Aku saranin sambil play lagu :"armada harusnya aku" biar lebih jleb gtu 😂😂
.
.
..
Happy reading 🌵
Pak Karim dan Bu Karim melanjutkan pekerjaannya di belakang.
Sementara Ana dan Gus Fahmi memilih untuk duduk di sebuah bankgu panjang dari papan di teras depan rumah Pak Karim.
Hujan masih deras, sepertinya tidak ada tanda-tanda akan berhenti hujan dalam waktu dekat.
Gus Fahmi melirik arlojinya. Sudah jam delapan lewat. Ia melirik Ana yang hanya menggerakkan kakinya yang tak sampai ke lantai sambil menikmati pemandangan air hujan di depannya. Wajahnya polos tanpa make up sedikitpun. Terlihat manis, dan tidak membosankan.
"Ana." Gus Fahmi sudah memalingkan wajahnya saat memanggil nama Ana.
"Ya?" Ana menoleh ke arah Gus Fahmi.
"Bungkus cokelat waktu itu, aku menuliskan sesuatu di sana. Ana sudah baca?"
Ana tersenyum. "Sudah," jawabnya kemudian.
Gus Fahmi ikut tersenyum.
"Lalu, tanggapan Ana bagaimana?"
Ana menggigit bibirnya. Ia mencoba mengingat tulisan itu."Aku rasa tidak ada yang perlu dibahas tentang surat itu."
"Berarti Ana sudah mengerti semuanya?"
"Ya jelas aku ngerti, orang pakai bahasa Indonesia."
Gus Fahmi diam. Ia ingin sekali bertanya tentang ungkapan perasaannya pada Ana. Namun lidahnya terasa amat sangat kelu.
"Apa jawaban Ana?" tanyanya ragu.
"Memangnya di sana ada pertanyaan? Bukannya hanya permintaan maaf kamu karena sudah memelukku?"
Gus Fahmi menelan ludahnya. Ia sama sekali tak berani mengangkat wajahnya untuk sekadar menoleh ke arah Ana yang sudah menatapnya lebih dulu. Gus Fahmi mengangkat tangan kirinya lalu mengusap pelipisnya. Dirinya benar-benar gugup di samping Ana.
"Yaa... kalau maksud kamu jawaban dari permintaan maaf kamu, aku udah maafin kok. Tapi, aku tetep gak suka kamu ngorbanin diri buat aku." Ana menghentikan gerakan kakinya.
Kali ini tangan Gus Fahmi tak hanya mengusap pelipisnya, tapi juga mulai menggaruk-garuk keningnya. Seolah-olah kehabisan kata-kata.
Ana melepas tasbih di lengannya, lalu memperhatikan huruf fa' yang hampir memudar itu.
"Kata Ning Aisy, tasbih ini sangat berarti buat kamu. Sampai-sampai, Abah kamu saja tidak kamu kasih pinjem. Tapi kenapa malah kamu kasih ke aku?"
Gus Fahmi menghentikan gerakan tangannya. Lalu menoleh ke arah Ana yang tengah memperhatikan tasbih di tangannya. Tasbihnya.
"Jawabannya ... " Gus Fahmi diam sejenak, menggantung jawabannya.
Ana menoleh dengan kening berkerut penuh tanya.
🌦🌦🌦🌦
"Maksud Aisy apa?" tanya Gus Azmi penuh selidik.
Ning Aisy menggigit bibirnya lalu melangkah menuju tempat duduk di ruang tamu Pak Haryono.
Gus Azmi dan Bagus ikut duduk menatap Ning Aisy.
"Mungkin mereka berjalan-jalan bersama?" Gumam Ning Aisy lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella Pesantren༊*·˚ [END]
Teen Fiction[SUDAH DI TERBITKAN] sekelumit tentang... #Ana : Perempuan yang mempunyai sifat ceria, ceplas ceplos dan santri baru yang mondok karena rasa ingin taunya, mengenai penyebab kakak sepupunya yang tiba tiba pergi ke Turki tanpa pamit padanya. dan Pen...