"Hubungi aku kalau Allysha rewel dan jangan katakan pada Ryan kalau aku kembali kerumah sakit. Kau mengerti?" Pesan Mirella setelah menidurkan Allysha dikamarnya.
"Ya." Jawab Joanne mengangguk pelan.
Setelah mengantarkan Allysha pulang dengan Joanne, Mirella memutuskan untuk kembali kerumah sakit karena Frans terus menghubungi dan meminta Mirella untuk menemuinya. Beruntung Allysha dalam keadaan tertidur, jadi tidak sulit untuk meninggalkannya meskipun hati kecilnya menolak dan ingin tetap bersama Allysha untuk waktu yang lebih lama. 'Setidaknya dia terlelap dipelukanku,'ucap Mirella dalam hati. Selama perjalanan menuju Bougival, Mirella memang sengaja meminta Joanne untuk mengendarai mobilnya agar Allysha bisa terus berada dipangkuannya sampai akhirnya ia tertidur dengan begitu nyenyak.
Memarkirkan mobilnya tepat didepan rumah sakit, Mirella menyerahkan kunci mobil pada petugas yang akan dengan senang hati memarkirkan mobilnya ditempat yang seharusnya. Kaki jenjangnya berjalan masuk melewati lobby dan memasuki lift menuju ruangan Fransisco Karson, pria yang membuatnya harus kembali kerumah sakit dan membatalkan rencananya untuk menghabiskan waktu bersama Allysha.
Dengan ketukan pelan, Mirella membuka pintu ruangan Frans dan mendapati pemilik ruangan tengah sibuk dengan layar pintar didepannya. Entah apa yang dilakukannya namun dari ekspresi wajahnya, Mirella bisa memastikan kalau Frans begitu serius dengan pekerjaannya sampai tidak meluangkan waktu sekedar untuk menoleh dan melihat Mirella.
"Dokter memanggilku?" Pertanyaan pertama mulai keluar dari mulut Mirella bersamaan dengan langkahnya yang mengambil posisi duduk dikursi hitam berhadapan dengan Frans dan pandangannya yang terhalang oleh layar laptop.
"Aku membutuhkan data pasien bulan lalu. Atas nama Roger Lagerfeld. jika tidak salah dia juga pasienmu yang mengalami patah tulang dan menjalani operasi fraktur. Kau masih menyimpannya?" Jelas Frans membuat Mirella mengembuskan napas lega. Meskipun ia sedikit lupa dengan pasien yang dibicarakan oleh Frans, namun ia bersyukur dalam hati. 'Setidaknya Frans tidak memarahiku karena sudah mengabaikan Edward,'ucap Mirella dalam hati.
"Sepertinya masih. Memangnya kenapa? Apa ada masalah?" Tanya Mirella menanggapi sambil mengingat kembali nama pasien yang tengah menjadi perbincangan.
"Pasien membutuhkan rekam medisnya untuk keperluan pemeriksaan lanjutan diAmerika." Jawab Frans menutup layar laptop dan beralih menatap lawan bicaranya.
"Kenapa tidak..."
"Karena sekarang dia tinggal disana dan tidak memiliki waktu terbang kesini untuk melakukan operasi pelepasan skrup denganmu. Dan kalau kau bertanya kenapa melalui dokter bedah sebagai perantara? Salahkan dirimu yang sejak tadi menghilang dan membuat petugas administrasi kesulitan untuk menemuimu." Seolah mengerti, Frans memberi penjelasan bahkan saat Mirella belum selesai bertanya.
"Baiklah. Maafkan aku."
"Dengar! Ini adalah masalah kecil yang bisa saja berdampak besar. Dan berhubung Mr.Ragelfeld bukanlah jenis manusia seperti pasienmu, kau selamat. Hari ini juga berikan berkas pasien pada Carol. Biar aku saja yang mengurus semuanya dan kau boleh kembali bekerja." Jelas Frans sedikit menyinggung pasien Mirella yang mempermasalahkan hal kecil sampai akhirnya menjerat Mirella dalam masalah. Siapa lagi kalau bukan Edward Williams.
"Bekerja?" Mirella malah membeo mengingat ia sudah melupakan pekerjaan dan ingin segera kembali pulang.
"Ya, aku tidak melupakan tugas tambahanmu. Sekarang sudah siang dan jangan terlambat mengantarkan makan siang untuk pasienmu, Edward Williams." Lanjut Frans mengingatkan.
"Ya, aku permisi." Ucapan Frans tidak mudah dibantah sampai akhirnya Mirella memilih pasrah dan beranjak dari duduknya.
"Anggap saja dia sama seperti pasienmu yang lain jika kau takut bernostalgia karena terus berhadapan dengannya." Frans memperhatikan Mirella yang berubah muram ketika membahas mantan suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakable HEAVEN
RomanceSequel from JUST HOW TO LOVE AGAIN Aku sudah berjanji untuk tidak pergi darimu tapi kenyataannya kau pergi lebih dulu. Kau berjanji akan membuatku bahagia tapi nyatanya kau malah membuatku merasakan kesedihan yang mendalam dan membuatku terluka. Jik...