"Tapi kau juga tidak berhasil menjalankan perintahku. Seharusnya kau tidak memaksaku untuk menepati janjiku disaat tugasmu saja tidak benar benar selesai." Elak Edward tidak terima.

"Tugasku sudah selesai dan kau sudah tahu hasilnya. Sekarang tinggal tugasmu saja yang harus direalisasikan."

"Disaat keadaanku seperti ini kau masih saja menagih janjiku padamu?"

"Tentu saja. Jangan berlebihan Ed, kau hanya mengalami pergeseran tulang dan pendarahan yang tidak terlalu parah dikepalamu." Balas Elea santai.

"Kau bilang hanya? Lihatlah sekarang, bahkan untuk duduk saja aku sangat kesulitan."

"Jadi kau menyalahkanku? Aku bahkan tidak ada dilokasi kejadian saat kau mengalami kecelakaan."

"Tetap saja ini salahmu. Kalau kau tidak bersikeras mengajakku ke Paris aku tidak akan pergi dan mengalami kecelakaan beruntun yang membuatku terlihat tidak berdaya seperti saat ini." Balas Edward tak mau kalah.

"Berhentilah menyalahkanku. Aku bahkan masih kesal dengan yang kemarin dan sekarang kau menambah tingkat kekesalanku dengan menyalahkan kejadian yang menimpamu itu padaku. Aku akan menjagamu sampai kau sembuh jadi kau tidak perlu khawatir. Anggap saja sebagai rasa tanggung jawabku karena sudah memaksamu ikut denganku kesini sampai kau mengalami kecelakaan."

"Kau memang harus bertanggung jawab untuk semua hal yang menimpaku dan aku tidak mau tahu hari ini aku mau pulang ke New Zealand."

"Kau gila? Bagaimana aku membawamu kesana dalam keadaan seperti ini? Bahkan untuk duduk bersandar saja kau tidak mampu." Cemoohnya dengan tatapan merendahkan tepat kearah kaki Edward yang dipasang gips dan berbalut bidai.

Breakable HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang