part27

5K 302 42
                                    

Bersiaplah untuk membaca part yang wordsnya mencapai 3551. Mungkin ini yang terpanjang selama proses penulisan. Jadi disarankan mencari tempat yang tenang dan suasana yang sepi untuk menghadapi konflik dipart 27 ini. Author aja sampe gagal buat update tadi malam gara gara revisinya sampai bikin ngantuk dan ketiduran.

Satu lagi, kalau ada typo atau salah salah ketik, mohon ditag dan komen dengan cara yang bijak. Udah itu aja, sekian dan terimakasih.

Happy reading...

Sore itu Ryan sengaja pulang lebih awal dari biasanya karena ia sangat tidak sabar ingin memberikan hadiah kepada Allysha. Snow globe berukuran sedang tersimpan rapih didalam sebuah kotak. Ia sengaja membelinya dari sebuah toko pernak pernik yang ia lewati saat jam makan siang. Ingatannya langsung tertuju pada Allysha yang memang menyukai segala hal tentang salju.

Dengan membawa kotak berisi mainan kesukaan allysha, Ryan berjalan menuju halaman belakang setelah mendapat kabar kalau puteri yang sudah ia anggap sebagai anak kandungnya sendiri tengah melukis dikursi yang mengarah langsung pada tanaman hijau didepannya."Hai! Apa yang sedang kau lakukan anak manis?" Sapa Ryan membuat Allysha menoleh sejenak kemudian kembali fokus pada lukisannya.

"Melukis." Jawab Allysha ditengah tengah kegiatannya yang saat ini sedang mewarnai hasil karyanya diatas kanvas.

"Baiklah. Apa yang kau lukis?" Tanya Ryan yang merasa aneh dengan jawaban Allysha yang begitu singkat.

"Lihat ini, aku hampir selesai." Allysha bangkit dari duduknya dan berjalan menuju Ryan yang berdiri beberapa meter dibelakangnya.

"Ini pasti Allysha dan Brianna. Dan ini mommy sama daddy. Benarkan?" Tebak Ryan saat melihat lukisan empat orang manusia yang berdiri tegak dan saling berdekatan.

"Ya, aku hanya perlu menggambar satu orang lagi disamping Mommy." Jawab Allysha antusias.

"Siapa? Joanne?" Tanya Ryan setengah menebak.

"Daddy Ed." Jawab Allysha membuat Ryan menegang dan terdiam untuk beberapa saat.

"Kau mendengarkanku?"

"Oh ya, kalau begitu gambarlah." Saran Ryan mengembalikan lukisan Allysha.

"Kenapa diam?" Ryan bertanya saat mendapati Allysha yang tiba tiba saja terdiam seperti kebingungan.

"Aku lupa wajahnya. Mommy hanya memperlihatkan Daddy Ed satu kali, itu juga dari samping dan aku belum sempat mengingatnya dengan jelas." Keluh Allysha mengerucutkan bibirnya.

"Kau bisa mengingatnya setelah besar nanti. Kemarilah, Daddy punya sesuatu untukmu,"ucap Ryan beralih mengajak Allysha untuk kembali duduk dikursi yang sejak awal menjadi tempat Allysha bersantai dengan cat warna dan kanvasnya.

"Apa?" Tanya Allysha sejenak mengusir rasa penasaran dengan wajah Daddynya, Allysha menurut dan mengikuti langkah Ryan untuk duduk dikursi berwarna coklat tersebut.

Ryan menunjukkan kotak berwarna merah muda yang sedari tadi luput dari perhatian Allysha yang terlalu fokus mengingat wajah daddynya. "Kau suka salju kan?" Tanya Ryan saat Allysha membuka kotak snow globe berisi rumah rumah kayu, dan pohon berhiaskan lampu kecil berwarna warni yang membuat Allysha menyeringai senang dan mengabaikan pemikirannya tentang Daddy Ed yang belum sempat ia lukis.

 "Kau suka salju kan?" Tanya Ryan saat Allysha membuka kotak snow globe berisi rumah rumah kayu, dan pohon berhiaskan lampu kecil berwarna warni yang membuat Allysha menyeringai senang dan mengabaikan pemikirannya tentang Daddy Ed yang belum sempa...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Breakable HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang