CP 7

36.3K 2.4K 22
                                    

Happy Reading🌱

Ana keluar dari mobilnya setelah sang supir memarkir mobil tepat di halaman rumahnya. 

Disusul sang Bunda dibelakangnya. 

Ana melangkah masuk ke dalam rumahnya dengan menggandeng lengan Bundanya.

"Ana istirahat ya, nanti sore ikut Bunda ke rumah Bude Ajeng" ujar Bunda seraya mengelus pundak Ana.

"Emang ada acara apa di rumah Bude Bunda?" Ana menatap bundanya penasaran.

"Acara kumpul keluarga saja, sudah lama tidak kesana, Ana juga sudah lama kan tidak berkunjung kesana?"

'Ya betul.. setahun setelah kak bagus ke Turki aku tidak pernah kesana lagi'. Ujar Ana dalam hati.

Bunda pun bergegas menuju kamarnya. 

Sedangkan Ana beranjak menuju kamarnya sendiri.

_BFA༊*·˚

Ting.

Bunyi pertanda sebuah pesan whatsApp telah masuk. 

Seorang pria menghentikan aktifitas membacanya, Meraih ponselnya dan membaca pesan yang masuk untuknya.

Bagus :

Sibuk?

Dengan cepat pria itu membalasnya.

Tidak, kenapa?


Nanti sore ke rumah ya, ada acara kecil kecilan disini
menyambut kedatanganku

kenapa tidak ngundang Abah saja?

Gak enak, bukan acara resmi kok.
aku ngundang kamu karena kamu sahabatku

Insyaallah aku hadir 

HARUS!!!

Pria itu tersenyum sambil geleng-geleng kepala.

Ia beranjak dari duduknya menuju ruang tengah. Tempat orang tuanya tengah berbincang-bincang santai.

"Abah, umi! Fahmi mohon ijin untuk pergi nanti sore" ujar pria yang tak lain bernama Fahmi itu.

Benar, lebih tepatnya GUS FAHMI, Putra mahkota Pondok Pesantren An-Nur.

"Mau kemana?" Tanya sang Kyai.

"Ada undangan silaturrahmi dari Bagus, Teman yang juga dikirim ke turki 2 tahun yang lalu"

"Oh, Bagus? Iya iya, Abah ingat"

"Kamu mau sama siapa nak?" kini sang Umi yang bertanya.

"Insyaallah sendiri saja Umi"

"Jangan, bawa teman saja dari sini! Perjalanan ke rumah Bagus bukannya butuh waktu 2 jam ya? Nanti khawatir pulangnya malam."

Gus Fahmi tersenyum.

"Umi, ini acara silaturrahmi antar teman, kalau Fahmi bawa teman dari pondok kesannya malah gak enak, Nanti kalau ternyata Fahmi ke enakan ngobrol sama Bagus gimana?, kan kasian temannya yang nunggu lama di mobil?!"

"Iya juga, Umi hanya khawatir kamu lelah nak"

"Anak laki-laki kok gak bakalan capek?" ujar sang Abah lirih yang ditanggapi dengan lirikan dari Umi, dan senyuman dari Gus Fahmi.


_BFA༊*·˚

Ana melangkah turun dari mobilnya. 

Dia terlihat sangat cantik dengan gamis bermotif bunga sakura di tubuhnya. 

Keanggunan juga terpancar dari wajah bersihnya yang dibalut dengan hijab berwarna biru tosca.

Siapapun yang melihatnya seolah tak percaya bahwa yang ada di depannya adalah Ana yang sama seperti yang mereka kenal dahulu.

Ana yang manjanya gak ketulungan, selalu memakai kaos dan celana jogger. Hampir berubah 360 derajat dengan penampilannya hari ini. 

Termasuk Bagus yang saat itu pun tengah berada di taman rumahnya bersama saudara-saudaranya yang lain.

Subhanallah...

Ucapan itulah yang berkali-kali di ucapkan Bagus dalam hatinya. 

Seolah-olah ia tak bisa berkata-kata lagi dalam sepersekian detik, Dadanya bergemuruh. 

Matanya tak bisa berkedip melihat Ana yang tengah sibuk bersalaman dengan saudara-saudaranya yang lain.

"Ana?, masyaAllah pangling bude lihatnya, cantik bener!" pujian dari Bude Ajeng hanya dibalas dengan senyuman oleh Ana.

"Oya, ada kejutan buat kamu, tuh..!" Budenya menunjuk seorang pria berkoko biru yang tengah berdiri menatapnya.

Tatapan mereka beradu, Ana tertegun. Ada rindu dalam tatapnya.Benarkah? Hatinya merasa ragu untuk mengakuinya.

Kak Bagus?

Matanya memanas, Kakinya perlahan berjalan menuju pria itu. 

Sebelum sampai ditempat si pria, Ana sudah terduduk dan terisak sesenggukan, membenamkan wajahnya di kedua lengannya. 

Cepat si pria itu melangkah ke arahnya lalu mengusap kepala Ana perlahan.

Sang Bunda dan Bude Ajeng yang tak lain adalah Mama Bagus pun menghampiri Ana yang tengah terisak.

"Ana, kita kedalam saja yuk!" ajak Bunda seraya membantu Ana untuk berdiri dan memapahnya menuju kamar Bagus.

Udah dulu TBC.

Part ter nyesek d awal bagi saya😪

Jangan lupa klik bintang pojok kiri :v

See you next chapter...

A story by : Laily shofaria

Cinderella Pesantren༊*·˚ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang