Hy, ada yang kangen gak?
Happy Reading🌱
"Sudah siap?" Tiba-tiba sebuah suara berada di belakang Bagus.
Tepat disamping Ana.
"Allahuakbar!" Ana terkejut. Ia mengusap dadanya yang sudah mulai berdebar saat matanya tak sengaja bersitatap dengan Gus Fahmi.
"Oh, Afwan!" Gus Fahmi tersenyum menunduk setelah melihat ekpresi Ana.
Bagus yang tak kalah terkejut juga langsung mundur dua langkah.
Ia membukakan pintu di depan Ana.
"Monggo Gus," ucapnya kemudia seraya mempersilahkan Gus Fahmi untuk masuk.
"Biasa saja Gus, seperti waktu di turki. Panggil Fahmi atau Anshori saja," ujar Gus Fahmi sebelum memasuki mobil.
Ana menunduk. Menatap tali sepatu yang dipakainya.
ANSHORI.
Nama itu terdengar lagi di telinga Ana. Nama yang dulunya membuat hatinya bergetar walau hanya mengeja tulisannya. Ia juga melihat senyum itu lagi. Senyum yang dulu juga pernah membuat ia selalu ingin menghabiskan waktu bersamanya.
Dan kini, ia pun harus duduk tepat di belakang orang yang baunya saja membuat ia selalu merindu.
Ya Allaaah, kuatkan! Kuatkan hamba agar tak menangis lagi! Batinnya.
Ana berharap acara hari itu akan cepat selesai walau ia masih belum melangkah pergi.
Waktu terasa begitu lama saat Bagus masih saja berdiri di depan mobil, di samping kemudinya. Seperti masih ada yang dia tunggu.
Gus Fahmi menurunkan kaca mobilnya.
Menatap ke arah spion yang mengukir jelas wajah Ana yang tengah tertunduk.
Wajah yang juga dia rindukan kepolosannya.
Wajah yang masih sangat jelas diingatannya setiap kali Ana bertanya sesuatu tentang yang tak ia mengerti.
Ekspresinya, senyumnya, bahkan permintaannya.
Hampir lima menit mereka membisu di dalam mobil, menikmati perasaan mereka masing-masing.
Sampai akhirnya seorang wanita cantik bergamis putih tergopoh mendekati mobil.
Dengan sigap Bagus membukakan pintu untuk Ning Aisy.
Gus Fahmi masih larut dengan pandangannya, sedangkan Ana menoleh ke arah Ning Aisy yang berkostum sama dengannya tengah memasuki mobil dan duduk di sampingnya.
Di susul Bagus yang juga duduk di bangku kemudi.
"Maaf, tadi masih harus nyiapin ini!" tunjuk Ning Aisy pada sebuah tas di tangannya. Tampak seperti bekal.
"Wuah.. bawa bekal Ning?" tanya Bagus.
"Bibi yang nyiapin, katanya Kak Fahmi bisa lupa makan kalau sudah sibuk."
Sudut bibir Ana terangkat. Pikirannya mulai tak bersih.
Tatapannya beralih ke arah spion di samping Gus Fahmi.
Tepat ke arah wajah Gus Fahmi yang tampak terkejut melihat Ana tengah memergokinya.
Cepat ia membuang muka ke arah Bagus.
"Kita berangkat?" tanya Bagus lagi yang dijawab oleh anggukan oleh Gus Fahmi.
"Bismillah..." Bagus menyalakan mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella Pesantren༊*·˚ [END]
Teen Fiction[SUDAH DI TERBITKAN] sekelumit tentang... #Ana : Perempuan yang mempunyai sifat ceria, ceplas ceplos dan santri baru yang mondok karena rasa ingin taunya, mengenai penyebab kakak sepupunya yang tiba tiba pergi ke Turki tanpa pamit padanya. dan Pen...