CP 8

37.5K 2.3K 39
                                    

Happy Reading🌱

Ana menarik tisu yang di sodorkan oleh seorang pria yang baru saja masuk ke kamarnya. 

Bunda dan Bu denya sudah pergi beberapa saat yang lalu.

"Kenapa nangis Ana? Ana gak suka lihat Kak Bagus disini?" Tanya pria di sampingnya yang tak lain adalah Bagus, kakak sepupunya.

Ana membuang mukanya. 

Ia terus saja mengusap air matanya yang masih mengalir, Mencoba menyembunyikannya dari Bagus.

Bagus tersenyum sambil menatap cermin di depan Ana.

"Ana tambah cantik, Kak Bagus hampir tidak mengenali Ana" ujarnya lagi.

Ana masih diam.

"Kak Bagus baru datang kemarin lusa dan Kak bagus juga dengar kabar Ana ada di pondok juga baru kemarin Lusa"

Ana membuang tisunya tepat di depan kaki Bagus. 

Sekali lagi Bagus tersenyum.

"Ana, masih tetap gak mau bicara sama Kak Bagus? Kalau begitu Kak Bagus pergi aja ya?"

Ana berbalik lantas langsung memeluk Bagus erat. 

"Ana kangen Kak ..." ujarnya lirih.

Bagus berusaha menenangkan hatinya. Jantungnya berdebar hebat. 

Ia bukan tak tahu hukumnya untuk tidak memeluk adik sepupunya itu.

Seorang adik yang sejak kecil tumbuh bersama dirinya. 

Seorang adik yang nyaris tak pernah menutupi apapun darinya. 

Begitu juga dengan dirinya. Namun hatinya benar-benar tidak bisa dikendalikan saat ini.

Tangannya jatuh pada kepala Ana, Membelainya perlahan, berusaha menenangkan Ana. Sambil berkata, "Ana, Ana sudah tidak boleh memeluk Kak Bagus begini, atau Ana mau jadi istri Kak bagus?"

Seketika Ana langsung melepas pelukannya. 

"Sorry ..." ucapnya lirih lagi.

Ana menundukkan wajahnya yang sembab. 

Bagus mengepalkan tangannya. Dalam hatinya berontak, ingin sekali menggenggam tangan wanita di depannya. 

Namun kembali lagi ia ber-istighfar. 

Menyadarkan hatinya bahwa itu tidak boleh dilakukannya.

"Ana sudah makan?" Tanya Bagus memecah kesunyian.

"Kak Bagus jahat! Pergi ke Turki tanpa bilang-bilang dulu, messengger Ana juga gak pernah dibalas, padahal Ana sering lihat Kak bagus lagi online, tapi kenapa segitu cueknya sama Ana?!" protes Ana.

'Kamu tidak tahu bagaimana perjuanganku untuk tidak membalas semua pesanmu, Itu karena aku takut kalau aku membalas semua pesanmu, aku malah akan kembali ke sini. Menemuimu' Jawab Bagus dalam hatinya.

"Ana bener-bener kangen sama Kak Bagus!"

'Aku lebih merindukanmu di setiap saat aku berada di sana'

"Kak Bagus tau kenapa Ana sampai mondok di tempat Kak Bagus? Karena Ana ingin mencari penyebab Kak Bagus pergi ke Turki tanpa memberi tahu Ana, Mungkin ada seseorang yang begitu spesial disana yang menjadi alasan keberangkatan Kak Bagus"

'Betul, alasannya memanglah orang yang sangat spesial buatku. Tapi bukan di sana, melainkan di sini. Kamu Ana' lagi lagi bagus hanya bisa menahan katanya dalam hati.

Cinderella Pesantren༊*·˚ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang