Ipar

141 27 10
                                    

Huwaaaaaa. Selamat 2025 gaesss. Ajigile, udh tahun 2025 Author masih bertahan di pair ini, Veomi. Aneh ga sih gaes, padahal JKT udh Gen ke berapa tapi author masih bikin cerita begini. Author ga berharap lebih sih kalo yang baca bakal sebanyak dulu. Tapi, sumpah dah author sama sekali ga bisa berpaling sama kedua badai ini. Maap ya kalo banyak yg reques cerita pair lain, ga bisa author ga bisaaaaaa. Plis masih ada yg baca ga sih, Komen ya...

Author bukan bermaksud cuek ya gaes author selalu baca2 komen2 kalian ko, karena author kerjaan nya lagi gak ngotak author di waktu senggang selalu sempetin nulis cerita kok.

Yg Zombi juga udah jalan setengah. Tenang author up ko nanti. Oke selamat membaca.

......


Pilu berduka, langit meredup. Tangisan histeris juga tangisan pilu menggema. Di sudut ruang rumah sakit, begitu nyaring alunan suara tanpa nada. Saat tubuh itu tertutup kain, semua Pilumenatap tak percaya.

"Ve, Yang sabar nak. Naomi sudah tidak sakit lagi"

..

"Ve, aku ingin kamu menemukan pasangan yang bisa mengerti semua tentang diri kamu setelah aku pergi" satu sosok wanita yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Selang infus juga selang oksigen terus beradu di dalam tubuh nya. Ve menggeleng sembari menahan tangis, diri nya tahu bahwa wanita yang sedang di genggam tangan nya itu terlihat sudah tak akan bertahan lama lagi. Mata yang sayu serta suara yang parau. "Maafkan Aku Jika aku belum bisa buat kamu bahagia selama hidup dengan ku, Ve tolong jaga Zee untuk ku" pecah Sudah kelopak itu. Tak tahan menahan genangan yang memaksa untuk jatuh.

Ve menenggelamkan wajah nya di antara tangan Naomi yang diri nya genggam, padahal suara monitor memberi tahu agar Ve memberi nya Salam perpisahan dengan wajah yang masih bergerak itu. Namun Ve sangat tidak ingin melihat wajah Naomi yang penuh kesakitan itu, pundak itu bergetar hebat mengabaikan semua perawat yang sedang mengurus Naomi. Dokter membiarkan posisi Ve seperti itu, kepasrahan Ve sangat membuat para perawat begitu tersayat.

Tubuh Naomi membeku, semua tangan berhenti bertindak. Ve sudah merasakan bahwa Naomi telah tiada, tangan dingin itu sangat Teresa pada kulit Ve. Dokter mengangkat tubuh Ve karena Naomi akan segera di tutup dengan Kain. Semua kerabat memasuki ruangan itu sembari memberikan teriakan histeris. Sebelum nya Ve mencium kening Naomi untuk yang terakhir kali nya.

"Ve, yang sabar nak. Naomi sudah tidak sakit lagi" usapan bahu pada Ve yang di berikan oleh sang Papa, langsung saja diri nya berhambur kedalam pelukan pria itu. Sang Papa mengerti bagaimana perasaan Ve, karena diri nya pernah merasakan bagaimana di tinggal sang istri tiada. Bahkan Papa Ve menitikan air mata.

Ibu Naomi pinsan, diri nya terbairng di atas sofa yang ada di ruangan itu. Semua nya seperti mimpi untuk Ve. Wanita yang sangat di cinta nya telah pergi menghadap sang maha kuasa, padahal Ve masih ingin melewati hal-hal indah bersama nya. Namun, semua telah sirna tidak ada lagi Sosok Naomi yang selalu Ve kagumi. Ibu dari Zee kini telah Abadi di kehidupan yang baru.

.

Satu per satu semua orang meninggalkan pemakaman. Hanya ada Ve dan keluarga yang masih berdiam diri, Kini Ve duduk di pinggir nisan itu sembari menggendong sang Anak. Ibu dari Naomi tidak ikut, diri nya masih pinsan di rumah. Anak yang sudah di besar kan nya kini telah tiada, orang tua mana yang hati nya tak terluka.

VeomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang