part 60

1.7K 177 18
                                    


Steve duduk dan mengembuskan napas leganya sebelum kemudian ia menyalakan layar televisi berukuran besar yang terpasang diruangan kerjanya.

Ia baru saja mendapat kabar dari informan yang ia tugaskan untuk menyelidiki kasus Samuel Robinson yang kini terkuak. Dan atas keberhasilannya itu Steve turut senang sekaligus lega karena kini ia bisa membayar perasaan bersalahnya pada Ryan Miller setelah sekian lama.

Pengusaha besar asal Amerika Serikat tertangkap atas kasus pembunuhan berencana beberapa tahun silam.

Samuel Robinson dan pengakuannya yang memilukan.

Kematian Roward Miller, sekretaris keuangan yang diduga menggelapkan dana perusahaan terbesar diAmerika kini terkuak.

Steven Kennedy tersenyum puas saat melihat nama Robinson memenuhi layar dan siaran berita terkini disetiap acara televisi. Ia juga tak lupa memberitahu Ryan mengenai penangkapan pengusaha licik tersebut dan diperkirakan siang ini Ryan berniat untuk menemui informan yang Steven tugaskan dan mencaritahu detail mengenai usaha yang dilakukan para informan tersebut sampai akhirnya bisa berhasil menangkap penjahat kelas kakap tersebut.

***

Edward memperhatikan Mirella yang tengah tertidur lelap ditempat tidur berukuran besar dengan selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Ya, setelah beberapa kali Edward berusaha membangunkan Mirella yang tertidur dimobil, ia mulai menyerah dan berakhir membawa Mirella ke sebuah hotel disekitaran restaurant yang menjadi tempat tujuan pertamanya. Memang Edward mengkhawatirkan keadaan Mirella yang terlihat begitu lemah dan perlu asupan makan. Namun, sepertinya Mirella lebih membutuhkan waktu untuk tidur daripada mengisi perutnya lebih dulu. Hal itu terlihat dari betapa lelapnya ia tertidur sampai membuat Edward enggan mengalihkan pandangan darinya sejak semalam.

Waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi, namun belum ada tanda tanda Mirella akan terbangun dalam waktu dekat meskipun sebagian tubuhnya sudah mulai tersorot oleh sinar matahari pagi yang menelusup melalui jendela besar disisi ruangan. Edward masih diam memperhatikan Mirella yang masih terlelap saat beberapa kali ketukan pintu akhirnya menyadarkannya dari lamunan. Ia beranjak dan membuka pintu sebelum kembali masuk dengan beberapa menu makanan yang ia pesan agar ketika Mirella bangun ia bisa langsung mengisi perutnya yang sedari malam berbunyi tidak jelas.

"Kau sudah bangun?" Tanya Edward saat mendapati Mirella yang sudah membuka kedua matanya namun masih dalam posisi yang sama.

Mirella masih terdiam mengumpulkan kesadarannya secara penuh sampai akhirnya ia terduduk disisi ranjang sembari mengurut kepalanya yang terasa sakit dan pusing sebelum akhirnya mulai bersuara. " kenapa aku ada disini?."

"Semalam kau tertidur dan aku kesulitan membangunkanmu jadi aku membawamu kesini agar bisa beristirahat dengan baik." Balas Edward memberi penjelasan.

"Bagaimana dengan Brie?" Tanya Mirella dengan raut wajah yang begitu khawatir.

"Dia baik baik saja. Aku sudah menghubungi Darel dan menanyakan kondisinya."

"Kalau begitu ayo kita kembali kerumah sakit."

"Sebaiknya kau makan dulu. Aku sudah memesannya untukmu."

"Aku bisa makan..."

"Dilain waktu?" Potongnya menatap tidak suka pada wajah lesu Mirella. Yang benar saja, dia belum mengisi perutnya dengan apapun namun tetap saja tidak peduli.

"Makan sekarang. Semalaman aku tidak bisa tidur karena suara perutmu yang terus berbunyi. Aku yakin kau sangat lapar." Perintahnya membuat Mirella menatap sinis kearahnya.

"Siapa yang menyuruhmu untuk mendengarkan suara perutku?"

"Tidak ada. Makanlah. Apa perlu aku suapi?" Tanya Edward sembari menyodorkan nampan berisi makanan dan minuman.

Breakable HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang